Pertanyaan Kritis Tentang Akidah

Pertanyaan Kritis Tentang Akidah - Kajian Islam Tarakan

PERTANYAAN KRITIS TENTANG AKIDAH

Di facebook ini saya berulang kali memberi pertanyaan kritis pada para Taymiyun berdasarkan akidah yang mereka yakini sendiri. Misalnya saya bertanya: "Apakah saat nuzul anda kira Allah melar dari Arasy ke langit dunia? Apakah Allah yang dalam imajinasi anda sangat besar ukurannya itu bisa muat di langit dunia? Apakah Allah bisa menoleh ke atas? Apakah Arasy ada di atasnya Allah ketika nuzul?" dan sebagainya. Seperti anda tahu, mereka tidak bisa menjawab dengan jelas tapi justru marah-marah, membid'ahkan saya, mengutuk dan melaknat saya. Sebagian kecil memberi jawaban lucu semisal Allah bisa berubah wujud, Allah bisa bergerak sangat cepat sehingga muncul afterimage di Aras dan langit dunia dan pernyataan lucu lainnya yang orang awam pun tahu bahwa itu sesat. Sebagian lagi menuduh saya menghina Allah, padahal akidah blunder merekalah yang melecehkan kesucian Allah sehingga ditest begitu saja sudah kalang kabut. 

Beberapa orang tidak suka metode saya ini sebab mereka tidak mengerti bahwa metode bertanya kritis semacam itu adalah metode yang dilakukan oleh para Nabi. Lihat saja di al-Qur'an betapa banyak pertanyaan kritis tentang akidah non-muslim; Apakah Tuhan yang maha Pencipta sama dengan sesembahan yang tak dapat mencipta? Apakah mereka tidak berpikir telah menyembah buatan tangan mereka sendiri? Bukankah sesembarah mereka itu tidak memiliki apa pun dan tidak berakal? Pertanyaan kritis semacam ini dilempar oleh para Nabi dan rasul pada orang-orang yang tidak mau memakai akalnya. Apa respons kaum tak berakal itu? Hanya marah-marah. 

Dalam kasus Nabi Ibrahim, ketika beliau berkata "Coba tanya saja kejadiannya pada berhala yang kalian sembah siapa tahu bisa ngomong". Kaumnya menjawab: "Kamu tahu bahwa mereka tidak bisa bicara kan?". Nabi Ibrahim lalu bertanya kritis: "Lalu apakah kalian mau menyembah selain Allah yang jelas tidak dapat memberikan manfaat dan mudarat apa pun pada kalian?" Mereka pun hanya bisa menjawab: "Bakar saja orang ini". Selalu begitu respons orang yang berakidah sesat ketika diberi pertanyaan kritis yang muncul dari akal sehat.

Syaikh Ibnu Taymiyah dan para Taymiyun yang saya kritik sebenarnya juga sering melempar pertanyaan kritis pada para lawannya, terutama Asya'irah. Mereka yang mengaku tidak memakai akal dalam berakidah ini mau juga sesekali tampil masuk akal. Di antara pertanyaan mereka misalnya: "Kalau Allah disebut tidak di atas, tidak di bawah, tidak di samping, tidak di depan dan tidak di belakang, bukankah artinya Allah tidak ada? Kalau Allah memang tidak berbentuk secara fisik, maka bagaimana bisa dilihat di akhirat? Bukankah Mi'raj menunjukkan bahwa Allah ada di atas?"dan pertanyaan serupa yang mereka duga barangkali bisa menggoyahkan akidah Ahlussunnah wal Jamaah (Asy'ariyah-Maturidiyah) awam. Semua pertanyaan semacam itu sudah pernah saya buatkan jawabannya dalam bentuk artikel komplit, bahkan dalam bentuk buku.

Jadi sebenarnya tidak perlu baper pada pertanyaan kritis apa pun. Bila akidah anda memang diyakini benar, mau ditest dari sudut mana pun tetap akan terlihat kebenaran dan konsistensinya. Akidah Asy'ariyah sudah terbukti bertahan dari berbagai test syubhat sehingga menjadi akidah mayoritas ulama selama satu milenium lebih. Silakan saja tanya pertanyaan jebakan apa pun pada seorang Asy'ari yang paham betul akan akidahnya, maka jawabannya akan diberikan tanpa pakai marah atau baper.

Imam Abu Hanifah suatu hari pernah ditanya oleh seorang ateis yang berdiri di atas mimbar, "memangnya Tuhanmu sedang ngapain saat ini?". Beliau tidak marah atau baper dengan test itu. Beliau bilang: "Akan kujawab tapi kamu turun dulu". Setelah si ateis turun, Imam Abu Hanifah yang saat itu masih kecil malah naik ke atas mimbar lalu menjawab: "Yang dilakukan Tuhan ku adalah menaikkan orang seperti aku dan menurunkan orang sepertimu". Semua terkesima dan si ateis terdiam. Begitulah seharusnya merespons pertanyaan kritis tentang akidah.

Semoga bermanfaat.

Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad

26 Februari 2022 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Pertanyaan Kritis Tentang Akidah". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait