Arafah - Muzdalifah - Mina

Arafah - Muzdalifah - Mina

Arafah - Muzdalifah - Mina

Ibadah haji itu umrah Arafah - Muzdalifah - Mina

Ibadah haji itu umrah plus, tapi plusnya adalah plus ke Arafah, Muzdalifah dan Mina. 

Ritualnya sejak tanggal 8 itu ke Mina dulu, terus tanggal 9 ke Arafah, malamnya masuk tanggal 10 ke Muzdalifah, setelah lewat tengah malam sudah boleh ke Mina. 

Di Mina itu kita kamping di tenda-tenda selama kurang lebih 4 hari, terhitung pada tanggal 10 - 11 - 12 - 13. Tanggal 13 itu opsional. Hukum boleh kalau tanggal 13 tidak dipakai, namanya nafar awal. Tapi kalau sampai tanggal 13 masih di Mina, namanya nafar tsani.

Selama di Mina sejak tanggal 10, aktifitas utamanya adalah berjalan  kaki dari tenda tempat melontar jamarat. Ada yang jaraknya hanya ratusan meter, tapi ada juga yang berkilo-kilo, sampai harus melewati dua terowongan. 

Melontar di hari pertama yaitu tanggal 10 Dzulhijah hanya di satu titik saja, yaitu Jumrah Aqabah atau yang ada di urutan ketiga. Yang di urutan pertama dan kedua kita lewati. 

Tapi di hari kedua (tanggal 11), hari ketiga (tanggal 12) dan keempat (tanggal 13), kita melontar di tiga titik, yaitu Jumrah Ulaa (pertama), Jumrah Wustha (kedua) dan Jumrah Aqabah (ketiga).

Masing-masingnya dengan tujuh kerikil yang berbeda-beda. Sehingga untuk melontar di tiga titik itu, modalnya adalah 21 butir kerikil. Untuk tiga hari butuh 21 x 3 = 63 kerikil. Ditambah yang hari pertama tanggal 10 hanya 7 butir jadi total butuh 70 kerikil. 

Bayangkan dalam satu harinya akan ada 2.500.000 (2,5 juta) manusia yang datang ke tiga titik jumrah itu, setelah berjalan kaki dari tenda masing-masing berkilo-kilo. 

Di Mina inilah aktifitas yang paling berat buat para jamaah. Masih di tambah dengan tendanya sempit, WC-nya antri, suhunya kurang bersahabat, posisinya harus pakai pakaian ihram, yaitu hanya 2 lembar handuk tanpa pakaian dalam. Ini khusus buat laki-laki saja. 

Konon tiap satu orang jamaah hanya kebagian jatah berteduh di dalam tenda masing-masing hanya 30 x 30 cm persegi. Itu berarti kurang dari 1 meter.

Semoga Allah SWT memberikan perlindungan, kesehatan, kemudahan, kelancaran dan keamanan kepada 2,5 jamaah haji yang sedang di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Bisa nantinya kembali ke tanah air dengan sehat, aman dan lancar.

Amin ya Rabbal Alamin.

Jakarta, Rabu 9 Dzulhijjah 1444 H, tapi plusnya adalah plus ke Arafah, Muzdalifah dan Mina. 

Ritualnya sejak tanggal 8 itu ke Mina dulu, terus tanggal 9 ke Arafah, malamnya masuk tanggal 10 ke Muzdalifah, setelah lewat tengah malam sudah boleh ke Mina. 

Di Mina itu kita kamping di tenda-tenda selama kurang lebih 4 hari, terhitung pada tanggal 10 - 11 - 12 - 13. Tanggal 13 itu opsional. Hukum boleh kalau tanggal 13 tidak dipakai, namanya nafar awal. Tapi kalau sampai tanggal 13 masih di Mina, namanya nafar tsani.

Selama di Mina sejak tanggal 10, aktifitas utamanya adalah berjalan  kaki dari tenda tempat melontar jamarat. Ada yang jaraknya hanya ratusan meter, tapi ada juga yang berkilo-kilo, sampai harus melewati dua terowongan. 

Melontar di hari pertama yaitu tanggal 10 Dzulhijah hanya di satu titik saja, yaitu Jumrah Aqabah atau yang ada di urutan ketiga. Yang di urutan pertama dan kedua kita lewati. 

Tapi di hari kedua (tanggal 11), hari ketiga (tanggal 12) dan keempat (tanggal 13), kita melontar di tiga titik, yaitu Jumrah Ulaa (pertama), Jumrah Wustha (kedua) dan Jumrah Aqabah (ketiga).

Masing-masingnya dengan tujuh kerikil yang berbeda-beda. Sehingga untuk melontar di tiga titik itu, modalnya adalah 21 butir kerikil. Untuk tiga hari butuh 21 x 3 = 63 kerikil. Ditambah yang hari pertama tanggal 10 hanya 7 butir jadi total butuh 70 kerikil. 

Bayangkan dalam satu harinya akan ada 2.500.000 (2,5 juta) manusia yang datang ke tiga titik jumrah itu, setelah berjalan kaki dari tenda masing-masing berkilo-kilo. 

Di Mina inilah aktifitas yang paling berat buat para jamaah. Masih di tambah dengan tendanya sempit, WC-nya antri, suhunya kurang bersahabat, posisinya harus pakai pakaian ihram, yaitu hanya 2 lembar handuk tanpa pakaian dalam. Ini khusus buat laki-laki saja. 

Konon tiap satu orang jamaah hanya kebagian jatah berteduh di dalam tenda masing-masing hanya 30 x 30 cm persegi. Itu berarti kurang dari 1 meter.

Semoga Allah SWT memberikan perlindungan, kesehatan, kemudahan, kelancaran dan keamanan kepada 2,5 jamaah haji yang sedang di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Bisa nantinya kembali ke tanah air dengan sehat, aman dan lancar.

Amin ya Rabbal Alamin.

Jakarta, Rabu 9 Dzulhijjah 1444 H 

Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Arafah - Muzdalifah - Mina". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait