KAMI IKUT ULAMA
Salah satu cara agar pemahaman kita dalam beragama terkontrol dan berjalan di atas rel, adalah dengan mengikuti salah satu mazhab fiqh yang empat, yaitu ; Hanafiyyah, Malikiyyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah. Terkhusus lagi mazhab Syafi’i yang merupakan mazhab mayoritas umat muslim di Indonesia. Empat mazhab fiqh muktabar ini berjalan di atas jalan Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Dengan demikian, pemahaman kita tidak akan berjalan liar dan potensi muculnya penyimpangan dan pendapat-pendapat yang nyleneh akan dapat diminimalisir.
Mazhab itu disusun oleh para ulama yang telah mencapai level mujtahid. Sehingga, kapasitas dan kapabilitasnya tidak perlu diragukan lagi. Kesimpulan-kesimpulan hukumnya dibangun di atas dalil dan tradisi sanad (tranmisi) dari para guru ke guru. Semuanya bisa dipertanggungjawabkan baik secara ilmiyyah ataupun fakta. Kaderisasi ulamanya berjalan hingga kita dan insya Allah sampai hari kiamat. Referensi kitab-kitabnya melimpah. Madrasah-madrasahnya (tempat pengkajian dan belajar) bertebaran di berbagai tempat. Maka metode bermazhab, adalah metede yang paling aman, paling berilmu (ilmiyyah) dan paling jelas.
Perhatikan nukilan berikut :
و الأمة الإسلامية على وفرة عددها, لم ينبغ منها نبوغ الإجتهاد إلا عدد قليل لصعوبة إرتقاء درجه و بلوغ الغاية فيه. فلنعرف لأنفسنا ضعفها. و لنسر وراء الأئمة. فذا أسلم و أعلم و أحكم.
Terjemah : “Umat Islam sekalipun banyak jumlahnya, namun tidaklah lahir darinya orang-orang yang memiliki kemampuan ijtihad kecuali sedikit dikarenakan sulitnya untuk naik dan mencapai level tersebut. Maka, hendaknya kita sadar akan kelemahan kita. Dan hendaknya kita berjalan di belakang para imam (mujtahid dari empat mazhab). Hal ini, lebih selamat, lebih berilmu (ilmiyyah) dan lebih jelas.” (Luzumul Ittiba’, hlm. 12)
Alhamdulillah, semakin banyak yang sadar akan urgensi bermazhab. Apalagi mazhab fiqh Syafi’i semakin menjadi candu dan trend di kalangan para pembelajar. Anak-anak hijrah pun sekarang sering terlihat menenteng kitab fiqh mazhab syafi’i seperti Safinatun Najah, Matan Abu Suja’ dan lainnya. Ini benar-benar keren.
Kemarin, berkesempatan mengisi kajian akbar di Pondok Ibnu Umar, Karangpandan, untuk wali murid dan santri. Kita sampaikan pentingnya mengikuti para imam-imam mujtahidin yang muktabar dalam memahami agama. Tak lupa juga kita kampanyekan Islam wasathiyyah dan i’tidal (pertengahan dan moderat) untuk membentengi dari berbagai pemahaman ghuluw (ekstrim). Sebelum kajian dimulai, terdengar sayup-sayup lantunan shalawat “Yasir lana”. Pondok ini juga berbenah dan berproses ke arah sana. Alhamdulillah Rabbil ‘alamin.
(Abdullah Al-Jirani)
#manhajsalaf #ahlussunah #bermazhab #mazhabsyafii
Sumber FB Ustadz : Abdullah Al Jirani