Jangan Memaki Sesembahan Agama Lain

Jangan Memaki Sesembahan Agama Lain

JANGAN MEMAKI SESEMBAHAN AGAMA LAIN

Islam menjadi salah satu agama yg dianut oleh umat manusia. Selain Islam juga terdapat agama2 lainnya seperti Kristen, Budha, Hindu dan sebagainya. Setiap agama memiliki kepercayaannya masing2.

Dalam Islam, menghina Tuhan agama lain merupakan suatu hal yg sangat dilarang. Karena, dapat menimbulkan kerusakan yg besar. Bukan hanya bagi dirinya sendiri, namun juga terhadap Allah subhanahu wa ta'ala.

Para ulama terdahulu sudah banyak mengingatkan tentang hal ini. Termasuk, Fakhr Khuwarzmi Al-Imam Al-‘Allamah Al-Baḥr al-Fahhamah Imam A-Mufassirin Ra’is al-Lugawiyyin Abu A-Qasim Maḥmud bin ‘Umar bin Muhammad bin ‘Umar al-Khuwarizmi pada hari Arafah 14 Jun 1114 M) dalam  kitab tafsir Al-Kasyaf mencatat, "Alasan mengapa dilarang mencaci agama lain adalah karena perbuatan tsb menyebabkan kerugian bagi umat Islam sendiri di mana mereka akan membalas dgn mencaci agam Islam."   

Imam Al-Qasimi  rahimahullah dalam  kitab tafsirnya mencatat, "Selama ditakutkan non-Muslim akan mencaci Allah, Rasul Allah, dan Al-Qur’an maka tidak diperbolehkan bagi umat Islam untuk mencaci sesembahan non-Muslim beserta agama mereka."

Sejatinya Islam mengatur segala sendi kehidupan, termasuk larangan mencaci maki, mengolok2, menghina atau menjelekkan sesembahan penganut agama lain. Karena begitu pentingnya, Allah subhanahu wa ta'ala pun mengatur hal ini. 

Larangan ini sangat historis. Berawal dari tindakan kaum Muslim yg mencaci maki sesembahan orang kafir Quraisy. Lalu mereka pun berkata kepada Allah subhanahu wa ta'ala, "Ya Rasulullah, hentikan makianmu tehadap seserahan kami atau kami akan mencaci maki Rabb-mu."

Maka Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pun melarang umatnya untuk menghina sesembahan orang2 kafir. Sehingga Allah subhanahu wa ta'ala pun akhirnya melarang kaum Muslimin untuk menghina sesembahan orang2 tsb. Oleh karena itu diturunkalah surat Al-An'am ayat 108. Sebagaimana firman-Nya bahwa :

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ فَيَسُبُّوا اللهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ   

“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yg mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dgn melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yg telah mereka kerjakan” (QS. Al-An'am : 108).

Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta'ala menegaskan bahwa kita dilarang memaki sembahan orang2 non-muslim untuk menghindari kemadharatan yg lebih besar. Karena jika hal itu dilakukan, maka orang2 kafir akan memaki lebih keji kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Dengan demikian, Allah subhanahu wa ta'ala melarang hal itu agar kita menjaga Ke-Maha Sucian Allah subhanahu wa ta'ala.

Mengenai ayat tsb, Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan umat Islam dalam Al-Qur’an untuk selalu menunjukkan akhlak yg baik, yg mana salah satunya adalah tidak mencaci maki agama lain.

Para ulama, selalu mengutip ayat dari Al- Qur'an ini, setiap kali ada perdebatan antar umat agama yg sudah mengarah pada hal2 negatif (mulai menghina, menyindir, dll) . Baik perdebatan secara terbuka maupun di media sosial. Menurut ayat diatas, sudah sangat jelas sekali menjelaskan jika sbg umat beragama, harus saling menghormati keyakinan umat lain dengan tidak mencaci maki Tuhan umat agama lain.

Al-Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Kamaluddin Abu Bakr bin Muhammad bin Sabiquddin Al-Misri As-Suyuthi Asy-Syafi'i al-Asy'ari atau Imam As-Suyuthi rahimahullah (3 Oktober 1445 M - 18 Oktober 1505 M di Kairo, Mesir) dalam kitab Al-Asybah Wan Nadhair telah menyatakan suatu peringatan, "Amar ma'ruf nahi munkar dapat gugur, ketika perbuatan tsb justru mengakibatkan marabahaya yg lebih besar."

Ulama ahli tafsir dari Tunisia bernama Muhammad At-Tahir bin Muhammmad bin Muhammad Tahir  bin Muhammad bin Muhammad Syazili bin ‘Abdu al-Qadir bin Muhammad bin ‘Asyur atau Syekh Thahir Ibnu Asyur rahimahullah (wafat 1392 H / 1973 M usia 94 tahun dan dimakamkan di pemakaman Jallaz Tunisia), sudah mensinyalir ada diantara Kaum Muslimin yg bermaksud membela Islam tapi kebablasan : 

ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻛﺎﻥ اﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ ﻟﻐﻴﺮﺗﻬﻢ ﻋﻠﻰ اﻹﺳﻼﻡ ﺭﺑﻤﺎ ﺗﺠﺎﻭﺯﻭا اﻟﺤﺪ ﻓﻔﺮﻃﺖ ﻣﻨﻬﻢ ﻓﺮﻃﺎﺕ ﺳﺒﻮا ﻓﻴﻬﺎ ﺃﺻﻨﺎﻡ اﻟﻤﺸﺮﻛﻴﻦ.

“Umat Islam -karena semangatnya terhadap Islam, terkadang di antara mereka melewati batas hingga kebablasan, mereka pun mencaci maki tuhan2 orang yg menyembah selain Allah.  

ﺭﻭﻯ اﻟﻄﺒﺮﻱ ﻋﻦ ﻗﺘﺎﺩﺓ ﻗﺎﻝ «ﻛﺎﻥ اﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ ﻳﺴﺒﻮﻥ ﺃﻭﺛﺎﻥ اﻟﻜﻔﺎﺭ ﻓﻴﺮﺩﻭﻥ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻓﻨﻬﺎﻫﻢ اﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺴﺘﺴﺒﻮا ﻟﺮﺑﻬﻢ»

“Imam Ath-Thabari (Abu Ja'far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib al-Amali Ath-Thabari atau Imam Ibnu Jarir rahimahullah, wafat 17 Februari 923 M, Bagdad, Irak) meriwayatkan dari Qatadah bahwa dahulu orang2 Islam mencaci maki tuhan2 orang kafir, maka mereka membalasnya. Kemudian Allah melarang mencaci maki mereka agar tidak membalas. (Kitab At-Tahrir wa Tanwir 3/428).

Mari belajar agama dgn akhlak yang baik. Semoga kita senantiasa dijaga oleh Allah subhanahu wa ta'ala dari perbuatan yg merendahkan martabat kemanusiaan kita. Aamiin.

Wallahu A'lam. Semoga bermanfaat !

Written by from various sources by Al-Faqir Ahmad Zaini Alawi Khodim JAMA'AH SARINYALA Kabupaten Gresik

#toleransi #sarinyala #pbnu #pwnujatim #nonmuslim #santrinu #nkrihargamati #banser #nu #ldpbnu #gusdurian #rahmatanlilalamin #nahdlatululama #tebuireng #santrinjoso #akhlaqulkarinah #jagaiman #pecintaulamanusantara #indonesiaaman #kemanusiaan #ukhuwwah

Sumber FB : Sarinyala.id berada di Sadar Diri Nyawang Langit.

13 Januari 2022  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Jangan Memaki Sesembahan Agama Lain". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait