Mewaspadai Logika Anakan Wahhabi

Mewaspadai Logika Anakan Wahhabi

Mewaspadai Logika Anakan Wahhabi

Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai

Diantara yang tidak abis pikir, logika yang dipakai anakan wahhabi untuk membenarkan ajarannya :

1. Seolah - olah memposisikan diri mereka diposisi nabi dan para sahabat nabi pada saat ajaran mereka ditolak.

Biasanya dengan ungkapan bahwa dakwah nabi saja dulu ditolak, maka jangan heran dakwah kita ditolak, mengikuti sunnah nabi itu berat.

Seolah - olah mereka berhadapan dengan kafir qurais sebagaimana nabi dulu menghadapi kafir qurais ketika dakwah nabi ditolak.

Ingat, Nabi ditolak karena mentauhidkan Allah dan mengajarkan islam, sedangkan mereka ditolak oleh umat islam karena memaksakan pendapat mereka dalam hal - hal cabang.

Mereka lupa atau manhajnya mengajarnya untuk lupa atau melupakannya bahwa yang mereka hadapi umat islam, yang perbedaannya dalam hal cabang agama, bukan dalam hal usul pokok.

Sedangkan usul pokoknya sudah sama - sama beriman kepada Allah dan nabi, serta mewajibkan yang telah diwajibkan dan mengharamkan yang telah diharamkan oleh syariat.

Terus Apa penyebab mereka memposisikan diri mereka seolah - olah berkedudukan seperti nabi dan sahabat nabi ? diantara yang fatal adalah karena mencampur adukkan antara ajaran yang pokok dengan yang cabang dalam syariat islam.

Yang cabang dalam ajaran islam dimasukkan kepada yang usul pokok, maka setiap yang berbeda dengan mereka dalam hal cabang, dianggap menolak ajaran mereka, padahal dalam hal cabang umat islam boleh berbeda.

Sebagai contoh, yang cabang dimasukkan ke yang pokok, qunut subuh, meletakkan posisi tangan pada saat bersedekap, rapat barisan, talqin mayit, tabaruk, tawasul, azan di telinga bayi baru lahir, tahlilan, hadiah pahala, maulid nabi, zikir doa berjamaah, salaman setelah sholat, cium tangan ulama dll.

Seandainya mereka meletakkan yang cabang pada bab cabang, maka mereka tidak akan memposisikan diri mereka diposisi nabi dan sahabatnya, pada saat paham mereka tidak diterima umat islam yang lainnya.

Karena dalam hal cabang sampai kiamat akan tetap terjadi perbedaan, dan mayoritas ulama telah mengakui perbedaan tersebut, maka tidak perlu memperuncing perkara cabang, sehingga memvonis pelakunya sebagai ahli bidah, syirik, penyembah kubur, syiah, sesat, dan kafir.

2. Seolah - olah sudah mempunyai kemampuan untuk berijtihad tanpa mengikuti metode ulama mujtahid, sehingga banyak tergelincir dalam kesalahan dalam menyimpulkan hukum.

Salah satu faktor utamanya adalah langsung memahami Al Quran dan hadits tanpa mempelajari fiqih secara berjenjang, karena fiqih merupakan bahan jadi, yang sudah siap dipakai, sedangkan Al Quran dan hadits bahan mentah, untuk memahaminya harus menguasai seluruh cabang ilmu - ilmu keislaman.

Diantara fatwa anakan wahhabi, akibat tidak mempelajari fiqih secara berjenjang, seperti taik kucing tidak najis, rukun wudhu hanya dua, manusia haram dimakan karena najis mughalzhoh dan bertaring, buaya halal, onani di bulan ramadhan tidak membatalkan puasa, Halloween diluar tanah suci tidak apa - apa dll.

3. Untuk Menguatkan argumen dan dalil mereka, mereka gunakan penguasaan wahhabi atas tanah suci bentuk ridha Allah atas ajaran wahhabi.

Pada saat mereka menyerang paham mayoritas umat islam, mereka mengatakan dalil itu Al Quran dan hadits, bukan pendapat ulama, dan bukan pula tradisi suatu kaum atau daerah.

Sedangkan disisi lain, mereka jadikan penguasaan wahhabi atas tanah suci, sebagai bentuk Allah ridha atas ajaran mereka, mereka mengunakan standar ganda, untuk kelompoknya boleh - boleh saja, untuk diluar kelompoknya haram, bidah, sesat dll.

Mereka lupa atau mereka memang dibuat lupa efek doktrin cuci otak, bahwa Allah tidak pernah menjadikan penguasaan atas tanah suci sebagai bentuk ridho Allah terhadap suatu kaum.

Jika logikanya seperti itu, berarti Allah ridha terhadap pasukan salip yang menguasai Palestina sebelum dibebaskan sholahuddin ayubi dan Allah ridho terhadap zionis yahudi yang menguasai palestina hari ini. Bukankah logika seperti kacau dan sunsang ?

Dan perlu diingat tanah suci mekah dan madinah juga dahulu pernah dibawah kekuasaan syiah dan muktazilah, apakah dengan mereka menguasai tanah suci, sehingga ajaran mereka dianggap diridhoi Allah ? 

Sedangkan mayoritas ulama telah menyatakan kesesatan ajaran mereka, maka sangat aneh kalau penguasaan terhadap tanah suci dianggap bentuk ridha Allah terhadap ajaran mereka, ini akibat belajar agama dengan metode doktrin !!!

Tiga logika diatas hanya dimakan oleh mereka yang mudah didoktrin, orang awam,malas baca buku dan datang ke majlis ilmu, keegoan dan keakuannya tinggi, merasa hebat dan puas dengan yang dimiliki, yang berjiwa kasar, suka memandang rendah orang lain, sombong dan punya jiwa fanatik buta.

Dalu - dalu, Sabtu 19 November 2022

Yuk umroh Hanya Rp. 28 Jt / 12 Hari

#LaskarTambusaiBentengAswaja

#AmbulanceLaskarGRATIS

#YayasanWakafAlQuranUmat

#HidupKanMati

Bagi kaum muslimin ingin berdonasi Pembangunan Lembaga Pendidikan Aswaja.

An. YAYASAN WAKAF AL QURAN UMAT 

BSI 7199407467

Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa

19 November 2022  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Mewaspadai Logika Anakan Wahhabi". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait