Manhaj Salaf

Manhaj Salaf - Kajian Islam Tarakan

MANHAJ SALAF

Apa yang disebut manhaj? 

Jika dijawab manhaj adalah metodologi dalam memahami nash al-Qur'an dan as-Sunnah. Dan manhaj salaf adalah metodologi mereka dalam memahami kedua nash diatas. Maka itu semua sudah dirangkum, ditulis (tadwin) dan dipraktekkan oleh imam mazhab empat seperti Imam Syafi'i yang salaf dan kemudian diteruskan oleh pengikut-pengikut mereka hingga kini?! 

Jadi, mereka yang mengikuti imam-imam mazhab empat dan metodologinya sejak dulu sangat layak disebut pengikut salaf. Dan justru mereka-lah yang paling layak mendaku sebagai pengikut salaf ketimbang mereka yang anti dan tidak mau mengikatkan diri dengan madzhab empat yang salaf. 

Konsisten (mulazamah) dalam satu madzhab (misal disebut Syafi'iyah) tidak bisa disebut fanatik dalam bermadzhab dan itupun sah-sah saja tanpa ada pengingkaran dari ulama' muktabar manapun. Sebab tuduhan fanatik tersebut adalah tuduhan brutal dan berat kepada ulama'-ulama' besar nan agung yang selama ini konsisten dalam satu madzhab. 

Dan dalam keadaan tertentu, berpindah madzhab dalam masalah yang sulit dilakukan (intiqol madzhab) juga tidak ada larangan. Dan ini yang tidak dipahami oleh mereka yang sok tahu tentang madzhab, padahal mereka tidak memahami seluk beluk apa itu madzhab dan hukum intiqol madzhab. 

******

Untuk mereka yang mengaku bermanhaj salaf, bagaimana mereka mendefinisikan salaf? 

Mereka akan kesulitan menjawab pertanyaan tersebut. Sebab faktanya ulama' masih berbeda pendapat dalam menentukan siapakah salaf.  Ada yang berpendapat generasi sahabat saja, generasi sahabat dan tabi'in saja, generasi sahabat, tabi'in dan tabi'it tabi'in saja, bahkan ada yang mengatakan salaf adalah mereka yang hidup sebelum tahun 500 Hijriyah. Jadi siapa yang dapat menentukan generasi salaf? Adakah hadits atau atsar yang menguatkan itu?! Saya yakin mereka akan pusing tujuh keliling menjawab pertanyaan ini. 

******

Mereka yang mengaku bermanhaj salaf atau mengikuti al-Qur'an dan as-Sunnah sesuai pemahaman salaf sering tidak konsisten dengan klaim atau dakwaannya. 

Betul, berapa banyak mereka mengingkari pemahaman salaf, misal tentang bid'ah hasanah (Imam Syafi'i dll), tarawih 20 raka'at (ijma' sahabat), tambahan adzan Jum'atan (Sahabat Utsman bin Affan), membaca al-Qur'an dikuburan (Abdullah bin Umar, Ahmad bin Hanbal dll), tabarruk (Abdullah bin Umar), dan lain-lain. 

Fakta bahwa mereka yang mengaku menisbatkan diri kepada salaf ternyata malah banyak menolak pemahaman salaf, kecuali yang telah mendapatkan legitimasi dari masyayikh kontemporer mereka. Apakah mereka hendak mengatakan bahwa hal-hal diatas, walaupun dikatakan dan dipahami oleh salaf, tapi karena bertentangan dengan al-Qur'an dan as-Sunnah, maka harus ditolak?  

******

Melalui siapa pendaku bermanhaj salaf memahami al-Qur'an dan as-Sunnah? 

Sebenarnya mereka memahami yang disebut manhaj salaf melalui ulama'-ulama' kontemporer mereka, seperti Syaikh Bin Baz, Syaikh Utsaimin, Syaikh Albani, Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab, dan masyayikh Salafi lainnya. Paling banter mereka merujuk kepada Imam Ibn Taimiyah yang hidup jauh dari era salaf. Tapi uniknya, dengan itu mereka pede menuduh yang bermadzhab empat tidak mengikuti manhaj salaf.

******

Kemudian jika ulama' salaf bersepakat (ijma'), maka ini hujjah bagi siapapun. Pengikut madzhab empat pun sangat mengakui itu. Tapi jika ulama' salaf berbeda pendapat, maka siapa yang akan kita ikuti dan kita unggulkan? Dengan dengan apa kita mengunggulkan? Jika dijawab, dengan kaidah mana yang lebih mendekati Al-Quran dan as-Sunnah. Maka pertanyaannya, menurut siapa? Bukankah bisa saja mereka yang mengaku bisa menilai dan menentukan mana yang lebih mendekati Al-Quran dan as-Sunnah berbeda pendapat dan bahkan mereka sendiri bukan salaf?! 

Saya yakin, sampai kapanpun mereka yang ngaku-ngaku mengikuti Al-Qur'an dan as-sunah sesuai pemahaman salaf tidak akan bisa memberikan jawaban yang baik dan melegakan. 

*****

Mengapa mereka (wahabi) tidak berterus terang saja bahwa sebenarnya bermanhaj salaf bagi mereka adalah yang tidak tahlilan, yasinan, maulidan, tawassulan, istighotsahan, tidak qunut subuh, anti bid'ah hasanah, tidak bertasawuf, tidak melafalkan niat, tidak bermadzhab dan lain-lain yang menurut mereka tidak ada di masa salaf? Atau mudahnya, yang mereka pahami dan yakini, apapun itu, asal tidak melakukan hal-hal diatas sudah cukup disebut bermanhaj salaf. 

Ternyata sangat mudah bermanhaj salaf, gak perlu pinter-pinter belajar agama, cukup ikuti dan taqlid buta sama ustadz-nya yang ngaku bermanhaj salaf, jadi dech pengikut manhaj salaf 😀.

Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur

7 Mei 2022

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Manhaj Salaf". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait