Menandingi Al-Quran

Menandingi Al-Quran

Menandingi Al-Quran

Di masa lalu Allah SWT menantang orang kafir untuk bisa membuat tandingan yang semisal dengan Al-Quran. Ternyata tantangan itu tidak pernah bisa dijawab. 

Al-Quran memang tidak ada duanya, tidak akan bisa dibuat yang seperti Al-Quran. Oleh karena itu Al-Quran tidak bisa dipalsukan, apalagi diselewengkan. 

Kalau ada pihak-pihak yang berusaha mengubah, mengedit ulang, menambahi atau mengurangi ayat Al-Quran, otomatis ketahuan. 

Intinya Al-Quran tidak bisa ditiru karena merupakan mukjizat. 

* * *

Tapi itu semua kisah di masa lalu dan terjadi pada orang kafir. Bagaimana dengan di masa kini? Adakah upaya untuk meniru Al-Quran?

Kalau di kalangan orang kafir pastinya tidak ada. Tapi justru keinginan untuk meniru Al-Quran muncul dari kalangan umat Islam sendiri. 

Siapa yang berani melakukannya? Aliran sesat manalagi itu?

Tenang dulu, sabar dan santai. Yang ingin meniru Al-Quran justru kita-kita ini, khususnya yang tidak paham bahasa Arab tapi ingin paham isi Al-Quran. 

Lalu para ulama coba bikin terjemahan Al-Quran. Diupayakan biar semirip mungkin dan sesuai dengan isi dan konten Al-Quran. Hanya saja ditulisnya pakai Bahasa Indonesia. 

Secara motivasi tidak masalah, karena tujuannya bukan mau menandingi Al-Quran. Tapi justru ingin menjelaskan isi Al-Quran lewat karya terjemahan. Maka terjemahan dalam bahasa Indonesia dibuat semirip mungkin dengan Al-Quran. 

Berhasil? 

Sama sekali tidak. Terjemahan Al-Quran ternyata sama sekali tidak mirip dengan Al-Quran. Ada begitu banyak isi dan konten yang hilang ketika diterjemahkan. Bahkan yang hilang jauh lebih banyak dari yang utuh. 

Padahal para ulama sudah mati-matian berupa bikin terjemah Al-Quran sedekat mungkin dengan aslinya. Tetap saja tidak berhasil. 

Ada begitu banyak kendala menghadang, baik teknis ataupun non teknis. Salah satunya banyak sekali istilah dalam bahasa Arab yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. 

Satu-satunya cara harus diuraikan secara panjang lebar dalam bentuk kalimat bahkan butuh sekian paragraf. Dengan demikian hasilnya jelas, terjemah sama sekali tidak mampu menggambarkan isi Al-Quran. 

Meski sudah dibuat semirip dan sedekat mungkin dengan Al-Quran, tetap saja tidak akan berhasil. 

فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) -- dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah : 24)

Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Menandingi Al-Quran". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait