Pesawat Islami

Pesawat Islami

Pesawat Islami

Saya ditanya orang bagaimana konsep bikin maskapai penerbangan islami. 

1. Apakah hanya melayani perjalanan ke tanah suci saja? 

Tidak harus. Namanya pesawat mau terbang ke negara mana saja di dunia, kenapa jadi haram dan tidak islami? 

Mau ke Eropa, Asia, Amerika , Afrika kalau perlu ke Antartika, masak otomatis haram? 

Urusan niat masing-masing ada yang mau safar maksiat atau perjalanan halal, apakah kudu isi ceklist tiap penumpang? Gak harus seribet itu juga kan?

2. Apakah nama maskapainya pakai nama arabian, misalnya Buraq atau Hud-hud atau pun Qushwa seperti nama unta Nabi SAW? 

Saya jawab tidak harus bernama Arab. Soalnya Arab itu tidak otomatis Islam dan Islam tidak harus bergaya Arab.

Misalnya pakai nama Gatot Kaca atau Angling Drama kan tidak melanggar agama. 

3. Apakah penumpang laki dipisah dengan penumpang wanita?

Nggak harus juga sih. Nanti kalau suami sitri atau dengan mahram sendiri, masak kudu dipisah? 

Lagiab buat apa penumpang laki perempuan dipisah, sementara pramugarinya malah terbang tanpa mahram lebih dari tiga hari. 

4. Apakah bayarnya harus pakai Dinar dan dirham? Tidak boleh transfer bank karena bank itu riba?

Wah repot juga. Sebab nanti maskapai itu kalau beli avtur nggak bisa bayar pakai Dinar dirham di berbagai bandara dunia. 

Kalau nggak boleh transfer bank, masak sih kita bawa emas batangan ke maskapai dan penyerahannya pakai ijab Qabul plus dua saksi?

5. Apakah kapten dan flight attende kudu berbahasa Arab?

Gak harus juga lah. Kan penumpangnya  tidak harus orang Arab. 

Masak penumpang disyaratkan hanya yang bisa bahasa Arab? Dengan menunjukkan ijazah kursus bahasa Arab? 

Penumpang muslim bukan Arab pastinya lebih banyak. Kalauyang nggak bisa bahasa Arab dibiarkan tidak paham? 

6. Apakah hanya penumpang muslim saja yang boleh jadi penumpang? 

Ya nggak harus. Masak mau naik pesawat kudu baca syahadat? Emangnya Walisongo lagi nyebarin agama, mau nonton wayang kudu lewat gapura baca syahadat. 

7. Apakah sepanjang perjalanan diperdengarkan murattal Al-Quran dan ceramah-ceramah agama?

Ya nggak harus lah. Orang naik pesawat kan bukan mau lagi tasmi' al-Quran, juga bukan mau hadir pengajian. Kalau nanti beredar kotak amal, kan jadi aneh. 

Tapi kalau disediakan head-set dan bisa pilih-pilih mau dengarkan apa, bagus lah. Asal jangan dipaksa. 

8. Apakah tiap waktu shalat pesawat wajib mendarat cari mushalla terdekat? 

Ya nggak harus juga. Mendaratkan pesawat kan butuh airport besar dan mendarat tidak bisa improvisasi. Emangnya naik mobil lewat tol  bisa berhenti di sembarang rest-area?

Tapi kalau di pesawat disediakan area atau ruang shalat, meski hanya cukup buat 5-6 orang, tentu akan sangat membantu. 

Apalagi bisa dilengkapi jadwal waktu shalat serta kompas kiblat yang akurat. Kalau perlu diatur jadwal gantian shalat biar tidak antri atau rebutan.

Sebagai penumpang, kita bisa santai saja, tidur, main games atau nonton video. Nanti kalau sudah gilirannya, pramugari akan mendatangi kita dan mempersilahkan kita shalat.

Terus jadi syarat penerbangan islami kayak apa dong?

Banyak sih, misalnya jarang delay, harga bersaing, pelayanan bagus. Tepat waktu. Makanan banyak, halal semua dan boleh nambah. Hehe

Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat

20 Januari 2022 pada 12.33  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Pesawat Islami". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait