Pengorbanan Finansial Ulama Dahulu Untuk Ilmu

Pengorbanan Finansial Ulama Dahulu Untuk Ilmu

PENGORBANAN FINANSIAL ULAMA DAHULU UNTUK ILMU

Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq 

Hari ini, kemauan untuk berkorban demi bisa mendapatkan pendidikan agama yang baik sangatlah lemah. Banyak orang yang terlalu sayang harta, jika demi ilmu agama, tapi sebaliknya, mereka sangat siap mengeluarkan dana besar untuk ilmu-ilmu lainnya.

Demi bisa kursus bahasa asing, orang tua tidak berfikir panjang untuk merogoh kocek yang tidak sedikit. Atau agar anaknya bisa menguasai sebuah keterampilan tertentu, mereka siap mendatangkan guru terbaik dengan bayaran yang tinggi.

Apalagi jika urusan pendidikan formal, agar bisa masuk perguruan tinggi favorit, berapapun dana akan digelontorkan. Karena itu dianggap yang nanti bisa membuat bangga dan menjadikan masa depan anak akan terjamin.

Namun kalau urusan ilmu agama sangat jarang kita melihat ada orang tua apalagi individu yang mau mengeluarkan harta dengan sungguh-sungguh. Belajar ke lembaga agama terbaik, selalu menjadi nasib bagi mereka yang kurang mujur finansialnya.

Dan saya agak kaget ketika ada sebagian pihak yang mengira, bahwa para ulama dahulu juga tidak banyak mengeluarkan biaya semasa mereka masih menjadi penuntut ilmu, ini tentu sebuah sangkaan yang sangat keliru.

Bahkan sebaliknya, mereka telah mengeluarkan dana yang sangat besar, sebagai bukti bahwa mereka tidaklah main-main dalam berkorban untuk ilmu.

Karena para ulama sangatlah paham, sesuatu yang berharga harus siap ditebus dengan pengorbanan besar untuk bisa meraihnya. 

Itu mengapa ada ungkapan dari mereka, bahwa siapa pun yang belajar agama dan bisa meraih ilmu dengan baik, harus bersedia untuk bangkrut.

Berkata imam asy Syu'bah rahimahullah :

من طلب الحديث أفلس

“Barangsiapa yang menuntut ilmu hadits maka dia akan bangkrut.”¹

Imam Malik berkata :

لا يبلغ أحد من هذا العلم ما يريد حتى يضربه الفقر ويؤثره على كل شئ

“Seseorang tidak akan meraih ilmu agama sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga ia terancam menjadi miskin dan berpengaruh kepada semua sisi kehidupannya.”²

Beliau juga berkata :

لا ينال هذا الأمر -يعني العلم- حتى يُذاق طعم الفقر

“Seseorang tidak akan meraih ilmu dengan baik, sampai ia merasakan pahitnya kemiskinan.”³

Dan berikut sedikit cuplikan pengorbanan harta para ulama dahulu semasa mereka masih menuntut ilmu.

Muhammad bin Salam berkata :

أنفقت في طلب العلم أربعين ألفا

"Aku membelanjakan harta semasa menuntut ilmu 40.000 dirham (3,2 milyar) Tarikh al Baghdadi (12/17)."⁴

Ibnu Al Qasim berkata :

قال ابن القاسم: أفضى بمالك طلب العلم إلى أن نقض سقف بيته فباع خشبه، ثم مالت عليه الدنيا

“Mencari ilmu telah menyebabkan Imam Malik membongkar atap rumahnya dan menjual kayu-kayunya. Kemudian setelah itu dunia berdatangan kepadanya (setelah beliau menjadi ulama)."⁵

Imam Syu'bah pernah berkata :

بعتُ طَسْتَ أمي بسبعة دنانير

"Aku pernah menjual baskom-baskom ibuku hingga mencapai 7 dinar (28 juta)."⁶

Artinya begitu banyaknya baskom ibunya yang dijual oleh sang imam satu persatu untuk memenuhi kebutuhan belajar hingga mencapai 7 dinar.

Diceritakan mengenai al imam Yahya bin Ma'in :

فخلف ليحيى ابنه ألف ألف درهم، فأنفقه كله على الحديث حتى لم يبق له نعل يلبسه.

Yahya bin Ma'in mendapatkan warisan 1.000.000 dirham ( 80 milyar) dan semuanya beliau habiskan untuk biaya berburu ilmu hadits."⁷

Khalaf bin Hisyam berkata :

أُشكِل عليَّ بابٌ من النحو، فأنفقتُ ثمانين ألف درهم حتى حذقته.!

"Aku pernah mengalami kesulitan dalam memahami satu bab ilmu nahwu, maka aku keluarkan biaya  belajar yang mencapai 1000  dirham (sekitar 80 juta) untuk bisa menguasainya."⁸ 

Selanjutnya, termasuk yang paling mencengangkan adalah kisah pembiayaan belajarnya al imam Rabi'atur Ra'yi, yang mana orang tuanya mengeluarkan dana dengan total 30.000 dinar atau setara dengan 120 milyar rupiah.⁹

Semoga bermanfaat.

_________

1. Jami’u bayanil ‘ilmi wa fadhlihi (I/410)

2. Al Majmu’ (1/35)

3. Silsilah al ulu al Himah (11/25)

4. Tarikh al Baghdadi (12/17)

5. Tartib al Madarik (1/31)

6. Siyar A'lam Nubala (7/220)

7. Siyar A'lam Nubala (21/85)

8. Siyar A'lam Nubala (10/578)

9. Tarikh al Baghdad (9/414) 

Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Pengorbanan Finansial Ulama Dahulu Untuk Ilmu". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait