Salafi Wahabi tidak hanya mengkritik Asy'ariyah dan Maturidiyah, tetapi mereka juga mengkritik Hanabilah muta'akhirin atau Hanabilah judud, seperti Imam as-Safarini dan ulama' Hanbali setelah eranya. Alasan utamanya, Hanabilah judud dianggap telah tersesat karena kritik mereka kepada Salafi Wahabi dan karena masih menganggap Asy'ariyah dan Maturidiyah sebagai Ahlussunnah wal Jama'ah.
Sebenarnya kalau mau jujur, Hanabilah era mutaqaddimin pun juga kena kritik mereka. Kitab "I'tiqad al-Imam Ahmad bin Hanbal" karangan Abul Fadhal at-Tamimi, "Thobaqot Hanabilah" karangan Ibn Abi Ya'la atau "Nihayatul Mubtadiin" karangan Ibn Hamdan al-Hanbali adalah dari sekian contoh kitab yang dikritik oleh muhaqqiq Salafi Wahabi karena dipersepsikan tidak murni lagi atau terpapar ilmu kalam.
Karena itulah, beberapa ulama Atsariyah Hanabilah marah terhadap prilaku mereka karena dianggap lancang mengacak-acak akidah Atsariyah Hanabilah. Kemana-mana mengaku sebagai Atsariyah tetapi disaat yang sama mereka mengkritik keras akidah yang dijelaskan oleh ulama Atsariyah Hanabilah sendiri.
Karena itu, kita harus bisa membedakan antara akidah Hanbali Atsari muta'akhirin dan akidah Salafi Wahabi. Jangan dicampur adukkan sebab dua kelompok ini memang saling menyesatkan satu sama lain.
Ulama' Hanbali kontemporer, Syaikh Muhammad as-Sayyid Muhammad [pengajar Fikih Hanbali wa Usulihi di Universitas al-Azhar] berkata: "Termasuk nasehat kepada umat adalah memisahkan [menjelaskan perbedaan] antara Salafiyah kontemporer [Salafi Wahabi] dengan Hanabilah. Bahwa Salafiyah kontemporer berafiliasi kepada Syaikhul Islam Ibn Taimiyah tidaklah sepenuhnya shahih, sebab beliau masih mengapresiasi ajaran tasawuf serta penjelasan ulama' Salafi Wahabi terkait sifat Allah kerap tidak sesuai dengan pendapat-pendapat beliau".
Ulama' Hanbali lain, Syaikh Muhammad bin Abdil Wahid al-Hanbali al-Azhari juga mengkritik perilaku Salafi Wahabi yang selalu mengadu-adu antara sesama Ahlussunnah wal Jama'ah (antara Asy'ariyah dan Hanabilah).
Walhasil, nama Atsariyah saat ini diperebutkan antara ulama' Hanbali tulen dengan ulama' Salafi Wahabi. Mau aman ya ikut Asy'ariyah dan Maturidiyah saja. 🙂
baca juga kajian tentang ulama berikut :
- Kenapa Para Ulama Terdahulu Bisa Begitu Jauh Dalam Memahami Ilmu
- Tingkatan Mujtahid dan Ulama Madzhab
- Ulama Yang Belajar Di Usia Tua
- Ulama Yang Menegur Penguasa Secara Terbuka
- Tinggalkan Ulama Dan Ikuti Dalil
Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur