Nafas Keikhlasan

Nafas Keikhlasan

NAFAS KEIKHLASAN

Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq 

Pernah sebagian penduduk Madinah khususnya dari kalangan fakir miskinnya hidup sekian lama dari barang-barang kebutuhan yang mereka temukan di shubuh hari di teras rumah mereka.

Tidak ada yang bisa mengungkap siapa yang telah berlelah-lelah membagikan makanan itu setiap malam hingga wafatnya Ali bin Husain rahimahullah. Ketika dimandikan jenazahnya, ditemukan kapal hitam di bagian pundaknya.

Dan malam hari setelah hari kewafatannya, tidak ditemukan lagi di teras rumah orang miskin Madinah apa yang sebelumnya mereka temukan.[1]

Di masa khalifah Harun ar Rasyid ada sekitar 20.000 pasukan yang turut serta dalam berbagai kancah jihad nama mereka tidak tercantum di daftar keanggotaan tentara kekhalifahan. Mereka juga tidak pernah mau mengambil gaji, tunjangan dan hak-hak sebagai tentara.

Mereka melakukan itu tidak lain demi agar nama mereka tidak diketahui oleh siapapun kecuali oleh Allah ta'ala.

Begitulah orang shalih terdahulu. Mereka begitu bersungguh-sungguh dalam menjaga keikhlasan dan sangat berhati-hati dari setiap potensi yang bisa merusak niat dan keikhlasan mereka.[2]

Sedangkan hari ini, kita begitu lalai dari menjaga keikhlasan dan tidak waspada dari begitu banyak hal yang bisa merusak keikhlasan....

اللهم إني أعوذ بك أن أشرك بك شيئًا وأنا أعلم، وأستغفرك لما لا أعلم 

"Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu di saat aku mengetahui, dan aku memohon ampunan dari menyekutukan-Mu yang aku tidak mengetahui."

________

1. Siyar A'lam Nubala (4/393)

2. Siyar A'lam Nubala (9/287) 

Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Nafas Keikhlasan". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait