Kesaktian UAS

Kesaktian UAS

= KESAKTIAN UAS =

Suatu ketika ada seorang alim dari Jawa yang dijadwalkan mengisi pengajian di masjid di dekat rumah (mertua) saya. Saya kemudian mendengar desas-desus dari nenek istri, bahwa ada orang kampung yang menghasut masyarakat agar tidak hadir di pengajian beliau, karena beliau adalah orang suluk. Nenek saya yang juga bimbang mengenai keabsahan suluk bertanya kepada saya, "Memangnya bersuluk itu sesat?"

Saya bisa saja menjelaskan dengan dalil dan istidlal yang banyak, mulai dari keutamaan salat berjamaah selama 40 hari ataupun beriktikaf yang dilakukan sejak sebelum bulan Ramadan hingga hari raya. Tapi karena saya juga paham bahwa nenek barangkali tidak akan mampu mencerna dalil yang banyak, saya jawab dengan singkat saja, "UAS bersuluk nek. Bagaimana mungkin orang sepintar UAS akan bersuluk jika suluk itu sesat?"

***

Di lain kesempatan, ada juga orang yang menuding bahwa thariqah itu sesat di hadapan saya. Sambil melayangkan tudingan, ia juga minta approval dari saya bahwa pandangannya itu benar.

Tentu saja saya tidak bisa membenarkan sesuatu yang keliru. Saya bisa saja menyampaikan dalil bahwa thariqah dalam tasawuf itu merupakan ekuivalen dari mazhab dalam fiqih. Ia merupakan sepertiga dari agama serta pengejawantahan Ihsan. Tapi karena rumitnya penjelasan, saya tanggapi saja pernyataan bapak tersebut bahwa oramg sekelas UAS pun mengambil bai'at thariqah. Kalau thariqah itu sesat, tidak mungkin UAS akan berbai'at, walaupun kita tidak nafikan bahwa memang ada orang-orang yang menisbatkan diri kepada thariqah tapi mereka sesat.

***

Ada pula jamaah di masjid Muhammadiyah yang berguyon bahwa ia menerima semua kelompok pergerakan, baik itu Perti, Jamaah Tabligh, HaTe-i ataupun salafi Wahabi, asal bukan NU. Saya sebenarnya bisa menanggapi pernyataan ini dengan menyampaikan kealiman pendiri NU, kiprah NU dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia serta pengesahan aturan syariat dalam undang-undang resmi negara.

Namun saat itu saya katakan kepada si bapak, "Pak bapak adalah simpatisan UAS tahukah bapak bahwa UAS itu NU?"

***

Tiga kejadian di atas, memang tidak saya tanggapi dengan argumen ilmiah. Namun apa yang saya sampaikan justru lebih makjleb bagi awam, karena memang inilah tipikal awam : mengikuti tokoh yang sudah mereka akui kepakarannya. Dalam hal ini, UAS, sosok fenomenal yang kajiannya mempersatukan.

Entah bagaimana mau menyebutnya, namun memang terbukti, statement Habib Luthfi tentang beliau bukanlah main-main. Mau NU ataupun Muhammadiyah, asalkan paham Ahlussunah Waljamaah, semua mengakui UAS. Saya pun dulu anti tashawuf, silakan tanya kawan-kawan seangkatan saya. UAS-lah yang membuka mata saya tentang tashawuf yang sebenar tashawuf.

Bahkan lembaga pendidikan pun banyak yang meminta tazkiyah berupa sambutan dari UAS agar banyak muridnya. Usaha travel umrah pun yang menggandeng UAS, tak pernah sepi peminatnya. UAS' effect begitu dahsyatnya. 

Tapi ya itulah, kadang gemas juga kita. Tiba akan berlaba, nama UAS dibawa-bawanya. Namun saat UAS diserang, atau Manhaj Sunni ala Madrasah Asy'ariyyah wal Maturidiyyah yang diusung UAS diserang, diam-diam saja dia, bahkan dia cenderung mendukung para pembunuh karakter UAS. Nah, kalau ini, a a a ini parah ni.

Secara furu', tentu saja saya memiliki beberapa poin perbedaan dengan UAS. Namun ushul i'tiqad dan dakwah kami sama. Sama-sama moderat : tidak radikal, tidak pula liberal. Umatan Wasathan. Dan memang mengusung konsep ini berat. Bagi yang radikal, kita dituduh liberal. Bagi yang liberal, kita dituduh radikal. Maka tuduhan makhluk memang seharusnya tak diladeni, cukuplah Allah Sebaik-baik Wakil.

Semoga Allah jaga beliau, serta para asatidz serta keluarga besar YTWU. Semoga kita bisa sama-sama berjuang mewujudkan Islam yang Rahmatan lil 'Alamin.

Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik..

***

Dalam majlis yang berkah ini, UAS menyindir pegiat tasawuf yang 'melenceng' namun masih diterima umat karena pernah duduk semajlis dengan beliau. Kita sama-sama doakan agar yang ghuluw, bisa inshaf. Yang tidak tahu bisa menjadi tahu. Yang mufrith dan muwarrith bisa menjadi mutawassith. 

Sumber FB Ustadz : Fakhry Emil Habib

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Kesaktian UAS". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait