Sebenarnya ada yang mengganjal dihati atau musykilah ketika membaca kitab-kitab Hanabilah muta'akhirin. Mengapa mereka tidak memberikan penjelasan atau klarifikasi mengenai isu tasybih di tubuh Hanabilah. Hal ini berbeda dengan Asy'ariyah, dimana syubhat atau tuduhan-tuduhan buruk kepada mereka sudah dijawab secara ilmiah dan tuntas oleh ulama'-ulama'nya, khususnya yang muta'akhirin.
Misal:
1. Pernyataan Imam Ibn Syahin (w. 385 H), pakar hadits besar bermazhab Hanbali yang menyatakan bahwa sebagian pengikut Imam Ahmad bin Hanbal ada yang menjadi musyabbihah. Siapa tokoh-tokohnya?
2. Perselisihan Imam Thobari dengan Hanabilah waktu itu hingga berujung boikot besar-besaran kepada beliau. Bahkan saat wafatpun Imam Thobari tanpa ada yang melayat kecuali keluarga sendiri. Sebelumnya, beliau juga menghadiri tantangan debat dengan Hanabilah.
Banyak kritik dari ulama besar kepada Hanabilah waktu itu yang dianggap bertindak diluar batas kepada Imam Thobari. Mereka adalah Imam Ibn Khuzaimah, Imam adz-Dzahabi dan Imam Ibn Katsir.
3. Pernyataan Imam Ibnul Jauzi yang menyebut bahwa akidah 3 tokoh Hanabilah yakni Imam Abu Ya'la, Imam Abu Hamid dan Imam az-Zaghuni membuat wajah Hanabilah menjadi buruk dan tercoreng hingga dikesankan Hanbali adalah mujassim.
4. Imam Rizqullah at-Tamimi al-Hanbali (w. 488 H) mencatat bahwa beberapa tokoh ulama' Hanbali telah mencoreng nama besar mazhab Hanbali (dalam aqidah) sehingga tidak bisa dicuci dengan air laut sekalipun.
5. Pernyataan ulama' besar Ahlussunnah seperti Sulthan Ulama' Izzuddin bin Abdissalam bahwa Hanabilah ada yang fudhola' dan ada yang sebaliknya.
6. Kritik ulama'-ulama' besar kepada Imam Ibn Taimiyah hingga beliau masuk bui berkali-kali. Lepas dari juhud dan kelebihan ilmunya, beliau terbukti memiliki pendapat yang menyelisihi Ahlussunnah wal Jama'ah. Syaikh Abu Zahrah menyatakan, beliau adalah yang menghidupkan akidah ulama' Hanabilah yang kontroversial diatas. Wallahu A'lam.
Saya berharap menemukan penjelasan yang lugas dan logis dari ulama' Hanabilah muta'akhirin terkait ucapan Imam Ibn Syahin, provokasi untuk memboikot Imam Thobari secara besar-besaran, menjelaskan perselisihan sesama Hanabilah sebagaimana penjelasan Imam Ibnul Jauzi dan Imam Rizqullah at-Tamimi, dikotomi dalam tubuh Hanabilah yang disebutkan Imam Izzuddin bin Abdissalam dan terakhir jawaban yang ilmiah berkait kontroversi Imam Ibn Taimiyah.
Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur
Biasanya mereka tidak mengakui bahwa mazhab mereka tercemar tajsim. Setahu saya, pola argumen andalannya ada tiga:
Pertama, menukil Teks-teks anti takwil dan tafwidh dari Ibnu Qudamah dsb untuk membuktikan bahwa tidak mentakwil pun bukan berarti tajsim.
Kedua, menukil pendapat sebagian Hanabilah garis lurus seperti misalnya As-Saffarini dsb yang mengatakan bahwa Hanabilah termasuk Ahlussunah di samping Asy'ariyah-Maturidiyyah.
Ketiga, melemahkan riwayat pernyataan tajsim dari tokoh Hanabilah awal seperti Abu Ya'la dan mengatakan bahwa tuduhan tajsim pada Hanabilah belakangan seperti Ibnu Taymiyah hanya karena kesalahpahaman memahami pernyataannya.
Jurus terakhirnya bilang bahwa itu persoalan ijtihadiyah. Intinya, sulit menemukan Hanabilah belakangan yang jujur mengaku bahwa mazhabnya tercemar tajsim seperti yang dilakukan Ibnu Syahin, Ibnul Jauzi dan para Tamimi. by Ustadz : Abdul Wahab Ahmad