MAZHAB KAMI QURAN DAN SUNAH ?!
Soal : Apabila dinyatakan, apa pendapat anda kepada orang-orang yang pada hari ini membuang mazhab fiqh yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali), dimana mereka mengklaim diri sebagai para mujtahid mutlak di dalam urusan agama. Mereka tidaklah berpegang teguh kepada agama mereka kecuali dengan Quran dan Sunah (menurut prasangka mereka).
Jawab : Mereka adalah segelintir orang yang kebingungan dalam beragama. Pendapat-pendapat mereka kacau balau. Pondasi berfikir mereka juga goncang, tidak menetap di atas suatu perkara yang jelas dan gamblang. Kamu mengira mereka bersatu, padahal hati mereka bercerai-berai.
Mereka mengkalim diri sebagai mujtahid, padahal mereka bukan darinya. Mereka mengingkari taqlid, padahal mereka terbelenggu oleh taqlid. Mereka enggan untuk bertaqlid kepada para imam mujtahidin dari masa yang lampau (imam mazhab yang empat dan murid-murid mereka), tapi mereka bertaqlid kepada para ustad senior mereka yang menyimpang. Mengharamkan taqlid, tapi mereka sendiri muqallid. Mewajibkan ijthad, padahal mereka tidak mampu untuk melakukannya.
Mereka adalah segelintir orang yang telah dipermainkan oleh hawa nafsu. Pendapat-pendapat mereka bercerai-berai. Syahwat telah mendominasi mereka. Mereka telah dikepung oleh kegelapan berbagai syubhat (kerancuan). Mereka berfikir, jika mereka mengikatkan diri dengan salah satu mazhab fiqh yang empat, hal itu akan menutup dan menghalangi mereka dari syahwat dan hawa nafsu mereka.
Maka tatkala mereka berfikir seperti itu, akhirnya mereka menolak mazhab fiqh yang empat tersebut secara keseluruhan. Mereka bersandar kepada sesuatu yang mereka tidak punya kemampuan sedikitpun untuk ijtihad. Mereka berada di suatu posisi, sedangkan ijthad di posisi yang lain.
Bolehlah untuk dikatakan, bahwa mereka itu melepaskan diri dari ikatan taklif, untuk mendapatkan semua yang mereka inginkan. Dengan pedenya mereka menyatakan ; “Kami adalah orang-orang yang akal dan pikiran kami bebas. Kami bisa mencapai tujuan dengan kesempurnaan ilmu dan kuatnya analisa yang kami miliki.”
Ya, mereka itu memang akalnya bebas, (tapi) dalam mengikuti hawa nafsu mereka serta memenuhi keinginan mereka, yang hal itu semua membawa mereka untuk menghalalkan sebagain perkara-perkara haram, meninggalkan sebagian kewajiban, dan mengharamkan sebagian perkara yang dianjurkan. Maka mereka terlepas bebas tanpa kendali di dalam kubangan syhawat sebagaimana binatang ternak dilepas di padang rumput yang subur. (Al-Kawakib Al-Lamma’ah, hlm. 23 – 24,. Dialihbahasakan oleh ; Abdullah Al-Jirani)
Semoga bermanfaat.
Sumber FB Ustadz : Abdullah Al Jirani