Antara Proses Dan Pencapaian
Ada yang bertanya mana yang lebih diutamakan antara proses dan pencapaian? Saya menjawab tegas bahwa dalam sudut pandang agama, proses lebih penting sebab yang dituntut dari manusia (sebagai beban taklifi) adalah proses, bukan pencapaian. Banyak bukti untuk ini, di antaranya:
- Seorang pelaku maksiat yang bertaubat lalu mati tanpa belum melakukan kebaikan apa pun tetap dianggap mati dalam keadaan baik. Alasannya sebab dia telah berproses menuju jalan kebaikan.
- Dalam sebuah hadis disebutkan, siapa yang berpindah dari tempatnya untuk belajar suatu pengetahuan maka dosanya diampuni sebelum dia melangkah. Meski ilmunya belum dia dapat, dia sudah mendapatkan keutamaan sebab dia sudah berproses.
- Seseorang kepala rumah tangga tidak tercela karena dia tidak berhasil menjadi kaya untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, tapi dia tercela apabila dia tidak berproses dengan cara bekerja secara patut
- Seorang murid juga tidak tercela karena dia tidak menjadi juara kelas, tapi dia tercela apabila tidak mau berproses dengan cara belajar. Dia juga tidak tercela karena tidak menjadi ilmuwan terkenal, yang tercela hanya apabila dia berhenti berproses mencari ilmu.
- Seorang petani hanya diharuskan menanam tanamannya dengan baik di musim yang tepat dan berusaha menanggulangi hama serta gangguan lain bagi pertaniannya. Urusan hasil panennya berapa, itu di luar bagian yang dituntut darinya. Bahkan bila gagal panen pun dia tidak dapat disalahkan.
Banyak lagi contoh lain, tetapi kadar ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa proseslah yang dinilai dalam sudut pandang agama. Adapun hasil atau pencapaian, itu adalah urusan takdir tergantung rezeki masing-masing.
Namun sayang, banyak orang yang tidak menghargai proses, maunya hanya melihat pencapaian saja. Bila seseorang belum sukses maka dia diremehkan, tidak dihargai dan diacuhkan seolah tak kenal. Bila sudah sukses barulah semua mendekat dan menghargai. Ini adalah jenis penghargaan yang sangat terlambat sebab bagian yang menjadi ranah usaha manusia justru dilupakan, padahal pada ranah proses inilah seorang manusia harusnya dinilai. Adapun soal hasil, maka itu urusan takdir.
Di sisi lain, banyak yang berproses tapi terlalu menggantungkan kebahagiaannya pada hasil. Akibatnya dia berputus asa dan berhenti ketika target yang dicapai gagal. Seolah dia lupa bahwa kegagalan dan kesulitan adalah bagian dari proses yang harus dilalui untuk kesuksesan.
Sebab itu, enjoy the process and never quit!
Madura, 4 Januari 2023
Sumber FB Ustadz : Abdul Ahmad Wahab