FITNAH WAHABI-TAYMIY
Wahabi-Taymiy sejak berabad-abad lalu hingga kini sifat dasarnya tetap sama suka memfitnah Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja), meskipun mereka juga mengklaim dirinya sebagai Ahlussunah. Cara mereka memfitnah kebanyakan dengan mengubah istilah standar Ahlussunah wal Jamaah dengan istilah lain yang punya kesan sesat, seperti:
1. Aswaja mengatakan bahwa Allah berbeda dengan seluruh hawadits lalu mereka memfitnah bahwa Aswaja menafikan sifat khabariyah. Padahal klasifikasi sifat dzatiyah dan khabariyah diajarkan di madrasah-madrasah Aswaja.
2. Aswaja mengatakan bahwa Allah bukan jisim atau susunan organ lalu mereka memfitnah Aswaja telah meniadakan Allah atau meniadakan nash sifat Khabariyah. Padahal yang diingkari adalah pemaknaan yang keliru dari sifat itu, bukan sifat itu sendiri.
3. Aswaja mengatakan bahwa Allah bukan 'aradl lalu mereka memfitnah bahwa Aswaja mengingkari istawa, nuzul dan sifat fi'liyah lainnya. Padahal yang diingkari adalah pemaknaan yang keliru dari sifat itu, bukan sifat itu sendiri.
4. Aswaja mengatakan bahwa Allah punya sifat wajib, sifat jaiz, sifat mustahil serta kamalat (sifat kesempurnaan) yang tak terbatas lalu mereka memfitnah Aswaja telah menafikan sifat-sifat Allah.
5. Aswaja adalah pihak yang mengubur pemikiran Muktazilah dari panggung sejarah dan mematahkan semua pondasi akidah ta'thil mereka lalu mereka memfitnah bahwa Aswaja mengikuti akidah Muktazilah sebagai pengikut ajaran ta'thil.
6. Aswaja berdoa pada Allah di kuburan orang shaleh sebab kubur orang shaleh adalah salah satu tempat mustajab lalu mereka memfitnah Aswaja telah menyembah kuburan. Logika mereka sama seperti orang yang menuduh kaum muslimin telah menyembah masjid sebab berdoa di masjid.
7. Aswaja mengatakan boleh bertawassul dalam doa langsung kepada Allah, mereka memfitnah Aswaja telah syirik menyembah selain Allah. Logika mereka sama seperti orang yang menuduh kaum muslimin menyembah amal shaleh sebab bertawassul dengan amal shaleh.
Mereka membuat fitnah sendiri lalu mencela habis-habisan fitnah yang mereka karang tapi telunjuknya diarahkan ke aswaja.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad