Mendidik Anak Itu Berat
Oleh : Rahmat Taufik Tambusai
Dalam satu perjalanan ke Pekanbaru, saya singgah di salah satu rumah makan, karena jam telah menunjukkan waktu yang pas untuk makan malam.
Tak jauh dari meja tempat saya makan terdengar dialog dua orang bapak paruh baya bercerita tentang cara mendidik anak-anak mereka menjadi sukses.
Dilihat dari penampilan dan bahasa yang mereka pakai, mereka bukan seorang yang berpendidikan tinggi, apalagi pakar pendidikan.
Dari hasil dialog mereka yang saya ingat agar anak-anak menjadi sukses :
1. Jangan pernah mengikuti permintaan dan keinginan anak kecuali berkaitan dengan agama dan pendidikan.
2. Permintaan dan keinginan anak-anak baru dipenuhi apabila dibarengi prestasi atau telah melakukan perbuatan yang terpuji, contoh sholat, hapal surat pendek, doa dll.
3. Jangan pernah memberikan sesuatu kepada anak-anak yang tak dibutuhkan mereka dan mengikuti tren anak-anak dilingkungan tempat tinggal.
4. Apabila anak mendapatkan prestasi tanpa ia meminta kepada kita , kita sebagai orang tua langsung memberikan hadiah, diantara yang diinginkan anak selama ini.
5. Dari kecil harus diajarkan kapan waktu bermain, waktu belajar, kapan boleh pergi jalan keluar dan kapan harus pulang ke rumah , dan harus komitmen mengingatkannya, jangan sampai main biarkan saja.
6. Apabila ada yang memberitahukan kesalahan anak kita, Jangan pernah membela anak kita dihadapkannya, apalagi memarahi orang yang menyampaikan tersebut.
Benar atau tidaknya anak kita, tetap diingatkan jangan melakukannya lagi, dan jangan lupa ucapan terimakasih kepada orang yang telah menyampaikan kepada kita.
Yang paling berkesan diantara dialog mereka ; Kalau diikuti semua keinginan anak kita pada waktu kecil, maka letih dan azab kita di waktu tua, sehingga tak termakan ajar lagi kalau sudah dewasa, kita yang akan susah dibuatnya.
Terakhir yang paling menyentuh dan menjadi bahan renungan dari dialog tersebut ; kita sebagai orang tua harus punya sifat tega dalam mendidik anak, jangan mudah iba dan kasihan.
Yang berat bagi orang tua adalah sifat iba dan kasihan melihat anaknya menangis tidak diberikan permintaannya, sedangkan kita mampu untuk memenuhinya.
Ditambah kita sebagai orang tua gengsi, ketika melihat anak tetangga semuanya memiliki, sedangkan kehidupan mereka jauh dibawah kita.
Dalam perjalanan pulang, terbayang ayah ibu kita, begitu berat mendidik kita dahulu dalam kesusahan.
Apakah kita mampu untuk mendidik anak - anak kita ditengah arus modrenisasi dan kebebasan hari ini?
Semoga Allah jadikan anak - anak kita anak yang sholeh dan sholehah, Amin.
Dalu - dalu, 10 Mei 2020
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
10 Mei 2022 pada 09.45 ·