Ibnu Tumart

Ibnu Tumart

IBNU TUMART

Dalam kitab-kitab akidah Asya’irah, nama Ibnu Tumart hampir tidak pernah disebut, sehingga aneh kalau Ibnu Tumart dikaitkan dengan Asya’irah. Saya telah membaca biografinya di dalam kitab Siyar A’lam An Nubala karya Adz Dzahabi. Kisahnya tidak terlalu panjang, andaikan Ustadz Engku dan Kyai Hidayat mau membaca pasti selesai sekali duduk. Tidak ada yang perlu dibanggakan dari membaca kisah tersebut.

Berikut ini beberapa informasi yang saya dapatkan dari kitab Siyar Dzahabi:

1. Ibnu Tumart mengaku sebagai Imam Mahdi

Salah satu keganjilan dari sosok Ibnu Tumart adalah ia mengaku sebagai Imam Mahdi. Dari sini saja sudah tampak aneh kalau Ibnu Tumart dikaitkan dengan Asya’irah. Di mana ada akidah Asya’irah mengajarkan agar seseorang mengaku sebagai Imam Mahdi? Bahkan salah satu ciri Imam Mahdi yang sebenarnya adalah dia tidak pernah merasa sebagai Imam Mahdi.

Adz Dzahabi berkata:

بنِ تُوْمَرت البربري، والمصمودى، الهرْغِي، الخَارِجُ بِالمَغْرِبِ، المدَّعِي أَنَّهُ علوِي حَسَنِي، وأنه الإمام المعصوم المهدي

“Ibnu Tumart Al Barbari Al Mashmudi Al Harghi, sosok yang keluar dari Maghrib (Maroko) dan mengklaim dirinya sebagai keturunan Ali dari jalur Al Hasan dan mengaku sebagai Imam Mahdi yang maksum.” (Siyar, 14/377)

2. Berakidah Oplosan

Masih dalam kitab yang sama, disebutkan bahwa Ibnu Tumart berakidah oplosan, yaitu campuran antara Muktazilah, Asy’ariyah dan Syi’ah:

وَأَخَذَ يُشوِّق إِلَى المَهْدِيّ، وَيَرْوِي أَحَادِيْثَ فِيْهِ، فَلَمَّا تَوثَّق مِنْهُم قَالَ: أَنَا هُوَ، وَأَنَا مُحَمَّدُ بنُ عَبْدِ اللهِ، وَسَاقَ نسباً لَهُ إِلَى عليّ، فَبَايعُوْهُ، وَأَلف لَهُم كِتَابَ أَعزّ مَا يَطلب، ووافق المعتزلة فِي شَيْءٍ، وَالأَشعرِيَة فِي شَيْءٍ، وَكَانَ فِيْهِ تَشيُّع

“Dia (Ibnu Tumart) memotivasi para pengikutnya untuk percaya Imam Mahdi, sembari meriwayatkan hadis-hadis tentangnya. Setelah mereka yakin, ia berkata, ‘Akulah ia (Imam Mahdi) itu. Aku adalah Muhammad bin Abdillah.’ lalu ia menyebutkan silsilah nenek-moyangnya sampai kepada Ali. Mereka pun membaiatnya. Ia juga sempat menulis buku ‘A-azzu Ma Yuthlab’. Ia agak berpaham Muktazilah, agak Asy’ariyah dan agak Syi’ah.” (Siyar, 14/381)

3. Ekstrim dan Takfiri

Salah satu ciri khas Ibnu Tumart adalah ekstrim dan takfiri. Ia mudah membunuh orang yang dianggap tidak loyal kepadanya dan menghalalkan darahnya. Ini jelas bertentangan dengan Asya’irah yang melarang mengkafirkan Ahlul Kiblat. Bahkan terhadap Mujassimah sekalipun, masih terdapat perbedaan pendapat tentang kekafiran mereka. Hanya Mujassimah ekstrim yang dikafirkan. Sedangkan Mujassimah moderat masih tidak dikafirkan. Tapi, Ibnu Tumart tampak sangat ekstrim dan menghalalkan darah siapapun yang menghalang-halangi misinya.

Adz Dzahabi berkata:

وَرتَّب أَصْحَابَه، فَمنهُم العَشْرَةُ، فَهُمْ أَوَّل مَنْ لَبَّاهُ، ثُمَّ الخَمْسِيْنَ، وَكَانَ يُسمِّيهم المُؤْمِنِيْنَ، وَيَقُوْلُ: مَا فِي الأَرْضِ مَنْ يُؤمن إِيْمَانَكُم، وَأَنْتُم العِصَابَة الَّذِيْنَ عَنَى النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَوْلِهِ: "لاَ يَزَالُ أَهْلُ الغَرْبِ ظَاهِرِيْنَ" ١ وَأَنْتُم تَفتحُوْنَ الرُّوْم، وَتَقتلُوْنَ الدَّجَّال، وَمِنْكُم الذي يؤم بعيسى، وحدثهم بجزئيات اتَّفَقَ وُقُوْعُ أَكْثَرهَا، فَعَظُمَتْ فِتْنَةُ القَوْم بِهِ حَتَّى قتلُوا أَبْنَاءَهُم وَإِخْوَتهُم لِقسوتهِم وَغِلَظِ طبَاعهِم، وَإِقدَامِهِم عَلَى الدِّمَاء، فَبَعَثَ جَيْشاً، وَقَالَ: اقصِدُوا هَؤُلاَءِ المَارقين المُبَدِّلين الدّين، فَادعوهُم إِلَى إِمَاتَة المُنْكَر وَإِزَالَةِ البِدَع، وَالإِقرَار بِالمَهْدِيّ المَعْصُوْم، فَإِنْ أَجَابُوا، فَهُمْ إِخْوَانُكُم، وَإِلاَّ فَالسّنَةُ قَدْ أَبَاحت لَكُم قِتَالَهُم

“Ia (Ibnu Tumart) menyusun kekuatan dari para pengikutnya. Mulai dari sepuluh orang menjadi pengikut pertamanya yang setia, menjadi lima puluh orang. Ia menyebut mereka sebagai ‘mukminin’ sembari berkata, ‘Tidak ada orang di atas muka bumi ini yang beriman seperti iman kalian. Kalian adalah kelompok yang disebut oleh Rasulullah SAW dalam hadisnya: Penduduk Maghrib selalu menang. Kalian akan memerangi Romawi dan membunuh Dajjal. Dari kalian ada yang akan menjadi imam shalat Nabi Isa AS’. Ibnu Tumart juga menceritakan ramalan-ramalan yang kebanyakannya terjadi. Para pengikutnya menjadi semakin loyal kepadanya sampai mereka berani membunuh anak-anak mereka sendiri, adik-kakak mereka sendiri, disebabkan kerasnya tabiat mereka dan murahnya darah bagi mereka. Ibnu Tumart pernah mengirim pasukan lalu berpesan, ‘Berangkatlah kalian kepada kaum yang telah membangkang dan telah mengganti agama mereka. Ajaklah mereka untuk Nahi Mungkar, menghilangkan Bid’ah dan mengikuti Imam Mahdi. Jika mereka ikut, mereka adalah saudara-saudara kalian. Tapi jika mereka menolak, maka Sunnah telah mengizinkan kalian memerangi mereka.” (Siyar, 14/381)

Dari semua ini tampak bahwa Ibnu Tumart bukanlah sosok yang berafiliasi kepada Asya’irah. Secara ideologi, sikap dan perilaku Ibnu Tumart hanya menunjukkan ambisinya terhadap kekuasaan dengan semangat relijius. Bahkan ia lebih kepada Khawarij daripada kepada Ahlussunnah. Adz Dzahabi berkesimpulan:

وَبِكُلِّ حَالٍ، فَالرَّجُل مِنْ فُحُوْل العَالَمِ، رَام أمرًا، فتم له، وربط البربر بالعصمة، وَأَقْدَمَ عَلَى الدِّمَاء إِقدَامَ الخَوَارِج، وَوجد مَا قَدَّمَ

“Apapun keadannya, orang ini (Ibnu Tumart) termasuk tokoh besar dunia. Ia punya ambisi dan mewujudkannya. Ia juga melindungi daerah Barbar. Ia mudah menumpahkan darah seperti Khawarij. Ia pun telah mendapati hasil dari apa yang telah ia lakukan.” (Siyar, 14/383)

Wallahu a’lam. 

Sumber FB Ustadz : Danang Kuncoro Wicaksono 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Ibnu Tumart". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait