Meluruskan Klaim Khalid Basalamah Yang Cenderung Gegabah

Meluruskan Klaim Khalid Basalamah Yang Cenderung Gegabah

«Meluruskan klaim Khalid Basalamah yang cenderung gegabah» 

Hanya ada tiga kemungkinan:

1- Khalid Basalamah minor membaca.

2- Taqlid Khalid Basalamah berbasis fanatisme.

3- Khalid Basalamah menyembunyikan informasi agama.

Riwayat mengusap wajah setelah berdo'a, itu jelas ada. Dan bahkan amirul mukminin dalam bidang hadits (imam Ibnu Hajar menilai hadits² tersebut secara keseluruhan tiba dilevel Hasan).

Kalaupun riwayat tersebut dinilai dho'if, sudah menjadi kesepakatan para pakar hadits membolehkan memakai hadits dho'if diwilayah fadho'ilul a'mal. (Apalagi hadits tentang mengusap wajah setelah berdo'a ini ada yang menilainya Hasan).

Jadi kalim Khalid Basalamah dlm hal ini jelas ngawur dan cenderung menyembunyikan informasi agama.

أقول:

1- Khalid Basalamah mengklaim mengusap wajah setelah sholat tidak ada panduan..?

Qultu: (Al-raddu 'ala dzalik) :

والدليل على ذلك ما ورد عن النبي صلى الله عليه وآله وسلم أنه كان يمسح وجهه بيديه بعد الدعاء؛ فقد أخرج الترمذي والحاكم عن عمر رضي الله تعالى عنه قال: ”كان رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم إذا مد يديه في الدعاء لم يردهما حتى يمسح بهما وجهه“.

Panduan kita dalam masalah ini (mengusap wajah setelah berdo'a) ialah riwayat yang telah diposting oleh beberapa imam yang merupakan pakar dalam bidang hadits, yaitu (Imam Turumdzi dan Imam Hakim) membingkiskan berita yang disajikan oleh Sayidina Umar radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:

“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila mengangkat dan membentangkan kedua tangannya berdo'a, beliau tidak mengembalikannya keposisi semula kecuali apabila setelah mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya”. 

قال الحافظ ابن حجر في ”بلوغ المرام“ : [أخرجه الترمذي، له شواهد منها حديث ابن عباس عند أبي داود، وغيره، ومجموعها يقضي بأنه حديث حسن]

Imam Ibnu Hajar dalam salah satu karya fenomenalnya “Bulughul muram” mengkomen riwayat tersebut:

Hadits itu ditakhrij oleh Imam Turumdzi, memiliki beberapa syawahid/pendukung, diantaranya ialah hadits yang bersumber dari Abdullah bin Abbas, terekam dalam sunan Abi Dawud dll. Dan secara keseluruhan, riwayat² tersebut tiba pada level Hasan.

Uraian selengkapnya bisa ditelaah diartikel ini:

 https://www.dar-alifta.org/Ar/ViewResearch.aspx?sec=fatwa...

2- Khalid Basalamah mengklaim tidak terdapat panduan membalikkan telapak tangan saat berdo'a/memohon perlindungan dan/atau minta agar diangkat bala' dll..?

Qultu: (Al-raddu 'ala dzalik) :

قال الإمام النووي رحمه الله: ”قَالَ جَمَاعَةٌ مِنْ أَصْحَابِنَا وَغَيْرُهُمْ: السُّنَّةُ فِي كُلِّ دُعَاءٍ لِرَفْعِ بَلَاءٍ كَالْقَحْطِ وَنَحْوِهِ أَنْ يَرْفَعَ يَدَيْهِ وَيَجْعَلَ ظَهْرَ كَفَّيْهِ إِلَى السَّمَاءِ، وَإِذَا دَعَا لِسُؤَالِ شَيْءٍ وَتَحْصِيلِهِ جَعَلَ بَطْنَ كَفَّيْهِ إلى السماء“، انتهى من ”شرح النووي على مسلم“.

Imam Nawawi rahimahullah menegaskan:

Gabungan ulama (bukan sedikit) dari kalangan kami (madzhab Syafi'iyah) dan juga para ulama diluar wilayah madzhab Syafi'iyah memberikan pernyataan, bahwa sunnah membalikkan kedua telapak tangan saat berdo'a/memohon agar diangkat bala', dll. Dan tatkala berdo'a agar diberi sesuatu yang diharapkan, kedua telapak tangan dihadapkan keatas.

وقد احتجوا بما رواه مسلم عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَسْقَى فَأَشَارَ بِظَهْرِ كَفَّيْهِ إِلَى السَّمَاءِ.

Mereka berhujjah menggunakan riwayat yang dibawakan oleh Imam Muslim, dari Sayidina Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu beliau berkata, bahwa Rasulullah saat istisqo' mengisyaratkan dengan kedua punggung tapak tangannya ke arah atas.

Ibnu Rajab yang merupakan salah satu imam yang faqih dan disegani dikalangan madzhab Hanbaliy, juga mengamini hal ini:

وقد اختار ابن رجب الحنبلي العمل بظاهر الحديث الذي رواه مسلم، ونقله عن بعض السلف وهو قول وجيه محتمل لا إنكار على من قاله أو عمل به، وقد دل عليه ظاهر الحديث المذكور، وثبت عن بعض السلف.

Beliau (Ibnu Rajab) memilih utk menganjurkan dan mengamalkan hal tersebut, beranjak dari makna zhohir hadits yang di riwayatkan oleh Imam Muslim yang dinukil dari sebagian salaf. Dan ini merupakan pandangan yang bagus yang baik diamalkan dan tidak etis di ingkari.

» Mengusap kening seraya berdo'a pass setelah salam «

Diantara lafal do'a yang dianjurkan utk dipanjatkan setelah salam yang merupakan penutup sholat ialah:

”أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ اللَّهُ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ، اللَّهُمَّ أذْهِبْ عَنِّي الهَمَّ والحزنَ‏“.

“Aku bersaksi bhw tidak ada Ilah kecuali Allah yang bersifat Maha Rahim dan Maha Rahman, ya Allah, singkirkan serta hilangkan dari diri hamba, kesusahan dan duka-lara”.

Do'a tersebut dipanjatkan setelah (atau saat) mengusap kening (dengan khusyu' dan tulus), serta yakin Allah menerima do'a, karena do'a setelah sholat merupakan bagian dari waktu yang mustajabah.

CATATAN:

Riwayat tersebut memang derajatnya tidak shoheh, namun oleh para pakar hadits tidak apa² menggunakannya. Dan imam Nawawi sendiri masuk dalam jajaran pakar hadits, sehingga riwayat tersebut tidak perlu diungkit² sebagai panduan bagi mereka yang mengamalkannya.

Sumber FB Ustadz : Munir Mahyudin Munir

14 Mei 2020  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Meluruskan Klaim Khalid Basalamah Yang Cenderung Gegabah". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait