Apakah Puasa Arafah Harus Mengacu Pada Wuquf Arafah di Arab Saudi

Apakah Puasa Arafah Harus Mengacu Pada Wuquf Arafah di Arab Saudi

APAKAH PUASA ARAFAH HARUS MENGACU PADA WUQUF ARAFAH DI ARAB SAUDI?

Oleh Ustadz : Abdul Wahid Al-Faizin 

Hampir di setiap pengajian rutinan ketika saya menjelaskan tentang keutamaan puasa Arafah selalu ada yang bertanya, Ustadz apakah puasa Arafah harus mengacu pada  Arab Saudi? Bukankah puasa Arafah itu bersamaan dengan wukuf di Arafah?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut berikut saya sampaikan jawaban dari Syaikh Ibnu Utsaimin Ulama' yang menjadi rujukan Arab Saudi sendiri dalam kitab مجموع فتاوى ورسائل العثيمين juz 20 halaman 47. Ketika beliau ditanya ketika ru'yah hilal berbeda di berbagai negara, apakah puasa Arafah wajib mengikuti hasil ru'yah di tanah haram? Beliau menjawab 

هذا يبنى على اختلاف أهل العلم: هل الهلال واحد في الدنيا كلها أم هو يختلف باختلاف المطالع؟ والصواب أنه يختلف باختلاف المطالع

"Permasalahan ini dilandaskan pada perselisihan ulama apakah hilal itu satu untuk seluruh dunia ataukah berbeda-beda mengikuti perbedaan daerah. Pendapat yang benar adalah hilal itu berbeda-beda mengikuti perbedaan daerah.

 فمثلاً إذا كان الهلال قد رؤي بمكة، وكان هذا اليوم هو اليوم التاسع، ورؤي في بلد آخر قبل مكة بيوم وكان يوم عرفة عندهم اليوم العاشر فإنه لا يجوز لهم أن يصوموا هذا اليوم لأنه يوم عيد،

Misalnya di Mekkah terlihat hilal sehingga hari ini adalah tanggal 9 Dzulhijjah. Sedangkan di negara lain, hilal Dzulhijjah telah terlihat sehari sebelum ru’yah Mekkah sehingga Hari Arafah (wukuf di Arafah atau 9 Dzulhijjah) di Mekkah adalah tanggal 10 Dzulhijjah di negara tersebut. Dalam hal ini, tidak boleh bagi penduduk Negara tersebut untuk berpuasa Arafah pada hari ini (hari Arafah di Makkah) karena hari ini adalah hari Idul Adha di negara mereka.

 وكذلك لو قدر أنه تأخرت الرؤية عن مكة وكان اليوم التاسع في مكة هو الثامن عندهم، فإنهم يصومون يوم التاسع عندهم الموافق ليوم العاشر في مكة، هذا هو القول الراجح،

Demikian pula, jika diperkirakan hilal Dzulhijjah di negara tersebut selang satu hari setelah ru’yah di Mekkah sehingga tanggal 9 Dzulhijjah di Mekkah itu baru tanggal 8 Dzulhijjah di negara tersebut. Maka dalam hal ini, penduduk negara tersebut berpuasa Arofah pada tanggal 9 Dzulhijjah menurut mereka meski hari tersebut bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah di Mekkah. Inilah pendapat yang kuat.

 لأن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول: «إذا رأيتموه فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا» 

Masalah ini didasarkan karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal Ramadhan hendaklah kalian berpuasa dan jika kalian melihat hilal Syawal hendaknya kalian berhari raya.” (HR Bukhari dan Muslim).

وهؤلاء الذين لم يُر في جهتهم لم يكونوا يرونه، وكما أن الناس بالإجماع يعتبرون طلوع الفجر وغروب الشمس في كل منطقة بحسبها، فكذلك التوقيت الشهري يكون كالتوقيت اليومي.

Orang-orang yang di daerah mereka hilal tidak terlihat, maka mereka tidak termasuk orang yang melihatnya. Sebagaimana manusia secara Ijma' sepakat bahwa terbitnya fajar serta tenggelamnya matahari itu mengikuti daerahnya masing-masing, maka demikian pula penetapan bulan itu sebagaimana penetapan waktu harian (yaitu mengikuti daerahnya masing-masing)”.

Berdasarkan penjelasan di atas, bagi kita warga negara Indonesia maka kita tidak wajib mengacu pada yang ada di Arab Saudi. Sehingga bagi kita yang mengikuti Itsbat pemerintah bahwa 1 Dzulhijjah jatuh pada hari Selasa 20 Juni 2023, maka kita melakukan shalat Idul Adha pada hari Kamis 29 Juni 2023. Begitu pula kita bisa menjalankan puasa Arafah pada hari Rabu 28 Juni 2023 meskipun wukuf di Arab Saudi dilaksanakan pada hari Selasa 27 Juni 2023. Wallahu A'lam 

Sumber FB Ustadz : Abdul Wahid Al-Faizin

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Apakah Puasa Arafah Harus Mengacu Pada Wuquf Arafah di Arab Saudi". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait