Kemuliaan Nasab atau Kemuliaan Ilmu?

Kemuliaan Nasab ataukah Kemuliaan Ilmu?

Ulama berbeda pendapat apakah kemuliaan nasab ataukah kemuliaan ilmu yang lebih utama? Tak tanggung-tanggung, yang dibahas di sini adalah nasab keturunan Nabi, bukan nasab yang lain. Sebagian mengatakan bahwa kemuliaan nasab lebih utama dari keutamaan memiliki ilmu sebab nasab itu terkait dengan orangnya sendiri (dzati) sedangkan ilmu adalah sifat tambahan yang melekat padanya ('aradli). Sebagian lagi mengatakan bahwa keutamaan ilmu lebih utama, dan ini yang diunggulkan oleh Syaikh Abdullah Basaudan. (Lihat Gambar kutipan). 

Beberapa rujukan lain mengatakan bahwa ilmu bisa hilang dengan gila, pikun atau sebab lain sebab itu hanyalah sifat tambahan. Sedangkan nasab tidak mungkin hilang sebab apa pun sehingga nasab lebih diutamakan. Namun saya kira pandangan ini kurang tepat sebab orang alim yang di akhir hayat menjadi pikun atau bahkan gila sekali pun tetaplah terhormat dan akan tetap diperlakukan sebagai orang terhormat hingga ia meninggal. Betapa banyak orang alim yang di masa tuanya lemah, tidak mampu mengajar lagi atau melakukan kegiatan apa pun. Tetapi sejarah tetap mencatat mereka dengan tinta emas. Jadi, bukan seperti bungkus makanan yang ketika isinya kosong lantas dibuang tak berharga lagi.

Saya menulis ini sebenarnya kurang nyaman, tapi ada kalanya perlu dibahas agar semua tetap proporsional. Yang jelas ini bukan dalam konteks merendahkan sebab semua yang punya nasab bagus dan ilmu bagus sama-sama terhormat. Namun kalau ditanya mana yang lebih, maka yang disebut secara eksplisit dalam firman Allah ayat al-Mujadilah: 11 adalah yang lebih utama daripada yang tidak disebutkan oleh al-Qur’an secara eksplisit. 

Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Kemuliaan Nasab atau Kemuliaan Ilmu?". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait