Dokter, Apoteker dan Pasien

Dokter, Apoteker dan Pasien

DOKTER, APOTEKER, DAN PASIEN

Oleh Ustadz : Abdul Wahid Al-Faizin

Ada kisah menarik yang diceritakan Oleh al-Baghdadi terkait hubungan Ahli Hadis dan Ahli Fiqh

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى الْأَعْمَشِ فَسَأَلَهُ عَنْ مَسَأَلَةٍ وَأَبُو حَنِيفَةَ جَالِسٌ فَقَالَ الْأَعْمَشُ يَا نُعْمَانُ قُلْ فِيهَا فَأَجَابَهُ فَقَالَ الْأَعْمَشُ مِنْ أَيْنَ قُلْتَ هَذَا فَقَالَ مِنْ حَدِيثِكَ الَّذِي حَدَّثْتَنَاهُ قَالَ نَعَمْ نَحْنُ صَيَادِلَةٌ وَأَنْتُمْ أَطِبَّاءُ

[الخطيب البغدادي، نصيحة أهل الحديث، صفحة ٤٤]

"Datang seorang laki-laki bertanya suatu hukum kepada al-A’masy sedang Abu Hanifah duduk di sampingnya. Al-‘Amasy berkata: “wahai nu’man (Imam Abu Hanifah), jawablah pertanyaan itu. ”Akhirnya Imam Abu Hanifah menjawab pertanyaan itu dengan baik. Al-A’masy kaget dan bertanya; “dari mana kamu dapat jawaban itu wahai Abu Hanifah?” Imam Abu Hanifah menjawab; “dari hadits yang engkau bacakan kepada kami”. Al-A’masy kemudian menutup dengan berkata “Benar, kami ini apoteker dan kalian adalah dokternya”

Itulah gambaran antara dua sosok yang Ahli Hadis dengan Ahli Fiqh. Terkadang banyak sekali yang hafal hadis namun tidak bisa menganalisa hukum yang terkandung di dalamnya yang merupakan keahlian ahli fiqh. Karena itu, Ibn 'Uyainah berkata

 الحَدِيث مضلة إِلَّا للفقهاء

"Hadis itu bisa menyesatkan kecuali bagi para ahli fiqh"

Ibnu Hajar menjelaskan perkataan Ibn 'Uyainah tersebut dengan berkata

 وَمَعْنَاهُ أَن الحَدِيث كالقرآن فِي أَنه قد يكون عَام اللَّفْظ خَاص الْمَعْنى وَعَكسه وَمِنْه نَاسخ ومنسوخ -الى ان قال-  وَلَا يعرف معنى هَذِه إِلَّا الْفُقَهَاء بِخِلَاف من لَا يعرف إِلَّا مُجَرّد الحَدِيث فَإِنَّهُ يضل فِيهِ

[ابن حجر الهيتمي، الفتاوى الحديثية لابن حجر الهيتمي، صفحة ٢٠٢]

"Hadits itu seperti al-Qur’an, ada lafadz yang umum tetapi maksudnya khusus, atau sebaliknya, ada juga lafadz yang sudah di mansukh dan lain-lain. -Semua itu tidak diketahui kecuali oleh para fuqaha (Ulama'Fiqh). Berbeda dengan orang yang tidak mengetahui hal-hal ini kecuali hanya mengetahui hadis saja, maka dia akan tersesat".

Kalau ahli hadis ibarat apoteker, ahlif fiqh ibarat  dokter, maka kita yang ahli "Copy Paste" ini tidak lain adalah pasien. Tugas pasien adalah menerima resep dari dokter dan diracik oleh apoteker. Sungguh aneh kl ada orang yang bukan ahli hadis bahkan baca hadis saja dari terjemahan, kemudian dengan mudah menyalahkan atau bahkan menganggap bid'ah para imam ahli fiqh yang ada. Tipe seperti ini ibarat pasien yang menyalahkan dokter yang memberinya resep dan merasa mampu untuk membuat resep bahkan meracik sendiri obat untuk dirinya. Obat yang dia konsumsi bisa jadi tidak menyembuhkan bahkan bisa membunuh dirinya karena ternyata over dosis tanpa dia sadari...

Apalagi sekarang ada yang dengan mudah mentahdzir seorang ahli fiqh terkemuka hanya dengan tuduhan tidak satu manhaj sehingga dianggap menyimpang. Semoga kita selamatkan lisan dan tulisan kita dari menghujat para Ulama'.

امين يا رب العالمين

Sumber FB Ustadz : Abdul Wahid Alfaizin

21 Juli 2022  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Dokter, Apoteker dan Pasien". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait