Tentang Guru Syaikh Albani

Tentang Guru Syaikh Albani

TENTANG GURU SYAIKH AL-ALBANI

Syaikh Albani memang terbilang luar biasa dalam hal semangat belajar dan jelajah kajian haditsnya. Banyak jasa beliau yang patut diapresiasi lepas dari hal lain tentang beliau seperti bid'ah, kesalahan, dan umpatan kasar yang sering melewati batas kepada yang berbeda dengan beliau. Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dan Syaikh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi adalah diantara ulama' semasa yang pernah merasakan sengatan panas kritik kasar beliau. 

Bicara tentang siapa guru (khususnya guru hadits) beliau adalah satu hal yang cukup menarik. Banyak kritik dilayangkan karena beliau dianggap tidak memiliki guru mulazamah dan sanad keilmuan (hadits) melalui jalan talaqqi. Beberapa ahli ilmu dari Salafi Wahabi mencoba membela, bahwa yang benar Syaikh Albani memiliki beberapa guru dan sanad riwayat. Nama (1) Syaikh Nuh bin Adam bin Najati al-Albani (ayahnya sendiri), (2) Syaikh Muhammad Raghib at-Thobbakh (ahli hadits Ahlussunnah wal Jama'ah kenamaan), dan (3) Syaikh Sa'id al-Burhani disebut sebagai guru Syaikh Albani. Sebagian mereka ada yang menambahkan nama (4) Syaikh Ahmad Syakir (ulama' hadits Mesir), (5) Syaikh Badruddin al-Hasani (ahli hadits Syam), dan (6) Syaikh Muhammad Bahjah al-Baithar (murid Syaikh Jamaluddin al-Qasimi). Tetapi pembelaan ini menurut saya tidak sepenuhnya benar dan bahkan asal tulis saja. 

Syaikh Albani belajar kepada ayahnya, Syaikh Nuh dan Syaikh Sa'id al-Burhani hanya dalam pelajaran dasar fikih Hanafi, Nahwu dan ilmu balaghoh dan tidak sampai level tinggi. Dan sebagaimana yang masyhur, Syaikh Albani bukan ulama yang pakar dibidang ilmu-ilmu tersebut. Bahkan kalau menengok ungkapan Syaikh Albani sendiri, ayah beliau bukanlah ulama' mumpuni dalam keilmuan Islam. 

Kemudian dengan Syaikh Raghib at-Thobbakh yang kemudian diklaim mengijazahkan secara ammah riwayat hadits juga bukan mulazamah atau talaqqi belajar hadits. Syaikh Albani pun berjumpa dengan Syaikh Raghib at-Thobbakh hanya sekali saja. Jadi aneh jika hanya sekali bertemu tetapi kemudian kemana-mana dijual nama Syaikh Raghib at-Thobbakh sebagai guru hadits Syaikh Albani. Bahkan dalam wikipedia juga disebut Syaikh Albani belajar (hadits) dihadapan Syaikh Raghib. Ajaib ini!

Kemudian dengan Syaikh Ahmad Syakir, Syaikh Albani juga hanya berjumpa saat haji saja dan bukan murid talaqqi atau mulazamah. Bisa dicek dalam rekaman suara kaset yang diunggah di youtube. 

Dalam kitab "Hayat al-Albani" karangan Muhammad Ibrahim asy-Syaibani disebutkan bahwa Syaikh Albani pernah beberapa kali hadir dalam majlis Syaikh Muhammad Bahjah al-Baithar. Tetapi dalam rekaman kaset yang disebar dalam youtube, Syaikh Albani ditanya tentang apakah beliau talaqqi dihadapan Syaikh Bahjah? Syaikh Albani menjawab tidak. Mana yang benar? Wallahu A'lam silahkan nilai sendiri.

Kemudian dengan Syaikh Badruddin al-Hasani asy-Syafi'i, muhaddits Syam, juga tidak saya temukan data bahwa diantara murid beliau adalah Syaikh Albani. Apalagi ini hanya klaim salah seorang pembela Syaikh Albani dari Indonesia saja. Saya menyangka, kalaupun pernah berjumpa, mungkin hanya sekali atau dua kali dan tidak bisa disebut murid talaqqi atau mulazamah. 

Yang lebih unik lagi, sanad Syaikh Albani dari Syaikh Muhammad Raghib at-Thobbakh yang dishare kawan-kawan Salafi Wahabi adalah melalui nama-nama beken ulama Asy'ariyah yang sufi dan sering disebut sebagai ulama sesat dan pendakwah kebid'ahan dan syirik. 

Misal tulisan mereka:

"Adapun al Allamah al Albani, maka beliau meriwayatkan dari Muhammad Raghib ath Thabbakh, dari Abu Bakar Khuqir al Hanbali, dari Husain bin Muhsin al Anshari, dari al Wajih Abdurrahman bin Sulaiman al Ahdal, dari Muhammad Murthadha az Zabidi al Husaini, dari Ahmad Sabiq az Za’bali, dari Muhammad bin al ‘Alaa’ al Babili, dari Syams ar Ramli, dari Zakariyya al Anshari, dari al Hafizh Ibnu Hajar" (copy asli tulisan mereka)

Kemudian setelah itu, mereka membela diri, bahwa sanad dari ahlul bid'ah bukan satu masalah besar sebagaimana Imam Bukhari yang memiliki sanad dari ahli bid'ah. Secara tidak langsung, mereka mengakui bahwa perawi-perawi dalam silsilah sanad Syaikh Raghin at-Thabbakh tersebut adalah ahli bid'ah. Apa ini tidak lelucon!

Bagi saya, sampaikanlah data dengan kejujuran bahwa memang Syaikh Albani tidak memiliki guru hadits, baik riwayah atau dirayah melalui jalan talaqqi atau mulazamah. Tak perlu melakukan pembelaan dengan cara-cara yang tidak sportif dan tidak diridhoi Allah. 

Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur

Kalau mencari nama guru Syaikh Albani belasan tahun lalu, maka tidak akan ditemukan nama satu pun. Tapi kalau mencari sekarang, tiba-tiba muncul beberapa nama. Jelas nama-nama itu muncul belakangan ditempel begitu saja oleh muhibbinnya agar terlihat seolah beliau punya sanad setelah dibully habis-habisan dengan isu hanya belajar otodidak di perpus. 

Namun apa artinya beliau bodoh kalau tidak punya guru? Nggak, beliau tetap alim meskipun belajar otodidak. Beliau punya kelemahan dan juga punya kelebihan.

by Ustadz : Abdul Wahab Ahmad

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Tentang Guru Syaikh Albani". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait