Mengenal Istilah Kamm

Mengenal Istilah Kamm

MENGENAL ISTILAH KAMM

Para ulama Ahlussunah wal Jamaah menekankan dengan jelas dan tegas bahwa akidah yang benar adalah bahwa Allah Ta'ala disucikan dari Kamm. Yang dimaksud Kamm adalah kuantitas, bilangan atau ketidaktunggalan. 

Secara sederhana, kamm dari aspek dzat terbagi menjadi dua jenis, yakni:

1. Kamm muttashil, yaitu kuantitas sesuatu dari sisi internal yang tersambung satu-sama lain membentuk sesuatu tersebut.

Contoh: Handphone yang anda pegang saat ini untuk membaca tulisan ini jumlahnya hanya satu. Akan tetapi "satu" di sini bukanlah benar-benar satu hal tetapi pada hakikatnya adalah banyak hal yang terdiri dari layar, casing, prosesor, baterai dan banyak komponen yang saling tersambung dan menyusun "satu" handphone anda. Jadi, bila ditanya ada berapa hal yang sedang anda pegang saat ini? Anda bisa menjawab hanya memegang satu hal akan tetapi secara hakikat anda sedang memegang banyak hal yang menyatu dalam satu barang bernama handphone.

Contoh lainnya adalah anda sendiri yang memang secara teknis anda hanya ada satu tetapi di sisi lain sebenarnya dzat anda adalah kumpulan dari banyak sekali sel yang menyusun diri anda. Dengan kata lain, memang barang atau sosoknya satu tetapi yang satu ini sejatinya masih terbilang dari beberapa/banyak hal.

Dalam kasus Allah, maka wajib diyakini bahwa kesatuan sosok Allah bukanlah satu dalam arti secara hakikat masih berbilang/tidak tunggal semacam itu. Keesaan Dzat Allah adalah keesaan sejati bukan dalam arti bahwa Allah disebut satu akan tetapi masih terdiri dari beberapa unsur/sisi yang tersambung menyusun dan menyatu membentuk keesaannya itu. Jadi tidak boleh meyakini keyakinan seperti berikut:

   a. Dzat Allah satu tetapi di sisi lain yang satu itu masih terdiri dari Bapa, Anak dan Roh Kudus, misalnya. Ini adalah akidah non-muslim. 

   b. Dzat Allah satu tetapi dari sisi lain masih terdiri dari unsur dzat yang lebih kecil bernama wajah, tangan, badan, kaki dan sebagainya. Ini adalah akidah mujassimah.

2. Kamm munfashil, yaitu kuantitas sesuatu dari sisi eksternal yang terpisah dari sesuatu tersebut. Dengan bahasa yang lebih mudah, kamm munfashil ini maksudnya adanya saingan atau yang serupa.

Contohnya: Anda memiliki satu handphone dengan merek X. Handphone anda memang hanya satu tetapi orang lain juga memiliki handphone merek X yang sama dengan anda. Andai ditanya ada berapa handphone tersebut? Anda bisa menjawab anda satu dalam arti anda hanya memiliki satu tetapi dari sisi lain ada banyak sekali handphone tersebut di dunia.

Dalam kasus sosok Allah sebagai Tuhan, tidak boleh diyakini bahwa ada sosok Allah-Allah lain atau Tuhan-Tuhan lain di dunia ini sebagaimana dalam contoh berikut:

   a. Tidak boleh diyakini misalnya bahwa di dunia yang ini ada Tuhan yang mengurus, tapi di dunia lain ada Tuhan yang berbeda yang mengurusnya. Ini akidah non-muslim. 

   b. Tidak boleh juga diyakini bahwa ada sosok Tuhan yang mencipta kebaikan atau cahaya dan disi lain ada sosok Tuhan lainnya yang mencipta keburukan atau kegelapan sebagai penyeimbang. Ini akidah non-muslim. 

   c. Demikian juga tidak boleh diyakini bahwa ada sosok Tuhan yang punya tupoksi mencipta, ada yang punya tupoksi merawat dan ada yang punya tupoksi menghancurkan sebagai penyeimbang satu sama lain. Ini akidah non-muslim. 

   d. Tidak boleh juga meyakini ada sosok Tuhan besar yang mencipta/mengatur hal-hal luar biasa di alam semesta tapi ada pula Tuhan-tuhan kecil yang mencipta/memberi  hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari. Ini akidah para musyrik penyembah berhala yang statusnya juga sebagai non-muslim. 

Anda lihat dalam perincian di atas bahwa akidah yang dianut oleh kalangan mujassimah menjadi salah satu contoh akidah sesat di antara akidah-akidah non-muslim. Sebab itulah ulama Ahlussunah wal Jamaah berselisih tentang status mereka: Sebagian menganggapnya kafir sebab ada dalam kategori yang sama seperti non-muslim. Sebagian lagi, dan yang ini yang saya yakini, mereka tidaklah sampai kafir apabila masih meyakini laisa kamitslihi syaiun tetapi sesat dan termasuk ahli bid'ah. Sebab itu, jangan pernah lelah menjelaskan kesesatan akidah mujassimah agar tidak makin banyak saudara seiman yang terpengaruh.

NB:

- Keterangan di atas hanya menjelaskan kamm dari aspek dzat. Selain itu masih ada aspek sifat dan aspek tindakan Allah. Silakan lihat video penjelasan saya di youtube bila ingin penjelasan lengkapnya. Judul videonya adalah "Musyawarah Guru Mata Pelajaran - Kupas Tuntas Sifat Wajib 2O" 

- Saya memakai istilah "dzat", "sosok" dan "diri" dalam tulisan ini secara bergantian sebagai isyarat bahwa ketiga istilah ini sama maksudnya. Jadi yang dimaksud dengan istilah "dzat Allah" adalah sosok/diri Allah itu sendiri yang bukan berbentuk badan, jasad atau jisim. 

Semoga bermanfaat

Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Mengenal Istilah Kamm". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait