Doktrin Murahan Salafi Wahhabi

Kajian Doktrin Murahan Salafi Wahhabi

Doktrin Murahan Salafi Wahhabi

Oleh : Rahmat Taufik Tambusai

Mengalihkan makna hadits dengan tujuan pembenaran, sesuatu yang lumrah dilakukan dikalangan salafi wahhabi, dengan tujuan untuk mendoktrin umat islam agar berpihak kepada mereka.

Diantara hadits yang biasa digunakan salafi wahhabi untuk mendoktrin pengikutnya :

Dari Anas ibn Malik bahwa Nabi SAW bersabda, “Almasih Dajjal tak dapat memasuki Madinah. Pada saat itu Madinah memiliki tujuh pintu, dan setiap pintunya ada dua malaikat.” ( H.R. Bukhari ) 

Dengan landasan hadits ini, mereka membuat doktrin dan opini, bahwa keislaman yang murni hanya dari kota madinah.

Diantara doktrin dan opini yang mereka sandarkan kepada hadits di atas, kemudian disebarkan dikalangan orang awam : 

1. Dajjal saja tidak bisa masuk ke kota madinah apalagi paham menyimpang dan sesat, maka ilmu dari madinah lebih original dan asli.

2. Kota madinah dijaga oleh malaikat maka keislaman orang yang di madinah lebih murni dan asli, tidak terkontaminasi oleh paham menyimpang dan sesat.

3. Karena kota madinah tidak bisa dimasuki oleh dajjal, serta dijaga malaikat maka ambillah ilmu dari orang yang belajar ke kota madinah, jangan ambil ilmu dari selain mereka, sebab sudah tercemar dengan syubhat - syubhat.

Apakah sudah benar maksud hadits di atas seperti yang mereka pahami ? 

Bagi orang awam, jika mau sedikit saja menganalisa hadits diatas, maka ia akan menolak kesimpulan yang digadang - gadangkan oleh salafi wahhabi di atas.

Ingat bro !

1. Yang dijaga malaikat adalah kota madinah, bukan menjaga hati - hati orang yang hidup di madinah dari sifat nifak, fasik, maksiat dan zhalim.

Jika pemahamannya seperti yang didoktrinkan salafi wahhabi, maka para ulama salaf akan berduyun duyun menetap di kota madinah, agar terjaga iman dan islamnya, tetapi nyatanya, seperti ulama hadits saja, mayoritas mereka meninggal di kampung halamannya, apakah mereka tidak paham dengan hadits di atas ? 

2. Yang dijaga malaikat adalah kota madinah dari dajjal, bukan dari orang munafik, pelaku maksiat dan zhalim.

Mereka lupa, yang langsung mengambil islam dari nabi saja, banyak menjadi munafik, sedangkan mereka jelas hidup berdampingan dengan nabi di madinah.

Artinya tidak ada jaminan, bagi orang yang langsung mengambil islam dari nabi lebih baik, apa lagi yang hanya hidup di madinah dan jauh dari masa kenabian.

Menggunakan hadits diatas untuk menarik simpati orang awam, maka bisa dipastikan itu murni doktrin, yang sudah  keluar dari yang berlaku pada masa nabi.

3.  Nabi hanya menjamin bahwa kota madinah tidak akan dimasuki dajjal, dan nabi tidak menjamin orang yang hidup di madinah tidak bisa dipengaruhi oleh dajjal.

Waktu kemunculan dajjal di dekat kota madinah, disebutkan dalam hadits nabi, bahwa kota madinah akan berguncang tiga kali, sehingga orang orang kafir, munafik, ahli maksiat dan zhalim terlempar keluar dari kota madinah.

" Tidak ada satu negeri pun, melainkan semua diinjak oleh Dajjal, kecuali Makkah dan Madinah. Semua jalan yang menuju ke sana dijaga dengan malaikat dengan berbaris. Maka berhentilah Dajjal disebuah kebun di pinggir kota Madinah. Madinah berguncang tiga kali. Lalu – keluarlah semua orang-orang kafir dan munafik – Dari kota Madinah menemui Dajjal.” (HR. Al-Bukhari 1881 dan Muslim 2943)

Ini sebagai bukti bahwa yang hidup di madinah tidak ada jaminan akan selamat dari sifat nifak, fasik, maksiat dan zhalim.

Maka sangat amat tidak tepat menggunakan hadits diatas sebagai alat doktrin pembenaran, bahwa setiap yang di dan dari kota madinah lebih baik, atau mentang - mentang pendakwahnya pernah belajar di  kota madinah.

Dan kita meyakini bahwa kota madinah mempunyai keutamaan dan kemuliaan di sisi Allah. Tetapi Allah tidak pernah menjadikan kota madinah sebagai jaminan akan baik keislaman seseorang. 

Berhentilah mendoktrin orang awam dengan hadits yang isinya tak sedikit pun bersangkut paut dengan manhaj mu. 

Seandainya maksud hadits seperti yang dipahami mereka, maka para sahabat nabi yang pertama kali mengamalkannya, dengan tidak keluar dari kota madinah sepeninggalnya Nabi Muhammad. 

Maka oleh sebab itu, cukuplah sahabat nabi sebagai contoh, mereka bertebaran dipermukaan bumi setelah nabi wafat.

Orang jika sudah fanatik buta, maka akan menggunakan segala cara untuk membenarkan manhajnya, termasuk memakai ayat dan hadits yang tidak ada kaitannya dengan manhajnya.

Dalu - dalu, 02 Maret 2022

Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa

2 Maret 2022 pada 19.40  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Doktrin Murahan Salafi Wahhabi". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait