๐ฌ๐๐ก๐ ๐๐๐ฆ๐๐ฃ๐๐๐๐ง๐ ๐๐๐๐ข๐๐๐๐๐ก๐ก๐ฌ๐ ๐จ๐ก๐ง๐จ๐ ๐๐๐๐๐ฅ๐๐ ๐๐๐ฃ๐๐๐ ๐ ๐๐ฌ๐๐ง
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
Tentang memindahkan pahala kepada orang lain baik mereka yang masih hidup ataupun yang telah wafat, hukumnya ada yang boleh, ada yang tidak boleh dan ada yang diperbeda pendapatkan kebolehannya.
Dalam al Mausu’ah disebutkan :
ููู ุซูุงุจ ุงููุฑุจุฉ ููุบูุฑ... ุชููุณู ุงููุฑุจุงุช ุฅูู ุซูุงุซุฉ ุฃูุณุงู : ูุณู ุญุฌุฑ ุงููู ุชุนุงูู ุนูู ุนุจุงุฏู ูู ุซูุงุจู، ููู ูุฌุนู ููู ูููู ูุบูุฑูู ، ูุงูุฅูู ุงู ูุงูุชูุญูุฏ، ููู ุฃุฑุงุฏ ุฃุญุฏ ุฃู ููุจ ูุฑูุจู ุงููุงูุฑ ุฅูู ุงูู ููุฏุฎู ุงูุฌูุฉ ุฏููู ูู ููู ูู ุฐูู... ููุณู ุงุชูู ุงููููุงุก ุนูู ุฃู ุงููู ุชุนุงูู ุฃุฐู ูู ููู ุซูุงุจู، ููู ุงููุฑุจุงุช ุงูู ุงููุฉ... ููุณู ุงุฎุชูู ููู
“Memindahkan pahala ibadah kepada orang lain... Terbagi menjadi tiga bagian : Bagian pertama adalah pahala yang Allah ta’ala hanya berikan kepada pelakunya saja, maka ini tidak bisa dipindah/dikirimkan seperti keimanan dan tauhid.
Sehingga kalau ada seorang muslim ingin menghibahkan kepada orang kafir sebagian keimanannya, yang seperti itu tidak akan ada gunanya.
Bagian kedua adalah yang disepakati oleh para ahli fiqih bahwa Allah ta’ala mengizinkan seseorang untuk memindahkan atau mengirimkan sebagian pahala ibadahnya, dalam kategori ini contohnya ibadah harta.
Dan bagian ketiga adalah yang diperbeda pendapatkan boleh tidaknya dikirim pahalanya...”¹
Dan kaitannya mengirimkan pahala kepada orang yang telah meninggal dunia yang lazim dilakukan dan terus menuai pro kontra hingga hari ini, di tulisan sebelumnya telah kami jelaskan.
Dari tiga hal amal shalih yang pahalanya dikirimkan untuk mayit, ada dua yang disepakati hukum kebolehannya dan satu hal lainnya diperbeda pendapatkan. Dua hal yang ulama telah ijma’ tentang kebolehannya adalah : Mengirim Doa Dan Pahala sedekah bagi Orang Yang Telah Meninggal Dunia.
Di tulisan bagian kedua ini, kita akan membahas secara khusus dua hal tersebut.
Berdoa dan bersedekah yang diniatkan kebaikan pahalanya untuk mayit, telah menjadi ijma’ seluruh imam kaum muslimin dari zaman ke zaman. Dan kehujjahan Ijma’ telah diakui oleh seluruh ulama dari berbagai madzhab, tidak ada yang mengingkari ijma’ kecuali kelompok yang menyimpang dari kebenaran.
Al Imam Al Hafizh Al Khathib Al Baghdadi rahimahullah berkata :
ุฅุฌู ุงุน ุฃูู ุงูุงุฌุชูุงุฏ ูู ูู ุนุตุฑ ุญุฌุฉ ู ู ุญุฌุฌ ุงูุดุฑุน ูุฏููู ู ู ุฃุฏูุฉ ุงูุฃุญูุงู ، ู ูุทูุน ุนูู ู ุบูุจู
“Ijma’ (kesepakatan) dari ahli ijtihad dalam setiap masa adalah satu di antara hujjah-hujjah syariat dan satu di antara dalil-dalil hukum yang dipastikan kebenarannya".²
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :
ุงูุฅุฌู ุงุน ููู ู ุชูู ุนููู ุจูู ุนุงู ุฉ ุงูู ุณูู ูู ู ู ุงููููุงุก ูุงูุตูููุฉ ูุฃูู ุงูุญุฏูุซ ูุงูููุงู ูุบูุฑูู ูู ุงูุฌู ูุฉ ูุฃููุฑู ุจุนุถ ุฃูู ุงูุจุฏุน ู ู ุงูู ุนุชุฒูุฉ ูุงูุดูุนุฉ
“Ijma’ telah menjadi kesepakatan kaum muslimin, baik dari kalangan ahli fiqih, sufi, ahli hadits, dan ahli kalam, serta selain mereka secara global. Dan yang mengingkarinya hanyalah dari sebagian ahli bid’ah seperti mu’tazilah dan syi’ah.”³
Imam As Sarkhasi berkata : “Orang-orang yang mengingkari keberadaan ijma sebagai hujjah, maka mereka telah membatalkan dasar-dasar agama, padalah lingkup dasar-dasar agama dan referensi umat Islam adalah ijma’nya mereka, maka para pengingkar ijma’ merupakan orang-orang yang merobohkan dasar-dasar agama.”⁴
Diantara dalil kehujjahan Ijma’ adalah hadits berikut ini :
ุฅَِู ุงููู َูุง َูุฌْู َุนُ ุฃู َّุชِู ุนََูู ุถَูุงَูุฉ ََููุฏُ ุงِููู ู ุน ุงูุฌู ุงุนَุฉ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku dalam kesesatan, dan tangan Allah bersama jamaah.” (HR. Tirmidzi )
๐๐ผ๐ฎ ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐๐ฒ๐ฑ๐ฒ๐ธ๐ฎ๐ต ๐๐ป๐๐๐ธ ๐บ๐ฎ๐๐ถ๐ ๐ฑ๐ถ๐๐ฒ๐ฝ๐ฎ๐ธ๐ฎ๐๐ถ ๐ธ๐ฒ๐ฏ๐ผ๐น๐ฒ๐ต๐ฎ๐ป๐ป๐๐ฎ
Adapun pernyataan ijma’ dari para ulama tentang disyariatkannya do’a dan sedekah untuk orang yang telah meninggal dunia sangatlah banyak, mencakup dari semua pendapat ulama madzhab yang empat. Berikut ini kami cantumkan sebagiannya saja :
Al imam Muslim rahimahullah :
ูุฅู ุงูุตุฏูุฉ ุชุตู ุฅูู ุงูู ูุช ูููุชูุน ุจูุง، ุจูุง ุฎูุงู ุจูู ุงูู ุณูู ูู
“Sesungguhnya sedekah akan sampai pahalanya kepada orang yang telah meninggal dan bermanfaat untuknya, tidak ada perbedaan dalam masalah ini di tengah-tengah kaum muslimin.”⁵
Beliau juga berkata :
ูุฃู ุง ุงูุฏุนุงุก ููู ูุช، ูุงูุตุฏูุฉ ุนูู، ููููุนุงูู ุจูุง ุฎูุงู.ูุณูุงุก ูู ุงูุฏุนุงุก ูุงูุตุฏูุฉ، ุงููุงุฑุซ ูุงูุฃุฌูุจู
“Adapun do’a dan sedekah untuk mayit, maka keduanya bermanfaat. Tidak ada perbedaan pendapat dalam hal ini, baik yang mendoakan atau mensedekahkan ahli warisnya ataupun orang lain.”⁶
Al Imam Ibnu Katsir Asy Syafi’i rahimahullah berkata :
ูุฃู ุง ุงูุฏุนุงุก ูุงูุตุฏูุฉ ูุฐุงู ู ุฌู ุน ุนูู ูุตูููู ุง، ูู ูุตูุต ู ู ุงูุดุงุฑุน ุนูููู ุง
“Adapun berdoa dan bersedekah, maka keduanya telah disepakati akan sampai kepadanya (mayit), dan keduanya memiliki dasar dalam nash syariat.”⁷
Imam an Nawawi Asy Syafi’i rahimahullah berkata :
ุฃู ุงูุตุฏูุฉ ุนู ุงูู ูุช ุชููุน ุงูู ูุช ููุตูู ุซูุงุจูุง ููู ูุฐูู ุจุฅุฌู ุงุน ุงูุนูู ุงุก ููุฐุง ุฃุฌู ุนูุง ุนูู ูุตูู ุงูุฏุนุงุก
“Adapun sedekah untuk mayit, maka itu akan sampai pahalanya, demikianlah menurut ijma’ ulama sebagaimana para ulama juga ijma’ akan sampainya doa atas mayit.”⁸
Ibnu Taimiyah al Hanbali rahimahullah :
ูุงูุฃุฆู ุฉ ุงุชูููุง ุนูู ุฃู ุงูุตุฏูุฉ ุชุตู ุฅูู ุงูู ูุช ููุฐูู ุงูุนุจุงุฏุงุช ุงูู ุงููุฉ: ูุงูุนุชู
“Para imam telah bersepakat bahwasanya sedekah akan sampai kepada mayit, demikian juga ibadah harta lainnya, seperti membebaskan budak.”⁹
Imam Ibnu Qudamah al Hanbali rahimahullah berkata :
ุฃู ุง ุงูุฏุนุงุก ูุงูุงุณุชุบูุงุฑ ูุงูุตุฏูุฉ ูุฃุฏุงุก ุงููุงุฌุจุงุช ููุง ุฃุนูู ููู ุฎูุงูุง
“Adapun do’a, istighfar, sedekah, dan penunaian kewajiban (seperti nadzar dll.) maka aku tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat tentang kebolehannya.”¹⁰
Asy Syaikh Wahbah Zuhaili rahimahullah :
ุงุชูู ุงูุนูู ุงุก ุนูู ูุตูู ุซูุงุจ ุงูุฏุนุงุก ูุงูุตุฏูุฉ ูุงููุฏู ููู ูุช
“Telah bersepakat para ulama atas sampainya pahala do’a, sedekah dan sembelihan untuk orang yang telah meninggal dunia.”¹¹
Dan masih banyak lagi pernyataan para ulama lainnya yang menjelaskan permasalahan ini, namun kami merasa bahwa fatwa-fatwa di atas sudah sangat mencukupi, dan sebagai tambahan berikut kami sertakan fatwa dua ulama Saudi :
1. Mantan Mufti Saudi Arabia Syaikh Abdul Aziz Baz berfatwa :
ุฃู ุง ุงูุฏุนุงุก ููุฃู ูุงุช ูุงูุตุฏูุฉ ุนููู ููุฐุง ูููุนูู ، ุงูุตุฏูุฉ ุชููุน ุงูู ูุช، ูุงูุฏุนุงุก ูููุน ุงูู ูุช
“Ada pun do’a dan bersedekah untuk orang yang telah meninggal dari mereka (orang Islam) maka semua ini bermanfaat, sedekah bermanfaat bagi mayit, demikian juga doa akan bermanfaat bagi mayit.”¹²
2. Syaikh Muhammad bin Shalih ‘Utsaimin mengatakan :
ุงูุตุฏูุฉ ุนู ุงูู ูุช ุชููุน ุณูุงุก ุจู ุงู ุฃู ุทุนุงู ููุฏ ุซุจุช ูู ุตุญูุญ ุงูุจุฎุงุฑู
“Adapun sedekah baik dengan harta maupun makanan adalah bermanfaat bagi mayit, sebagaimana ini telah ditetapkan oleh Rasulullah dalam hadits riwayat al Bukhari...”¹³
๐๐ฎ๐น๐ถ๐น-๐ฑ๐ฎ๐น๐ถ๐น๐ป๐๐ฎ :
Berkata al imam Nawawi rahimahullah :
ุนู ุจุนุถ ุฃุตุญุงุจ ุงูููุงู ู ู ุฃู ุงูู ูุช ูุง ููุญูู ุจุนุฏ ู ูุชู ุซูุงุจ ููู ู ุฐูุจ ุจุงุทู ูุทุนุง ูุฎุทุฃ ุจูู ู ุฎุงูู ููุตูุต ุงููุชุงุจ ูุงูุณูุฉ ูุฅุฌู ุงุน ุงูุฃู ุฉ ููุง ุงูุชูุงุช ุฅููู ููุง ุชุนุฑูุฌ ุนููู
“Telah disebutkan adanya riwayat dari sebagian ahli kalambahwasanya orang yang telah meninggal dunia tidak akan bisa mendapatkan pahala lagi. Ini adalah pendapat kelompok batil, tanpa dalil dan salah.
Pernyataan mereka ini menentang nas-nas dalam al Qur’an dan juga dalam hadits serta kesepakatan umat. Maka jangan pernah melirik sedikitpun ke pendapat mereka.”¹⁴
Dan berkata Abul Izz al Hanafi rahimahullah :
ูุฐูุจ ุจุนุถ ุฃูู ุงูุจุฏุน ู ู ุฃูู ุงูููุงู ุฅูู ุนุฏู ูุตูู ุดูุก ุงูุจุชุฉ، ูุง ุงูุฏุนุงุก ููุง ุบูุฑู. ูููููู ู ุฑุฏูุฏ ุจุงููุชุงุจ ูุงูุณูุฉ
"Dan telah diketahui adanya pendapat dari kalangan ahli bid’ah yakni para mutakallimin, yang menyatakan tiada yang sampai sama sekali (amalan untuk mayit), baik itu doa ataupun amalan selainnya. Perkataan mereka ini tertolak oleh dalil-dalil kitabullah dan sunnah Rasulullah.”¹⁵
Dalil-dalil yang dimaksudkan adalah :
๐. ๐๐จ’๐
Al Qur’an surah al Hasyr ayat 10 :
ุฑَุจََّูุง ุงุบِْูุฑْ ََููุง َِููุฅِุฎَْูุงَِููุง ุงَّูุฐَِูู ุณَุจََُูููุง ุจِุงْูุฅِูู َุงِู
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami.”
ุฅุฐุง ุตَّْููุชู ุนูู ุงูู ูุช ูุฃุฎูุตูุง ูู ุงูุฏุนุงุก
“Jika kalian menshalatkan mayit, maka ikhlaskanlah dalam mendoakannya.” (HR. Abu Daud)
ูุงู ุงููุจُّู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ุฅุฐุง َูุฑุบ ู ู ุฏูู ุงูู ِّูุช، ููู ุนููู ููุงู: ุงุณุชุบูุฑูุง ูุฃุฎููู ، ูุงุณุฃููุง ูู ุงูุชุซุจูุชَ؛ ูุฅูู ุงูุขู ُูุณุฃู
“Adalah Nabi ๏ทบ jika selesai dari menguburkan jenazah beliau berdiri lalu bersabda : Mohonkanlah ampun untuk saudara kalian ini. Mintakan agar ia diberi kekokohan, karena ia akan ditanya.” (HR. Abu Daud)
๐. ๐ฆ๐ฒ๐ฑ๐ฒ๐ธ๐ฎ๐ต
Hadits Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah radhiallahu ‘Anha, ia berkata :
ุฃู ุฑุฌًูุง ุฃุชู ุงููุจَّู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ููุงู: ูุง ุฑุณูู ุงููู، ุฅู ุฃู ู ุงูุชُِูุชَุชْ ููุณُูุง ููู ุชُูุตِ، ูุฃุธููุง ูู ุชَّููู ุช ุชุตุฏَّูุชْ، ุฃูููุง ุฃุฌุฑٌ ุฅู ุชุตุฏَّْูุชُ ุนููุง؟ ูุงู: ูุนู
“Bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi ๏ทบ : “Sesungguhnya ibuku wafat secara mendadak, aku kira dia punya wasiat untuk sedekah, lalu apakah ada pahala baginya jika aku bersedekah untuknya ? Beliau ๏ทบ menjawab : “Ya.”
ุฃََّู ุงَّููุจَِّู -ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู - ุณَู ِุนَ ุฑَุฌُูุงً َُُูููู َูุจََّْูู ุนَْู ุดُุจْุฑُู َุฉَ. َูุงَู ู َْู ุดُุจْุฑُู َุฉَ . َูุงَู ุฃَุฎٌ ِูู ุฃَْู َูุฑِูุจٌ ِูู. َูุงَู ุญَุฌَุฌْุชَ ุนَْู َْููุณَِู . َูุงَู ูุงَ. َูุงَู ุญُุฌَّ ุนَْู َْููุณَِู ุซُู َّ ุญُุฌَّ ุนَْู ุดُุจْุฑُู َุฉَ
“Bahwa Nabi ๏ทบ pernah mendengar seorang laki-laki berkata: Labbaik an Syubrumah (Ya Allah, saya perkenankan perintahMu untuk si Syubrumah). Beliau ๏ทบ lalu bertanya : Siapa Syubrumah itu ?
Dia menjawab : 'Saudara saya atau teman dekat saya.' Nabi bertanya: 'Apakah engkau sudah berhaji untuk dirimu ?' Dia menjawab: 'Belum.'
Beliau ๏ทบ bersabda : 'Berhajilah untuk dirimu kemudian berhajilah untuk Syubrumah.” (HR. Abu Daud)
Wallahu a'lam
____________
[1] Al Mausu’ah Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah (33/99)
[2] Al Faqih wal Mutafaqih (1/397)
[3] Majmu’ Fatawa (3/6)
[4] Ushul Az Zarkhasi (1/296)
[5] Shahih Muslim (1/16)
[6] Raudhatut Thalibin (6/202)
[7] Tafsir Ibnu Katsir (7/465)
[8] Syarah Shahih Muslim (7/90)
[9] Majmu’ Fatawa (24/309)
[10] Al Mughni (2/567)
[11] Fqih al Islami wa Adillatuhu (3/2095)
[12] Fatawa Nur ‘Ala ad Darb (13/378)
[13] Fatawa Nur ‘Ala ad Darb (9/2)
[14] Syarah Nawawi ala Muslim (1/90)
[15] Syarah ‘Aqidah Thahawiyah (2/664)
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq