Buka Puasa Dengan Teh Manis, Menyelisihi Sunnah?

Buka Puasa Dengan Teh Manis, Menyelisihi Sunnah?

BUKA PUASA DENGAN TEH MANIS, MENYELISIHI SUNAH ?

Menurut jumhur (mayoritas) ulama dari Malikiyyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah, dianjurkan untuk berbuka dengan ruthab (kurma muda), jika tidak ada, maka dengan kurma, jika tidak ada, maka dengan air putih. Hal ini berdasarkan hadis Anas bin Malik ra, beliau berkata :

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ، فَإِنْ لَمْ يَكُنْ رُطَبَاتٌ، فَتَمَرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ يَكُنْ تَمَرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

“Rasulullah saw berbuka dengan beberapa butir ruthab sebelum shalat (Maghrib). Jika tidak ada ruthab, maka dengan kurma. Jika kurma tidak ada, maka dengan beberapa teguk air.” (H.R. Abu Dawud dan selainnya)

Namun, menurut imam Abu Hanifah, yang dianjurkan itu berbuka dengan sesuatu yang manis secara mutlak, baik berupa kurma atau yang lainnya (tidak harus kurma yang penting manis). Karena menurut Hanafiyyah, illat (sebab) hukum anjuran dalam hadis itu adalah sesuatu yang memiliki rasa manis, buka sesuatu yang disebutkan oleh Rasul saw di dalam hadis tersebut. Penyebutan ruthab dan kurma di situ bukan pembatasan, tapi hanya contoh saja. (Umdatul Qari’ ; 5/290)

Oleh karena itu, anjuran untuk berbuka dengan kurma atau ruthab itu masih diperselisihkan ulama, bukan sesuatu yang disepakati. Masing-masing punya dalil dan argumentasi. Sehingga jangan sampai ada pernyataan yang buka dengan selain kurma atau ruthab berarti menentang sunah. Ini tidak dibenarkan. Selain itu hanya masalah furu (cabang agama), juga masih diperdebatkan oleh ulama. Harusnya bisa saling menghargai.

Bahkan, menurut imam Al-Qadhi Husain rhm, lebih utama berbuka dengan air putih. Imam Ar-Rafi’i rhm berkata :

وعن القاضي حسين ان الاولي في زماننا أن يفطر علي ماء يأخذه بكفه من النهر ليكون أبعد عن الشبهة

“Dari imam Al-Qadhi Husain, sesungguhnya yang lebih utama di zaman kita ini (di zaman beliau), seorang berbuka dengan air putih yang dia ambil langsung dengan tangannya dari sungai agar lebih aman dari syubhat (kerancuan/samar).” (Fathul Aziz bi syarhil Waziz ; 6/418)

Seorang yang memilih untuk buka puasa dengan teh manis hangat yang dikombinasikan dengan gorengan, juga sudah memenuhi anjuran dalam hadis tersebut. Masalah ini ada keluasan, tidak perlu untuk kemudian memaksakan pendapat kepada orang lain.

(Abdullah Al-Jirani)

Foto : Domentasi buka puasa bersama sebagian jamaah masjid raya Baiturrahmah. Ciri khasnya, pasti ada teh kotak atau teh botol. Tradisi ini mirip yang saya jumpai saat safari dakwah di Balikpapan, Kalimantan selatan. Bagaimana dengan daerah kalian ? 

Sumber FB Ustadz : Abdullah Al Jirani

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Buka Puasa Dengan Teh Manis, Menyelisihi Sunnah?". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait