Mensunnahkan Otak dan Hati

Kajian Mensunnahkan Otak dan Hati

Mensunnahkan Otak dan Hati

Oleh : Rahmat Taufik Tambusai

Penggunaan kata sunnah hari ini begitu meluas, seperti perumahan sunnah, baju sunnah, es kepal sunnah, ustadz - ustadz sunnah dll.

Sebenarnya sah - sah saja menggunakan kata sunnah sebagai bentuk kecintaan kepada nabi, karena ketika disebutkan kata sunnah, secara otomatis otak menginggatkan kita kepada sosok nabi muhammad.

Tetapi mirisnya, kata sunnah digunakan untuk menunjukkan kelompok tertentu dan mengeluarkan umat islam yang lainnya dari pengamal sunnah Nabi.

Sehingga setiap perbuatan kelompok ini dianggap sudah sesuai dengan sunnah dan dilabel dengan kata sunnah, seperti es kepal sunnah, loundry sunnah, dll sehingga seolah - olah yang berhak menggunakan kata sunnah hanya mereka.

Padahal...

Pada saat kita mengeluarkan orang lain dari pengamal sunnah, sesungguhnya pada saat itu juga kita telah mencampakkan sunnah itu sendiri, karena nabi muhammad tidak pernah mengajarkan sikap seperti demikian.

Pada saat kita merasa paling sunnah dari umat islam yang lainnya, sesungguhnya pada saat itu juga kita telah menginjak - injak sunnah nabi, karena nabi tidak pernah mengajarkan dalam sunnahnya untuk merasa paling baik.

Pada saat kita menganggap kelompok kita yang hanya pengamal sunnah sedangkan yang lainnya tidak, sesungguhnya pada saat itu juga kita telah mengeluarkan diri kita dari sunnah nabi.

Walaupun lebel sunnah sudah kita pakai dalam seluruh aktifitas kita, tetapi dimata nabi tetap kita belum diakui sebagai pengikutnya karena sifat iblis masih melekat dalam otak dan hati kita.

Dan ini merupakan akibat, kita lebih mendahulukan mensunnahkan penampilan dari pada mensunnahkan otak dan hati kita.

Penampilan pakaiannya sunnah tidak isbal, tetapi otaknya tidak pernah disunnahkan, sehingga isi otaknya hanya berpikiran buruk kepada sesama muslim, merendahkan orang lain, dan menganggap diri paling pintar.

Penampilan fisiknya sunnah berjenggot, tetapi hatinya tidak pernah disunnahkan, sehingga isi hatinya hanya berprasangka buruk kepada sesama muslim, iri dengki, sombong, dan merasa paling benar.

Penampilan zahirnya sunnah semua produknya berlabel sunnah, tetapi batinnya tidak pernah disunnahkan, sehingga batinnya gersang dari nilai empati, simpati, dan mementingkan diri sendiri, serta curang kepada sesama muslim.

Penampilan luarnya sunnah jidatnya ada bekas sujud, tetapi lisannya tidak pernah disunnahkan, sehingga dengan mudah menuduh umat islam yang lainnya sesat dollah, pelaku syirik dan ahli bid'ah.

Jangan sampai kita hanya berpenampilan sunnah sedangkan isinya kosong dari nilai - nilai sunnah.

Sehingga meracau racau kesana kemari menggunakan ayat - ayat yang isinya berkaitan dengan orang kafir, kemudian diletakkan kepada sesama muslim, dengan tujuan untuk mengeluarkan umat islam dari sunnah Nabi muhammad.

Bukankah ini lebih parah, otak dan hatinya diisi dengan ayat dan hadits yang tujuannya untuk menyerang sesama muslim dan membenarkan kelompoknya.

Yuk sunnahkan otak dan hati dengan pemahaman ulama ahli sunnah wal jamaah yang asli bukan yang KW.

Yuk Umroh 2021 ✈🐪🌙 WA 085375339456

Dalu - dalu, sabtu 24 April 2021

Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa sedang bersama Hilman Damanhuri.

24 April 2021  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Mensunnahkan Otak dan Hati". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait