Al Quran dan Mushaf

Al Quran dan Mushaf

Al Quran dan Mushaf

Al Quran adalah kalam Allah tentang ilmuNya. Kalam dan ilmu adalah dua sifat dari sekian banyak sifat Allah yang ada dalam diri Allah tanpa pernah diciptakan. Allah dan sifat-sifat zatNya telah ada sebelum ada alam semesta. 

Sedangkan yang kita pegang dan baca setiap hari itu adalah Mushaf, yaitu kumpulan kertas-kertas berisi tulisan-tulisan yang menunjukkan makna kalam Allah, bukan kalam itu sendiri. Meskipun Mushaf sering disebut sebagai Al Quran atau kalam Allah, tapi itu hanya secara majaz atau secara “isytirak lafzhi” (homonim). Pada hakikatnya ia hanyalah penunjuk kepada kalam Allah. Sebab, tulisan-tulisan dalam Mushaf itu menunjukkan kepada makna-makna kalam Allah yang bersifat Qodim (eternal).

Suara yang kita dengar dari seorang qori (pembaca) bukanlah Al Quran, melainkan Tilawah. Meskipun ia sering disebut sebagai Al Quran atau kalam Allah, tapi itu hanya secara majaz atau homonim saja. Pada hakikatnya itu hanyalah suara manusia. Tetapi, karena suara itu menunjukkan kepada makna-makna kalam Allah yang bersifat Qodim, maka ia sering disebut sebagai Al Quran atau kalam Allah.

Al Quran bukanlah makhluk, tapi Mushaf adalah makhluk yang Allah ciptakan di bumi. Al Quran bukanlah makhluk, tapi Tilawah adalah makhluk yang Allah ciptakan di mulut seorang qori. Lafal atau bunyi yang kita dengar dari mulut seorang qori adalah makhluk, sedangkan makna yang terkandung dalam lafal itu bukan makhluk. 

Mushaf bisa rusak (karena faktor zaman misalnya), tapi Al Quran tidak bisa rusak. Mushaf bisa terbakar oleh api, tapi Al Quran tidak bisa terbakar oleh apapun. Tilawah bisa terputus (karena batuk misalnya), tapi Al Quran tidak bisa terputus. Tilawah tersusun atas huruf-huruf, suara-suara dan nada-nada (irama), tapi Al Quran tidak tersusun atas apapun, bukan huruf dan bukan suara. Karena Al Quran adalah kalam Allah, yaitu sifat Allah.

Kalam Allah adalah makna-makna yang tekandung dalam lafal-lafal tersebut. Kalam tersebut berisi ilmu (pengetahuan) Allah tentang masa lampau, masa kini dan masa depan. Di dalam kalam tersebut juga terdapat perintah-perintah, larangan-larangan, berita-berita dan kisah-kisah.

Wajib menghormati Mushaf

Meskipun Mushaf adalah makhluk, tapi kita wajib menghormatinya. Bahkan para ulama Empat Madzhab sepakat mewajibkan kondisi suci bagi orang yang ingin menyentuh Mushaf. Haram menyentuh Mushaf dalam keadaan tidak suci dari hadas besar atau hadas kecil, menurut Empat Madzhab.

Semoga mudah dipahami dan bermanfaat. 

Sumber FB Ustadz : Danang Kuncoro Wicaksono

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Al Quran dan Mushaf". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait