Perayaan Peringatan Maulid Nabi Tradisi Turun Temurun Umat Islam
Perayaan peringatan Maulid Nabi adalah tradisi turun temurun yang dibuat umat Islam setiap tahun pada bulan Rabiul Awal untuk mengungkapkan/menampakkan/mengekspresikan rasa bahagia dan gembira sekaligus bersyukur dengan kelahiran Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam. Maulid Nabi adalah tradisi yang sesuai dengan dalil-dalil syariat dari al-Qur'an, Sunnah, dan dalil-dalil syariat lainnya.
Embrio pemikiran perayaan peringatan Maulid Nabi shalallahu alaihi wa salam berasal dari perbuatan Rasulullah melakukan puasa Sunnah setiap hari Senin dan perintah Rasulullah kepada Sahabat agar berpuasa Asyura setiap tanggal 10 Muharram setelah melihat orang-orang Yahudi yang berpuasa Asyura sebagai ungkapan rasa bersyukur karena selamantnya Nabi Musa dan tenggelamnya Fir'aun pada hari Asyura.
Dan riwayat sahih yang menjelaskan bahwa Abu Lahab yang dilaknat dan diceritakan kekal di neraka oleh Al-Qur'an namun diringankan azabnya setiap hari Senin karena bahagia dengan kelahiran Nabi sekaligus memerdekakan budaknya, Tsuwaibah, lalu mengupahnya sebagai ibu susuan Nabi.
Berdasarkan itu para ulama dan para pemimpin umat Islam membuat Perayaan Peringatan Maulid Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam dengan perayaan yang meriah dan terus berkembang sesuai dengan kaidah-kaidah syariat.
Momentum Perayaan Peringatan Maulid Nabi itu dilakukan dengan cara berkumpul, membaca ayat-ayat Al-Qur'an, membaca Maulid yang berisi sejarah kehidupan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam, akhlaq Nabi, mu'jizat, keistimewaan Nabi, pujian terhadap Nabi, shalawat kepada Nabi, dan hal ihwal terkait Nabi atau membaca kitab Sirah Nabawiyah atau membuat Tabligh Akbar/ceramah atau berbagai bentuk kajian lainnya yang membahas tentang Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam.
Acara Peringatan Perayaan Maulid Nabi kemudian dilanjutkan dengan makan-makan, berbagi sedekah, berdoa bersama, bersilaturahim, dan beramah tamah.
Tujuan ulama menghidupkan tradisi Peringatan Perayaan Maulid Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam untuk mengenalkan dan mengingatkan umat kepada Nabi yang mulia, mengajak mereka untuk melaksanakan agama, menarik hati mereka agar kembali kepada komitmen dalam menjalankan syariat, serta berbagai tujuan mulia lainnya.
Perayaan peringatan Maulid Nabi bukan ibadah. Maulid Nabi bukan perbuatan yang harus dibuat oleh setiap muslim dan tidak boleh meninggalkannya. Sejak perayaan peringatan Maulid Nabi diadakan oleh umat Islam, sebagian masjid/mushalla membuat Maulid Nabi dan sebagian tidak membuatnya. Sebagian orang membuatnya dan sebagian lain tidak membuatnya. Tidak ada yang mengatakan bahwa orang yang tidak melakukan Maulid Nabi berdosa.
Dan perayaan peringatan Maulid Nabi bukan satu-satunya waktu umat Islam mengkaji tentang Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam dan bukan satu-satunya waktu memperbanyak bershalawat kepada Baginda. Tapi Perayaan Peringatan Maulid Nabi adalah acara akbar/paling meriah dalam setahun. Maulid Nabi dan mengikut Sunnah adalah dua hal yang berbeda.
Sumber FB Ustadz : Alnofiandri Dinar