Dalil Do'a Malam Nisfu Sya'ban
Dalam persoalan ini, Syekh Habiburrahman Al-Syinqithi (w. 1363 H) seorang Muhaddits besar penulis kitab Zad Muslim dan Fath Al-Mun'im Syarah Shahih Muslim, memiliki sebuah kitab yang cukup tipis bernama Hidayah Al-Rahman yang membahas tentang hadits-hadits tentang doa yang dibaca saat malam Nisfu Sya'ban.
Kitab ini ditulis oleh beliau karena pertanyaan yang terus terulang setiap tahunnya soal doa malam Nisfu Sya'ban. Setiap kali ditanya, Syekh hanya menjawabnya dengan lisan. Hingga beliau melihat perlunya menulis sebuah tulisan, agar bisa menjadi sebuah rujukan dan tidak mengulangi persoalan.
Ada dua tokoh sahabat yang menjadi sumber utama doa tersebut: Abdullah bin Mas'ud dan 'Umar bin Khattab.
Adapun riwayat Abdullah bin Mas'ud, diriwayatkan oleh Ibn Abi Syaibah (w. 235 H) dalam kitab Al-Musannaf dan Ibn Abi Al-Dunya (w. 281 H) dalam kitab Al-Du'a. Abdullah bin Mas'ud mengatakan: “Tidaklah seorang hamba berdoa dengan doa ini, melainkan akan allah luaskan rizki dalam kebutuhan sehari-harinya:
اللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ، وَلا يُمَنُّ عَلَيْكَ، يَا ذَا الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ، يَا ذَا الطَّوْلِ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ، ظَهْرَ اللاجِئِينَ، وَجَارَ الْمُسْتَجِيرِينَ، وَمَأْمَنَ الْخَائِفِينَ. إِنْ كَانَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ أَنِّي شَقِيٌّ، فَامْحُ مِنْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقَائِي، وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ سَعِيدًا، وَإِنْ كَانَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ أَنِّي مَحْرُومٌ مُقَتَّرٌ عَلَيَّ مِنَ الرِّزْقِ، فَامْحُ مِنْ أُمِّ الْكِتَابِ حِرْمَانِي وَإِقْتَارَ رِزْقِي، وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ سَعِيدًا مُوَفَّقًا لَكَ فِي الْخَيْرِ، فَإِنَّكَ قُلْتَ فِي كِتَابِكَ الْمُنَزَّلِ عَلَى نَبِيِّكَ: (يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ) سورة الرعد آية ٣٩.
Artinya, "Wahai Tuhanku yang maha pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang beruntung, murah rezeki, dan taufik untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabMu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’
Tidak hanya doa ini, dalam riwayat lain Abdullah Ibnu Mas'ud juga memiliki bentuk doa yang lain dengan makna yang sama.
Riwayat ini diriwayatkan oleh Ibnu Jarir Al-Thabari Al-Mufassir (w. 310 H), Ibnu Mundzir dan Al-Thabrani: Sesungguhnya Abdullah bin Mas'ud pernah berdoa dengan doa:
اللهم إن كنت كتبتي في السعداء فأثبتني في السعداء، وإن كنت كتبتني في الأشقياء فامحني من الأشقياء وأثبتي في السعداء فإنه تمحو ما تشاء وتثبت وعنده أم الكتاب.
“Ya Allah, jika Kau mencatatku di Lauh Mahfudz sebagai orang yang mujur dan beruntung maka tetapkan aku pada golongan orang-orang yang beruntung. Dan jika Kau mencatatku sebagai orang yang sial, maka hapuskanlah namaku dari orang-orang yang sial dan tulislah namaku pada nama orang-orang yang beruntung, karena sesungguhnya Engkau menghapus dan menuliskan apa yang Kau kehendaki, dan di sisi-Nya Lauh Mahfudz.”
Adapun riwayat Umar bin Khattab, diriwayatkan oleh Abd bin Humaid Al-Kissi (w. 249 H) guru dari Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim, diriwayatkan juga oleh Ibnu Munzir dan Ibnu Jarir: Bahwasanya Umar bin Khattab saat melakukan Thawaf di Ka'bah beliau berdoa:
اللهم إن كنت كتبت علي شقوة أو ذنبا فامحه، فإنك تمحو ما تشاء وتثبت وعندك أم الكتاب فاجعله سعادة ومغفرة.
“Ya allah, jika Kau mencatatku sebuah kesialan atau dosa, maka hapuskanlah ia, karena Engkau menghapus dan menuliskan apa yang Kau kehendaki, dan di sisi-Mu Laut Mahfudz, maka jadikanlah ia sebuah kebahagiaan dan ampunan”
••
Melihat dari riwayat di atas tidak ada satupun yang mengkhususkan do'a tersebut untuk dibaca pada malam Nisfu Sya'ban, lalu dari mana para Ulama menjadikan do'a tersebut dibaca pada malam Nisfu Sya'ban?
Sebagai dalil pengkhususan, Syekh Habiburahman Al-Syinqithi menuliskan dua riwayat. Saya sertakan salah satunya yaitu riwayat Ibnu Abi Dunya yang dikutip juga oleh Imam Suyuthi dalam tafsirnya, dikatakan pada riwayat tersebut: “Pada malam Nisfu Sya'ban akan diberikan kepada malaikat maut sebuah lembaran dan perintah untuk mencabut arwah yang tertera pada lembaran tersebut. Bisa jadi seorang hamba sedang tidur di atas kasurnya, atau melaksanakan pernikahan, atau membangun bangunan, sedangkan namanya sudah masuk di liat orang yang akan dicabut nyawanya”
Oleh karena itu, doa tersebut dibacakan pada malam Nisfu Sya'ban, karena kesesuaian makna doa dengan apa yang terjadi pada malam tersebut dan karena atas beberapa penafsiran Ulama terhadap ayat: “Allah menghapus dan menulis apa yang Ia kehendaki, dan di Sisi-Nya Umm Al-Kitab” Umm Al-Kitab yang dimaksud adalah Lauh Mahfudz, dan Lauh Mahfudz bisa saja berubah-ubah. Wa Allahu 'Alam.
••
Fahrizal Fadil
Kamis, 23 Februari 2023.
Madinah Buuts Islamiyah, Kairo
Sumber FB Ustadz :