Islam dan Ekonomi

Islam dan Ekonomi

Islam dan Ekonomi

Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai

Peradaban islam adalah peradaban ekonomi, karena pembawa risalah islam merupakan seorang nabi yang diawali karirnya sebagai seorang pedagang.

Dalam sejarah tercatat nabi mulai dibawa berdagang oleh pamannya semenjak umur 12 tahun sampai beliau menikah dengan siti khadijah hingga umur 40 tahun.

Setelah beliau diangkat menjadi nabi pada umur 40 tahun, maka aktifitas dagangnya dilanjutkan oleh pembantu - pembantu nya dibawah pengawasan istri beliau siti khadijah, sedangkan nabi sibuk  menyampaikan risalah islam.

Secara logika sederhana saja, bagaimana nabi akan berdakwah kesana kemari dengan ditemani pembantunya, sampai ke thoif, jika tidak memiliki ekonomi yang bagus.

Di perjalanan dakwah, masuk kampung ke luar kampung, mana mungkin nabi dan sahabatnya berjalan kaki terus, pasti butuh kepada kendaraan, pada saat lapar mustahil mereka mengemis, maka semua ini mampu dilakukan karena ekonomi yang mapan.

Di setiap peringatan maulid nabi, telah disampaikan perjalanan hidup nabi dari kecil sampai dewasa dan tua, terdengar jelas para dai, menceritakan bahwa nabi seorang ahli dagang, tetapi anehnya dalam prakteknya umat islam dijauhkan dari aktivitas peningkatan ekonomi, dengan dalih harta tidak dibawa mati.

Betul, harta secara zatnya tidak akan dibawa mati, tidak akan dikubur bersama si mayit, dan mayit tidak ditimbun dengan hartanya, tetapi ketika hartanya diletakkan untuk menolong agama Allah, maka akan berubah menjadi pahala dan ganjaran di sisi Allah, dan akan diberikan setelah kita mati.

Maka mulai detik ini, kita harus merubah mindset kita, yang selama ini disuguhkan bahwa harta tidak bisa dibawa mati.

Diantara yang menolong kita di akhirat adalah harta, harta yang disedekahkan untuk membantu sesama dan digunakan di jalan Allah, berapa banyak hadits yang telah disampaikan, betapa dahsyatnya ganjaran beribadah dengan harta, sehingga nabi mengatakan jauhilah neraka walaupun dengan separoh buah kurma.

Untuk menakuti umat islam, sehingga takut mencari harta dunia, dengan dalih bahwa orang kaya akan lama dihisab sesuai dengan banyaknya hartanya, jika sedikit maka sebentar dihisab di mahkamah Allah, jika banyak maka lama pula hisabnya.

Ingatlah, lama sebentarnya hisab kita tergantung sejauh mana kita gunakan harta tersebut, jika digunakan untuk menolong agama Allah, maka ia akan berubah menjadi penolong kita, tetapi sebaliknya walaupun sedikit harta kita tetapi tidak pernah digunakan untuk menolong agama Allah maka akan menjadi siksa bagi kita.

Yang perlu dirubah sekarang adalah niat mencari harta tersebut untuk apa, jika untuk menolong agama Allah maka akan bernilai pahala, tetapi sebaliknya jika untuk berbangga - bangga, sombong, angkuh dan untuk dunia, maka ini yang akan menyebab lamanya dihisab.

Intinya, jika Allah berikan kita kemampuan membaca peluang untuk mengambil harta dunia, maka ambillah kesempatan tersebut, lalu hasilnya digunakan untuk menolong agama Allah, jika kita bukan termasuk yang tidak mempunyai skill di bidang ekonomi, maka ambil peran kita sesuai kemampuan dan skill yang kita punya.

Karena skill dan kemampuan kita, juga akan dihisab di sisi Allah jika tidak digunakan untuk menolong agama Allah, jangan kita pikir hanya harta saja di hisab tetapi semua yang dianugerahkan Allah akan dihisap, yang punya ilmu dengan ilmunya, yang punya tenaga dengan tenaganya dan yang punya doa mustajab maka dengan doanya, intinya tolong agama Allah.

Dan dalam sejarah nusantara juga tercatat bahwa agama islam dibawa oleh para pedagang muslim, dan ingat para pedagang masa lalu sebagian mereka adalah para dai, ulama dan muslim yang soleh.

Profesi mereka tidak menghalangi mereka untuk menolong agama Allah, karena mereka paham bahwa hakikat profesi itu adalah untuk menolong agama Allah.


Maka apapun profesi kita, jadikan bagian dari menolong agama Allah, untuk membantu sesama muslim, sehingga semua hisabnya nanti bernilai pahala, yang akan menolong kita di akhirat.

Dalu - dalu, Sabtu 16 September 2023

Yuk umroh yang minat hubungi kami AZKIA GROUP #PembimbingBersertifikat

#MelayaniTamuAllahKemuliaanBagiKami

#BanggaMenjadiPelayanTamuAllah

#PetugasHajiIndonesia2023

#HajiRamahLansia 

Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Islam dan Ekonomi". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait