Hikayat Salaf Tentang Shalat Jamaah

Hikayat Salaf Tentang Shalat Jamaah

HIKAYAT SALAF TENTANG SHALAT JAMA'AH 

وفي (المنح السنية على الوصية المتبولية) للقطب الشعراني ما نصه:

Di dalam Al-Minah As-Saniyyah Ala Al-Washiyyah Al-Matbuliyyah karya Al-Quthb As-Sya'roni disebutkan :

 وقد كان السلف يعدون فوات صلاة الجماعة مصيبة.

Salafus Shalih menilai kehilangan shalat secara jama'ah sebagai musibah. 

وقد وقع أن بعضهم خرج إلى حائط له - يعني حديقة نخل - فرجع وقد صلى الناس صلاة العصر، فقال: إنا لله فاتتني صلاة الجماعة أشهدكم علي أن حائطي على المساكين صدقة.

Sungguh telah ada seorang salafus shalih yang mengunjungi kebun kurma miliknya. (Dan setelah melihat kebun kurmanya) ia kembali. Ternyata orang-orang telah usai melaksanakan shalat Ashar. Kemudian ia berkata : "Inna Lillahi, aku kehilangan shalat jama'ah. Aku bersaksi kepada kalian semua, kebun kurma milikku aku jadikan sedekah untuk orang-orang miskin!"

(Bagaimana dengan kita?)

وفاتت عبد الله بن عمر رضي الله عنهما صلاة العشاء في الجماعة، فصلى تلك الليلة حتى طلع الفجر جبرا لما فاته من صلاة العشاء في الجماعة.

Sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma pernah kehilangan shalat isya' secara jamaah, kemudian beliau shalat di malam itu sampai terbit fajar sebagai ganti dari kehilangan shalat isya' secara Jama'ah. 

وعن عبيد الله بن عمر القواريري رحمه الله تعالى قال: لم تكن تفوتني صلاة في الجماعة، فنزل بي ضيف، فشغلت بسببه عن صلاة العشاء في المسجد، فخرجت أطلب المسجد لأصلي فيه مع الناس، فإذا المساجد كلها قد صلى أهلها وغلقت، فرجعت إلى بيتي وأنا حزين على فوات صلاة الجماعة، 

Ubaidillah bin Umar Al Qawariri pernah berkata : "aku belum pernah sekalipun tertinggal shalat secara jama'ah. Sampai suatu saat ada tamu datang dan aku tersibukkan diri mengurusi tamu itu sampai ketinggalan shalat isya' di masjid.  Kemudian aku keluar rumah mencari masjid supaya bisa jamaah bersama orang. Dan ternyata seluruh masjid sudah selesai melaksanakan shalat jamaah dan masjid-masjid pun sudah di kunci. Maka kemudian aku pulang ke rumah dalam keadaan bersedih hati karena kehilangan shalat secara jama'ah. 

فقلت : ورد في الحديث «إن صلاة الجماعة تزيد على صلاة الفذ سبعا وعشرين»

Kemudian aku berkata : di dalam hadits ada keterangan bahwa shalat jama'ah melebihi shalat sendirian 27 kali lipat. 

فصليت العشاء سبعا وعشرين مرة، ثم نمت، فرأيتني في المنام على فرس مع قوم على خيل، وهم أمامي وأنا أركض فرسي خلفهم فلا ألحقهم، فالتفت إلي واحد منهم وقال: تتعب فرسك فلست تلحقنا.

Maka kemudian aku shalat isya' 27 kali. Kemudian tidur. Dan dalam tidur itu aku bermimpi melihat diriku berada diatas kuda bersama sekelompok orang, mereka semua di depanku dan aku memacu kudaku (berusaha menyusul mereka), tapi tetap tidak bisa menyusul mereka. Kemudian satu orang menoleh ke arahku dan berkata "percuma saja kamu memperpayah kudamu, kamu tetap tidak akan bisa menyusul kami."

فقلت: ولم يا أخي؟ قال: لأنا صلينا العشاء في الجماعة، وأنت قد صليت وحدك فاستيقظت وأنا مهموم حزين.

Kemudian aku bertanya "kenapa demikian saudaraku?" 

Ia berkata "karena kami shalat isya' secara jamaah, sedangkan kamu shalat sendirian" 

Kemudian aku terbangun dalam keadaan bingung dan sangat sedih. 

وقال بعض السلف: ما فاتت أحدا صلاة الجماعة إلا بذنب أصابه.

Sebagian Salafus Shalih berkata : tidak lah seorang pun kehilangan shalat jamaah kecuali sebab dosa yang telah ia lakukan. 

وقد كانوا يعزون أنفسهم سبعة أيام إذا فاتت أحدهم صلاة الجماعة، وقيل ركعة، ويعزون أنفسهم ثلاثة أيام إذا فاتتهم التكبيرة الأولى مع الإمام، فاعلم ذلك يا أخي.

Orang-orang salafus Shalih memayahkan dan mempersulit diri mereka sendiri (tidak makan enak, tidak tidur enak, memperbanyak amal dan sebagainya) selama 7 hari ketika mana mereka kehilangan 1 shalat jama'ah. Bahkan ada yang berkata walaupun hanya kehilangan 1 rakaat shalat secara jama'ah. Dan mereka memayahkan diri selama 3 hari ketika kehilangan takbiratul ihram bersama imam. Maka ketahuilah itu wahai saudaraku.

📚 : I'anatut Thalibin Jilid 2 halaman 3 Maktabah As-Salam. 

Sumber FB Ustadz : M Shihabuddin Dimyathi

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Hikayat Salaf Tentang Shalat Jamaah". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait