Zikir Tetapi Tidak Pernah Sholat?

Kajian Zikir Tetapi Tidak Pernah Sholat?

Zikir Tetapi Tidak Pernah Sholat?

Oleh Rahmat Taufik Tambusai

Selepas Salah satu pengajian, saya pernah ditanya seorang bapak yang merupakan salah seorang jamaah, 

beliau awali dengan bercerita, bahwa dia pernah belajar kepada salah seorang guru yang dikenal ahli makrifat, makan dan tidur di rumah guru tersebut, dan selama belajar ke guru tersebut, dia tidak pernah melihat gurunya sholat wajib sekali pun, dan setiap masuk waktu sholat, sang guru menyuruh muridnya dan keluarganya sholat, dan dia tetap tidak sholat, 

Tetapi yang hebatnya guru tersebut tidak pernah lupa sekali pun untuk berzikir, dengan setiap tarikan dan hembusan nafasnya didalamnya zikir menyebut nama Allah, 

Setiap Tarikan nafasnya adalah zikir ismu zat Allah, Allah, Allah

Dan diantara kelebihannya ; badannya tidak berbau dan sebulan lagi akan meninggal dunia, dia sudah tau tanda tandanya dan setelah beberapa tahun dikubur jasadnya masih utuh.

Bagaimana menurut pak ustadz orang seperti ini, sholat wajib tidak pernah dikerjakan dan kematiannya seperti husnul khatimah?

Sebelum saya jawab, saya tanya kepada bapak yang bertanya, mungkin dia sholat sembunyi sembunyi pak? Atau diakhir hidupnya dia bertaubat dan sholat kembali ?

Dengan yakin sang bapak menjawab, saya tidak pernah lekang dengan guru tersebut, masuk dan lewat waktu sholat dia masih di posisi tempat duduknya, dan sampai dia meninggal dunia saya di rumahnya, rasanya tidak ada yang saya lewati bersama beliau, dan selalu bersamanya

Sambil mendengar cerita, saya memutar pikiran mencari jawaban yang pas, dan agar jawaban saya tidak menyinggung perasaan yang bertanya,

Sebelum saya jawab, saya katakan kepada bapak yang bertanya, terlepas dari guru bapak tersebut dan kita doakan beliau mati dalam keadaan husnul khatimah, dan ini jawaban saya ;

Allah berfirman dalam al Quran : 

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ

“Katakanlah (wahai Muhammad kepada umatmu): Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian“. (QS. Alu Imron: 31).

Dari ayat ini dapat kita tarik kesimpulan, cinta kepada Allah harus dibuktikan dengan mengikuti syariat yang diturunkan kepada nabi, 

Dan syariat yang diturunkan kepada nabi ada  berupa perintah : wajib dan sunnah,  ada berupa larangan : haram dan makruh, dan ada berupa pilihan : mubah.

Dalam hal yang wajib kita tidak bisa tebang pilih, dan tidak bisa Kita kerjakan yang kita suka saja atau yang kita mau saja, sedangkan dalam hal sunnah, makruh dan mubah boleh pilah pilih, 

Dan nabi tidak pernah meninggalkan sholat sampai dalam keadaan sakit parah sekali pun, Maka disyariatkan sholat duduk dan berbaring bagi yang sakit,

Serta dalam sejarah tidak pernah kita dengar dan baca para sahabat nabi dan ulama yang diakui kewaliannya yang meninggalkan sholat atau berpendapat boleh meninggalkan sholat.

Karena Tanda cinta paling tinggi adalah melaksanakan perintah yang diwajibkan dan menjauhi larangan yang diharamkan, diantara yang diwajibkan yaitu sholat, puasa dll dan yang diharamkan yaitu makan babi, minum khamar dll

Maka tidak ada alasan bagi orang yang beriman untuk meninggalkan sholat, apalagi dengan sengaja, nabi bersabda :

من ترك الصلاۃ متعمدا فقد كفر 

" Barang siapa meninggalkan sholat dengan sengaja maka telah kafar. "

بَيْن الرَّجل وَبَيْن الشِّرْكِ وَالكُفر ترْكُ الصَّلاةِ

“Pembatas bagi antara seseorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan shalat” (HR. Muslim no. 82).

Kemudian sibapak bertanya kembali bagaimana dengan kelebihan yang diberikan pak? waktu sakaratul maut dia tetap berzikir.

Lalu saya jawab, yang pertama mudahan Allah beri rahmat di akhir hidupnya,  kemudian yang kedua sebagai fitnah bagi manusia, 

Maksud jadi fitnah bagi manusia disini adalah dengan kejadian tersebut orang akan meninggalkan sholat dan meremehkan syariat islam secara keseluruhan, maka ini sangat berbahaya,

Dan bisa jadi ini salah satu kerjanya setan untuk menyesatkan manusia, 

Berkaitan dengan kelebihan kelebihan tidak bisa dijadikan sebagai ukuran tinggi rendahnya iman seseorang atau tinggi rendahnya kedudukan seseorang disisi Allah,

Karena iblis dan setan juga diberikan kelebihan, yang tidak diberikan kepada manusia, bisa Melayang terbang dan melintasi angkasa, dapat masuk ke dalam tubuh manusia dll

Makanya ulama dari dahulu mewanti wanti kita, termasuk imam syafii ketika ditanya tentang seorang syeikh yang mempunyai kemampuan berjalan diatas air dan terbang, 

Lalu imam syafii menjawab : ukurlah tingkah laku perpuatannya dengan al Quran dan sunnah, jika sesuai dengan al Quran dan sunnah berarti dia wali Allah dan jika tidak sesuai maka dia wali setan.

Ukuran rendah tinggi iman seseorang sejauh mana dia berusaha berpegang teguh dalam mengamalkan isi kandungan al Quran dan sunnah dan berusaha tetap istiqomah sebagaimana para sahabat nabi.

Selama nyawa di kandung badan maka syariat islam tetap berlaku kepada seorang hamba, kecuali dalam lima keadaan ;  ketiduran, pingsan, gila, lupa dan dipaksa.

Jadi kedekatan seorang hamba kepada Allah tidak bisa menanggalkan kewajiban syariat, kealiman seseorang tidak bisa meninggalkan syariat dan makrifat seseorang akan Allah tidak bisa melepaskan beban syariat dari diri seorang hamba.

Kemudian ini bisa juga masuk ke dalam bab istidraj, Allah segerakan nikmat dunia berupa kelebihan dan keutamaan kepada seorang hamba tanpa usaha. 

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ

“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (HR. Ahmad )

Oleh sebab itu jika kita mendapatkan nikmat kelebihan baik berupa harta, kesehatan, kedudukan dan jabatan tetapi kita masih sering bermaksiat dan ibadah banyak yang ditinggalkan, bisa jadi itu istidraj dari Allah, maka cepat cepatlah intropeksi  diri dan kembali kepada Allah.

Setelah penjelasan agak panjang lebar, ternyata sibapak sependapat dengan yang saya sampaikan, 

Kemudian beliau berkomentar : kita berpedoman kepada nabi karena nabilah yang paling tahu tentang syariat ini dan nabi tetap sholat walaupun telah dijamin masuk surga.

Terakhir saya sampaikan kita berlepas dari menuduh seseorang mati dalam keadaan suul khatimah dan kita doakan setiap mukmin yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

Dalu - dalu 10 Januari 2021

Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa

10 Januari 2022  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Zikir Tetapi Tidak Pernah Sholat?". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait