Khawarij dan Ciri-Cirinya

Khawarij dan Ciri-Cirinya

KHAWARIJ DAN CIRI-CIRINYA 

(silakan renungkan, mirip W4h4b1 nggak ciri-cirinya) 

Abdullah ibn Dzil Khuwaishirah, nama lainnya adalah Hurqûsh ibn Zuhair as-Sa’dy, digambarkan sebagai lelaki saleh. Berbagai riwayat sahih menggambarkan lelaki bani Tamim ini satu klan dengan Muhammad ibn Abdul Wahab at-Tamimi—pendiri Wahabi, dengan sejumlah ciri fisik: cekung matanya (غائر العينين), menonjol tulang pipi dan dahinya (مشرف الوجنتين ناشز الجبهة), lebat jenggotnya (كث اللّحية), plontos kepalanya (محلوق الرّأس), dan cingkrang celananya (مشمّر الإزار).

Dari jenis lelaki ini kelak lahir para ahli ibadah, yang membasahi bibirnya dengan bacaan al-Qur’an (يتلون كتاب اللَّه رطبا) sehingga dikenal sebagai al-Qurra’ (القراء). Ibadah mereka tekun, tangannya kapalan. Di antara dua matanya terdapat tanda bekas sujud (بين عينيه اثر السجود). Kata Rasulullah, “bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibanding bacaan mereka, salat kalian tidak ada apa-apanya dibanding salat mereka, puasa kalian tidak ada apa-apanya dibanding puasa mereka.”

Namun, kesalehan itu sirna karena mereka merasa paling saleh. Mereka membaca al-Qur’an dan menyangka al-Qur’an hujjah bagi mereka, padahal hujjah terhadap mereka (يقرءون القرآن يحسبون أنه لهم وهو عليهم). Mereka seburuk-buruk makhluk Allah (شرار خلق الله), kata Ibn Umar.

Imam Ahmad meriwayatkan hadis, Rasulullah pernah menyuruh para sahabat utama: Abu Bakar, Umar, dan Ali untuk membunuh seorang laki-laki yang kondang ibadah, tetapi ujub dengan ibadahnya. Mereka juga merasa paling benar dan mengukuhi pendapat sendiri (يستبدون برايهم). Yang tidak sejalan dengan mereka dituding sesat dan kafir. Pengikutnya berasal dari anak-anak muda belia yang cekak akalnya. Mereka mengucapkan sebaik-baik perkataan manusia, tetapi tidak menyelami maknanya. Sabda Nabi:

‏‏سيخرج في آخر الزّمان قوم أحداث الأسنان سفهاء الأحلام يقولون من خير قول البريّة يقرءون القرآن لا يجاوز حناجرهم يمرقون من الدّين كما يمرق السّهم من الرّميّة فإذا لقيتموهم فاقتلوهم فإِنّ في قتلهم أجرًا لمن قتلهم عند اللَّه يوم القيامة (رواه مسلم).

“Akan muncul di akhir zaman sekelompok anak-anak muda belia yang cekak akalnya, mengucapkan sebaik-baik perkataan manusia. Mereka membaca al-Qur’an tetapi tidak sampai kerongkongannya. Mereka keluar dari agama seperti melesatnya anak panah dari busurnya. Jika kalian jumpai mereka, perangilah mereka karena memerangi mereka ada pahala di sisi Allah di hari kiamat.” (HR Muslim)

Ciri lainnya adalah berontak terhadap pemimpin. Kata Ibn Hajar, mereka disebut Khawârij karena keluar dari ketaatan kepada pemimpin (يخرجون من طاعة الامام), kemudian meninggalkan mereka dan jamaah (تركوا الائمة وخالفوا الجماعة). Awalnya adalah protes terhadap kebijakan pemimpin seperti dilakukan Dzil Khuwaishirah kepada Nabi. Giliran berikutnya berontak terhadap pemimpin seperti dilakukan Abdullah ibn al-Kawwa’ dan gerombolannya kepada Ali RA.

Mereka meninggalkan Ali RA dan pasukan menuju lembah yang dinamakan Harûrâ. Apa alasan pemberontakan itu? Ulil Amri dituduh meninggalkan hukum Allah berdasarkan pengertian mereka yang sempit. Dulu Dzul Khuwaishirah menuduh Nabi tidak adil, penerusnya menuduh menantu Nabi (Ali RA) mencampakkan Kitabullâh karena menerima tahkîm.

Ciri Khawarij berikutnya adalah gemar memakai ayat yang turun untuk orang kafir untuk “memukul” orang mukmin (انطلقوا الى ايات نزلت فى الكفار فجعلوها على المؤمنين). Mereka, misalnya, menggunakan ayat: ومن لم يحكم بما أنزل الله فأولئك هم الكافرون والظالمون والفاسقون (QS. al-Mâidah/5: 44,45,47) untuk mengafirkan Ali RA karena menerima tahkîm. Ali dengan enteng menjawab: كلمة حق يراد بها الباطل (kalimat benar dimaksudkan salah). Mereka menjustifikasi al-Qur’an sebagai tameng untuk makar terhadap Ulil Amri yang tidak sejalan. Berontak terhadap kekuasaan yang sah, yang tidak nyata tiran dan maksiat, merupakan ciri khas Khawârij.

Jadi, Khawarij memang tercatat dalam sejarah Islam. Cikal bakalnya telah ditandai Nabi pada tahun 8-9 H, tetapi wujudnya baru menjelma pada tahun 37 H. Sebagai entitas sejarah, dia telah lenyap, tetapi ciri dan karakternya bisa ditemukan sepanjang zaman. Mereka adalah sekelompok ahli ibadah yang berlebihan dalam agama (الغلو في الديانة والتنطع في العبادة) sehingga malah kehilangan inti agama. Pendahulu Khawarij, Dzul Khuwaishirah, digambarkan berjenggot tebal, bercelana congklang, berdahi hitam—tanda-tanda kesalehan bagi anggapan sebagian orang. Namun, Nabi justru melaknatnya sebagai pendahulu seburuk-buruk makhluk (والخليقة شر الخلق).

Penerus Dzul Khuwaishirah digambarkan sebagai sekumpulan ahli ibadah. Bacaan al-Qur’an, salat, dan puasa mereka tidak ada bandingannya, tetapi Nabi justru memerintahkan kita memerangi mereka. Kenapa? Karena mereka membajak Islam untuk membela nafsu mereka memonopoli kebenaran. Khawârij adalah penduhulu kelompok takfîri. Hukum Allah diringkus dalam tafsir mereka yang sempit. Siapa saja yang tidak berhukum dengan hukum Allah dalam pengertian mereka—dicap sesat, kafir, dan boleh diperangi.

Doktrin mereka subversif. Ulil Amri yang tidak menerapkan hukum Allah, dalam tafsir mereka yang sempit itu, boleh dirongrong dan digulingkan. Selain pendahulu kelompok takfîri, Khawarij adalah pendahulu tradisi bughat dalam sejarah Islam. Al-Qur’an memerintahkan orang beriman untuk taat kepada Allah, taat kepada Rasulullah dan Ulil Amri (an-Nisa’/4: 59).

Taat kepada Ulil Amri bersifat muqayyad, artinya tidak sama dengan membeo dan menjilat. Kritik perlu, tetapi kritik tidak sama dengan makar. Oposisi loyal penting, tetapi bughat tidak dibenarkan dalam Islam.

Apakah kita temukan ciri-ciri Khawârij zaman now? Tengoklah kanan-kiri dan periksa diri kita sendiri. Mudah-mudahan kami, kalian, dan kita semua tidak termasuk golongan yang dilaknat Nabi sebagai seburuk-buruk makhluk itu. Wal ‘iyâdhu billâh.

Rangkuman ciri-ciri Khawarij ;

1. Cikal bakalnya / tokoh sentralnya muncul klan Bani Tamim. 

2. Penampilan luarnya sangat shalih, tekun beribadah bahkan melebihi 

mayoritas sahabat Nabi. 

3. Lisannya mahir membaca Al-Qur'an. 

4. Memonopoli kebenaran, hanya membenarkan pendapatnya sendiri. 

5. Didominasi kaum muda, bahkan para tokoh/ustadz/ulamanya pun 

didominasi kaum muda (di bawah usia dewasa). 

5. Kata-katanya penuh dengan Qur'an Hadits namun hatinya kosong 

dari itu semua. 

6. Melawan pemimpin negerinya dengan atasnama Allah. 

7. Menghukumi umat islam selain mereka dengan ayat yang oleh Allah 

ditujukan kepada orang kafir dan musyrik. 

8. Tekstual dalam memahami Qur'an Hadits, sehingga mudah 

memvonis kafir, syirik, sesat, halal darah, terhadap muslim yang tak 

sesuai dengan pemahamannya. 

9. Komunitas yang eksklusif.

10. Ketika minoritas/lemah memusuhi sesama muslim 

dengan lisannya, saat mayoritas/kuat memerangi sesama muslim 

dengan senjatanya.

*_Dapatkan terus Update info Hubbul Wathon Minal Iman_*

Website : www.hwmi.or.id

Telegram :

https://t.me/hwmichannel

Instagram :

https://s.id/Ig_hwmionline_id

Twitter :

https://twitter.com/Hubbul_Wathon26?s=08

Youtube:

https://s.id/DutaHWMIOfficial

Helo-app :

https://s.id/helo-app_KontenHWMI

Tik tok : https://s.id/tiktok_hwmi

Quotes HWMI : https://s.id/hwmi-Quotes

#HubbuWathonMinalIman

#NahdlatulUlama 

#IslamNusantara

#MediaDakwahOnline 

Sumber FB : HWMI HONGKONG

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Khawarij dan Ciri-Cirinya". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait