Perjuangan Syafi’i Kecil Saat Belajar

Perjuangan Syafi’i Kecil Saat Belajar

PERJUANGAN SYAFI’I KECIL SAAT BELAJAR

Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq 

1. Semangatnya yang  luar biasa 

قيل للشافعي ‌كيف ‌شهوتك ‌للعلم؟ قال: أسمع بالحرف ـ أي بالكلمة ـ مما لم أسمعه، فتود أعضائي أن لها سمعًا تتنعم به، مثل ما تنعمت به الأذنان .فقيل له: كيف حرصك عليه؟ قال: حرص الجموع المنوع في بلوغ لذته للمال .فقيل له: فكيف طلبك له؟ قال: طلب المرأة المضلة ولدَها ليس لها غيره

Ditanyakan kepada imam Syafi’i rahimahullah : “Bagaimana hasratmu terhadap ilmu ?

Ia menjawab : 'Jika aku mendengar sebuah kata yang belum pernah kudengar sebelumnya, maka aku berharap seluruh anggota tubuhku memiliki pendengaran untuk turut menikmati lezatnya ilmu tersebut, sebagaimana telingaku menikmatinya.”

Ditanyakan lagi : “Bagaimana semangatmu untuk ilmu ? Beliau menjawab : 'seperti semangatnya orang yang rakus dan pelit dalam menikmati harta." 

Dikatakan lagi kepadanya, "bagaimana engkau menuntut ilmu ?" Beliau menjawab, "Bagaikan seorang ibu yang sedang kehilangan anaknya, sedangkan dia tidak punya anak selainnya.”

2. Menyelesaikan hafalan di usia belia.

حفظت القرآن وأنا ابن سبع سنينوحفظت (الموطأ) وأنا ابن عشر

Syafi’i berkata : “Aku telah hafal al Qur’an di usia tujuh tahun, dan aku hafal kitab Muwatha’ ketika berumur sepuluh tahun.”

3. Menuntut ilmu hingga ke pedalaman

Berkata Asy Syafi'i rahimahullah :

أقمت في بطون العرب عشرين سنة، آخذ أشعارها ولغاتها، وحفظت القرآن

“Aku tinggal di pedalaman Arab selama 20 tahun untuk mempelajari syair dan bahasa Arab, juga untuk menghafal al Qur’an.”

4. Sampai menjadikan tulang untuk menulis pelajaran

وعن الشافعي، قال: كنت أكتب في الأكتاف والعظام

Syafi’i berkata : “Dahulu aku sampai menulis (pelajaran) di tulang belulang.”

5. Usahanya untuk bisa berguru kepada guru terbaik

Imam Syafi’i berguru kepada ulama-ulama besar di masanya, diantaranya adalah kepada imam Darul Hijrah, Malik bin Anas rahimahullah. 

Usahanya untuk bisa diterima oleh imam Malik lumayan unik. Yakni imam Syafi’i yang tinggal di Makkah dan akan belajar ke imam Malik di Madinah meminta surat rekomendasi terlebih dahulu dari amir Makkah. Hal ini dilakukan mengingat imam Malik sangat selektif dalam memilih murid.

Namun begitu surat ini diterima oleh imam Malik bukannya senang, justru beliau marah sambil berkata :

سبحان الله، أو صار علم رسول الله صلى الله عليه وسلم يؤخذ بالرسائل

“Subhanallah. Ilmunya Rasulullah sekarang diambil dengan melalui surat rekomendasi ?!”

Imam Syafi’i sangat ketakutan. Namun ia kemudian berkata lembut kepada gurunya tersebut hingga kemudian ridha kepadanya dan menerimanya menjadi murid.

6. Telah berfatwa selagi masih menjadi penuntut ilmu

Telah berkata Muslim bin Khalid al Zanji kepada imam Syafi’i :

أفت يا أبا عبد الله، فقد -والله- آن لك أن تفتي -وهو ابن خمس عشرة سنة

“Berfatwalah wahai Abu Abdillah (Imam Syafi’i) karena sungguh demi Allah engkau telah layak untuk berfatwa.’ Sedangkan umurnya kala itu baru 15 tahun.”

7. Sangat menjaga adab kepada gurunya

Al Imam Syafi’i berkata : 

‌كنت ‌أتصفح ‌الورقة ‌بين يدي مالك تصفحا رفيقا هيبة له لئلا يسمع وقعها

“Aku dulu membuka lembaran kitab di hadapan Imam Malik dengan sangat pelan-pelan, karena segan kepadanya, agar ia tidak mendengar sura kertas yang jatuh/ bergesekan.”

8.Tetap menuntut ilmu setelah menjadi ulama

Imam Syafi’i kemudian menjadi kaya raya berkah ilmu. Dan beliau masih terus belajar kepada ulama-ulama lainnya serta gemar memberikan uang dan hadiah kepada mereka. Berkata Abu Ubaid :

رأيت الشافعي عند محمد بن الحسن، وقد دفع إليه خمسين دينارا، وقد كان قبل ذلك دفع إليه خمسين درهما، وقال: إن اشتهيت العلم، فالزم

“Aku pernah melihat Syafi’i bersama (belajar) kepada Muhammad bin Hasan. Dan ia memberikan kepadanya 50 dinar ( 195 jt) yang sebelumnya ia juga telah memberikan 50 dirham. Dan ia berkata : ‘Jika engkau ingin ilmu, lazimilah (memberi kepada guru)'.”

9. Tidak segan mengeluarkan biaya besar untuk ilmu

Imam Syafi’i rahimahullah berkata :

قد أنفقت على كتب محمد ستين دينارا، ثم تدبرتها، فوضعت إلى جنب كل مسألة حديثا -يعني: رد عليه

“Aku telah mengeluarkan uang untuk kitab-kitab milik Muhammad bin Hasan (gurunya) sejumlah 60 dinar (235 juta). Kemudian aku mempelajarinya dengan meletakkan setiap hadits untuk setiap masalah (dalam kitab ) yakni mengkoreksinya.”

Semoga bermanfaat.

________

📜Siyar A’lam an Nubala (8/236 – 280), Lawami’ Durar (4/127).

•┈┈•••○○❁🌻αѕт🌻❁○○•••┈┈•

 ⤵️https://t.me/subulana

📱facebook.com/AhmadSyahrinThoriq

🌐www.konsultasislam.com

Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq

5 Oktober 2022

baca juga : 

MANAQIB SINGKAT IMAM MADZHAB

Oleh Ustadz  : Ahmad Syahrin Thoriq 

𝗜𝗺𝗮𝗺 𝗔𝗯𝘂 𝗛𝗮𝗻𝗶𝗳𝗮𝗵 𝗿𝗮𝗵𝗶𝗺𝗮𝗵𝘂𝗹𝗹𝗮𝗵

𝗜𝗺𝗮𝗺 𝗠𝗮𝗹𝗶𝗸 𝗿𝗮𝗵𝗶𝗺𝗮𝗵𝘂𝗹𝗹𝗮𝗵

𝗜𝗺𝗮𝗺 𝗦𝘆𝗮𝗳𝗶'𝗶 𝗿𝗮𝗵𝗶𝗺𝗮𝗵𝘂𝗹𝗹𝗮𝗵

𝗜𝗺𝗮𝗺 𝗔𝗵𝗺𝗮𝗱 𝗿𝗮𝗵𝗶𝗺𝗮𝗵𝘂𝗹𝗹𝗮𝗵

Semoga bermanfaat.

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Perjuangan Syafi’i Kecil Saat Belajar". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait