Puncak Iman Itu Mencontoh Nabi

Puncak Iman Itu Mencontoh Nabi

Puncak Iman Itu Mencontoh Nabi

Oleh : Rahmat Taufik Tambusai

Jika umat islam ingin berjaya seperti yang pernah berlaku pada masa nabi, maka lakukanlah seperti yang pernah dilakukan oleh nabi, kalau pun tidak sesempurna yang dicapai oleh nabi, setidaknya telah berusaha menegakkan sunnah dan cara - cara nabi.

Karena sekuat apapun yang dilakukan umatnya untuk mencontoh nabi maka tidak akan sesempurna yang dilakukan oleh nabi, sebab nabi manusia pilihan, sedangkan kita memilih hidup dengan cara nabi, maka pasti akan berbeda hasilnya.

Memilih hidup dengan cara yang pernah dilakukan nabi merupakan kesempurnaan iman seorang hamba, karena iman yang baik akan mendekati sumber keimanan itu sendiri  untuk dicontoh dan ditiru.

Momentum muharram, biasa dijadikan ajuan kebangkitan islam, karena pergerakan umat islam mulai kelihatan, sebab nabi dan sahabatnya mulai memeta dan mencari tempat yang cocok untuk mengembangkan ajaran islam, ibarat benih, jika disemaikan di tanah yang gersang, maka tidak akan tumbuh menjadi kecambah, kecuali di wadah yang terbaik.

Hasil pantauan dan analisa nabi dan para sahabat maka jatuh pilihan ke yasrip, wadah yang paling baik untuk mengembangkan dan menyebarkan ajaran islam, yang dikemudian hari terbukti.

Maka dilakukan hijrah besar - besaran dari mekah ke yasrip karena Mekah tidak cocok untuk dijadikan tempat menyemai dan menyebarkan ajaran islam.

Dipilihnya yasrip bukan tanpa alasan, tetapi melalui pengamatan para sahabat dan tuntunan wahyu dari Allah, diantara faktor utamanya adalah masyarakat yasrib multi etnis, ada yahudi, Persia dan romawi dan lebih terbuka untuk dunia luar.

Ciri masyarakat yang maju diantaranya bisa menerima suku bangsa lain dan mampu berinteraksi dengan berbagai multi etnis serta bisa menerima perbedaan.

Dan terbukti ketika nabi dan sahabat hijrah ke yasrip, yang dikemudian hari diganti nabi dengan nama madinah, masyarakatnya menerima dengan baik dan tidak ada penolakan, karena jauh sebelumnya orang yahudi, persia dan romawi sudah hidup berdampingan di kota ini.

Sampai di negeri ini, ada tiga hal yang dilakukan nabi, untuk interen umat islam, dan tiga hal ini yang membawa kejayaan umat islam.

Pertama, membangun persatuan umat islam,  dengan pembersaudarakan kaum muhajirin dan kaum ansor.

Tanpa persatuan ide besar tak akan mampu diwujudkan, sedangkan agama ini rahmat bagi semesta alam, maka harus diusung di atas persatuan dan persaudaraan yang kokoh, baru ajaran islam bisa dinikmati di seluruh penjuru negeri.

Hari ini umat islam, jalan di tempat dan tak mampu memimpin dunia karena persatuan umat islam rapuh.

Kedua, membangun masjid, sebagai wadah berkumpul menyatukan hati, dan untuk menghimpun ide, serta menyamakan pemikiran.

Untuk mengokohkan persatuan dan persaudaraan harus ada wadah tempat bertatap muka, tegur sapa dan canda tawa, saling mengingatkan serta menguatkan, agar tetap dalam satu barisan, dan tempat yang paling baik adalah rumah Allah, agar Allah jaga hati kita dari berprasangka buruk kepada sesama muslim.

Tiga, membangun pasar, bagaimana ide besar dan rencana bagus akan terwujud tanpa ditopang oleh ekonomi yang baik, tanpa didanai dan dimodali.

Untuk melakukan perjalanan singkat saja butuh kuda dan perbekalan, bagaimana untuk menyebarkan islam sampai ke seluruh penjuru negeri, naik turun kapal laut dan menetap di satu wilayah, dan tidak mungkin para sahabat mengemis dan membawa proposal kepada kepala suku yang dijumpai dan didakwahi.

Jika umat islam ingin bangkit maka bidang ekonomi harus menjadi prioritas, karena berdiri kokohnya suatu negara disebabkan ekonomi yang kuat.

Iman dapat diotak atik oleh sesuap nasi, berapa banyak yang tergadai agamanya karena faktor ekonomi.

Mencontoh nabi dalam segala lini kehidupan merupakan puncak iman, yang tidak bisa ditawar - tawari oleh dunia.

Dalu - dalu, Kamis 20 Juli 2023

Yuk umroh abis musim haji yang minat hubungi kami AZKIA GROUP #PembimbingBersertifikat

Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Puncak Iman Itu Mencontoh Nabi". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait