Perbedaan Ulama Mazhab Dengan Wahhabi
Oleh : Rahmat Taufik Tambusai
Perbedaan paling mencolok antara ulama mazhab dengan wahhabi :
1. Tidak akan dijumpai ulama Mazhab menggunakan ayat untuk orang kafir diletakkan kepada umat islam, sedangkan wahhabi sering dijumpai meletakkan ayat tentang orang kafir kepada umat islam.
Padahal diantara ciri khawarij yang disebutkan oleh ibnu umar adalah meletakkan ayat tentang orang kafir kepada umat islam.
Sebagai contoh ayat berkaitan orang kafir diletakkan kepada muslim, dengan tujuan untuk menyalahkan amalan tawassul yang dilakukan umat islam.
ۗوَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۘ مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَآ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰىۗ
Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah, (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” ( Azzumar : 03 )
2. Tidak akan dijumpai ulama mazhab Mengunakan ayat dan hadits tidak pada temanya, sedangkan wahhabi sering mengunakan ayat dan hadits sebagai dalil bukan pada tempatnya.
Sebagai contoh, untuk mengharamkan taqlid mereka gunakan ayat yang bukan pada tempatnya, ayat ini tentang berlepasnya iblis dan jin di akhirat kelak.
إِذْ تَبَرَّأَ ٱلَّذِينَ ٱتُّبِعُوا۟ مِنَ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوا۟ وَرَأَوُا۟ ٱلْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ ٱلْأَسْبَابُ
Artinya: (Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. ( Al baqarah : 166 )
3. Tidak akan dijumpai ulama mazhab mengajak fanatik kepada mazhabnya, sedangkan wahhabi secara terang terangan mendoktrin pengikutnya untuk tidak mengambil ilmu kecuali dari kelompoknya dan mentahzir diluar kelompoknya.
Diantara qoul ulama mazhab untuk tidak fanatik kepada mazhabnya :
قال الشافعي إذا صح الحديث فهو مذهبي
Asy-Syafi’i berkata “Ketika hadits shahih ditemukan, maka itulah mazhabku (pendapatku),”
Sedangkan wahhabi membentengi murid - muridnya dengan doktrin, jangan dengarkan ceramah si fulan, jangan baca buku si fulan, jangan duduk di majlis si fulan, ustad syubhat dll.
4. Tidak akan dijumpai ulama mazhab menggunakan ayat dan hadits untuk membenarkan mazhabnya, sedangkan wahhabi terang terangan menggunakan hadits untuk membenarkan kelompoknya walaupun tidak ada kaitannya dengan wahhabi.
Sebagai contoh hadits yang biasa digunakan wahhabi untuk membenarkan ajarannya, padahal tidak ada kaitannya dengan ajaran wahhabi.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ الْإِيمَانَ لَيَأْرِزُ إِلَى الْمَدِينَةِ ، كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا
“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya keimanan akan kembali ke kota Madinah sebagaimana ular kembali ke sarangnya” ( HR. Bukhari muslim )
5. Ulama mazhab sangat berhati hati dalam menetapkan suatu hukum, apa lagi menuduh sebagai pelaku bidah, syirik dan penyembah kubur, sedangkan wahhabi sangat amad mudah memvonis suatu amalan itu bidah, syirik dan penyembah kubur.
6. Ulama mazhab ketika menyampai hukum suatu perkara, memaparkan semua dalil, baik yang melarang maupun yang membolehkan, tanpa menginjak pendapat yang berbeda dengannya, sedangkan wahhabi hanya memaparkan dalil untuk menguatkan pendapatnya, jika pun dipaparkan dalil yang berbeda dengannya hanya untuk menyudutkan dan melemahkannya.
7. Ulama mazhab merupakan manusia cerdas yang hafal jutaan hadits, menguasai ilmu alat untuk memahami Al Quran dan hadits, sedangkan wahhabi tidak ada satu pun yang hafal jutaan hadits, untuk seratus ribu pun tidak ada.
Dengan perbedaan mencolok di atas makanya wajar perilaku wahhabi aneh dalam berpendapat dan bersikap.
Seorang muslim yang cerdas pasti mencari yang terbaik diantara yang terbaik, apalagi dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama.
Kalau ditanya mana yang lebih selamat mengikuti ulama mazhab atau wahhabi ? maka jawabannya pasti ikut ulama mazhab lebih aman dan selamat.
Karena ulama mazhab manusia pilihan dan super cerdas, mampu membuat kaidah kaidah yang memudahkan ulama berikutnya untuk memahami syariat dengan baik.
Jauh dari fanatik buta dan penyimpangan - penyimpangan dalam memahami Al Quran dan sunnah.
Dengan mengikuti metode ulama mazhab dalam memahami Al Qur an dan sunnah, kita terhindar dari meletakkan ayat dan hadits bukan pada tempatnya, tidak mengajak untuk fanatik serta melakukan pembenaran terhadap mazhabnya, tidak mudah menyalahkan amalan orang lain dan kita diajar untuk menguasai setiap dalil yang berbeda, sehingga terhindar dari sifat suka memvonis dan merasa paling baik.
Dalu - dalu, 10 Agustus 2022
Yuk umroh yang minat hubungi kami.
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
10 Agustus 2022