Mulia Karena Islam, Bukan Karena Manhaj

Mulia Karena Islam, Bukan Karena Manhaj

Mulia Karena Islam, Bukan Karena Manhaj

"Kita adalah umat yang oleh Allah SWT dimuliakan dengan Islam, maka bagaimana pun jika kita mencari kemuliaan dengan yang lain, maka Allah akan memberikan kehinaan pada kita!" (Sayyiduna Umar bin Khatthab radhiyallahu 'anhu)

***

Ulama dahulu dalam berdakwah memiliki tagar : mulia dengan Islam, sebagaimana yang masyhur dari pernyataan Sayyidina Umar. Namun sekarang aneh, ada yang buat tagar : mulia dengan manhaj sa**f.

Ulama dahulu dalam berdakwah, semangatnya adalah memasukkan orang sebanyak-banyaknya ke dalam Islam. Namun sekarang banyak yang dakwahnya adalah mengeluarkan saudara seiman dari jajaran umat Nabi Muhammad ﷺ.

Ulama dahulu jika berkonflik, maka arahnya jelas : nahi mungkar (judi, miras, dll). Eh yang sekarang, beringas dakwahnya diarahkan kepada saudara seiman yang dia anggap tradisionalis dalam ritual ibadah (qunut, berbatik tak bergamis, PHBI, dll) : nahi ma'ruf.

Ulama dahulu tahu proporsi ayat, lebih baik diam dari pada salah dalam memaknai wahyu. Eh sekarang kok ada yang berdakwah kepada orang beriman, namun ayat yang dipakai adalah ayat yang diturunkan untuk orang kafir seperti QS 2 : 170? (sebenarnya di masa salaf juga ada yang begini, dikenal dengan kelompok khawarij).

Siapa orang sekarang yang saya maksud? Tak usah ragu menebak, mereka adalah wa**** (pengikut Muhammad bin Abdul Wahab) yang malu mengakui hal ini sehingga mereka mendaku sa*afi. Entah ulama salaf mana yang mereka ikuti, jalur sanad mana yang mereka miliki, hingga berani mengaku-ngaku salaf.

Jika kita paham makna salaf dan kesalahan branding yang mereka lakukan,  tentu kita paham bahwa branding ini adalah kebohongan. Andai mereka bawa paham mereka ini ke pesantren, tentu sudah dari awal mereka dibantah. Namun mereka pintar urusan marketing, sehingga paham ini mereka bawa kepada awam yang tidak memiliki filter.

Wahai ulama! Bangunlah! Tugas ulama bukan hanya mendidik umat, namun juga menjawab syubhat! Akankah ditinggalkan saja umat ditipu dengan paham tajsim dan takfir, sementara kita ingin persatuan? 

Bagaimana mau bersatu jika mayoritas umat Islam dunia disesatkan bahkan dikafirkan oleh sahabat wa*abi kita ini?

Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik..

***

Saya masih terbuka jika ada kawan-kawan salafi yang mau berdialog. Saya maafkan tahzir anda selama ini, asal anda bisa pertanggungjawabkan itu dalam diskusi ilmiah. Berani?

***

Sumber FB Ustadz : Fakhry Emil Habib

27 Mei 2021  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Mulia Karena Islam, Bukan Karena Manhaj". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait