Rebutan Harta Waris dan Api Neraka

Rebutan Harta Waris dan Api Neraka

Rebutan Harta Waris dan Api Neraka

Saya sering merasa jijay kalau diminta bantu selesaikan rebutan harta waris di tengah keluarga.

Kok jijay?

Karena saya tidak bisa terima logika dan alasan kenapa mereka sampai harus rebutan. Ibarat kasih makan ikan di kolam, kita taburkan makanan, lalu ikan-ikan lucu itu ramai-ramai pesta makan, rebutan, siapa cepat dia dapat. 

Kalau nonton ikan-ikan pada rebutan makanan sih senang, soalnya bentar lagi ikannya digoreng atau dibakar, lalu kita makan masuk perut dan kenyang.

Tapi kalau satu keluarga manusia kok rebutan harta warisan, nggak tega saya kalau semua nanti digoreng atau dibakar di neraka. Jijay lah makan bangkai manusia, meski pun sudah matang dibakar.

Kok segitunya? Masak cuma rebutan harta warisan doang sampai dibakar di neraka segala?

Ya pasti lah dibakar di neraka. Namanya juga rebutan, boleh jadi yang diperebutkan itu sama sekali bukan haknya. Iya nggak?

Padahal Allah SWT sudah tegas banget melarang dan mengharamkan kita makan harta sesama kita dengan cara yang batil. 

وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 188)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (QS. An-Nisa : 29)

Dan kejadian yang paling sering dilakukan sebuah keluarga untuk bisa saling memakan harta sesama mereka dengan cara yang batil adalah : rebutan harta waris.

Tapi apakah semuanya pasti masuk neraka gara-gara memakan harta saudaranya dengan cara yang batil? Bagaimana kalau rebutan dalam rangka mendapatkan haknya?

Nah, jadi begini. Tolong dibedakan antara keluarga islami yang sejak awal sudah dibekali dengan ilmu bagi waris, dengan keluarga yang centang perenang tidak jelas pakai agama apa.

Ngakunya sehari-hari masih beragama Islam. Masih rajin shalat, puasa, zakat, haji dan umrah. Formalitasnya kayak gitu. 

Tapi giliran orang tua wafat dan kudu bagi waris, mulai ketahuan belangnya. Disitulah ketahuan 'agama' yang dianut keluarga itu mulai tidak jelas. Yang pasti bukan lagi murni pakai agama Islam, tapi sangat-sangat sekuler, non-islam, barat oriented, pakai tradisi nenek moyang. 

Dan yang paling menjijikkan adalah sikap-sikap ambigu kebanyakan kita. Dibilang sekuler anti Islam pastinya tidak terima. Tapi disuruh berislam yang murni dan konsekuen juga tiak ikhlas. Pokoknya masih 'musyrik' secara implementasi hukum syariah. 

Menyembah Allah sih mau. Tapi gimana ya, masak 'berhala-berhala' itu harus ditinggalkan juga? Nggak enak dong, sebab biar bagaimana pun 'berhala-berhala' itu kan juga memberikan kita rejeki. 

Inilah yang saya bilang jijay, agama Islam diudek-udek dengan 'agama-agama' lainnya. Sering banget mereka bilang gini : "Islam ya Islam, tapi jangan terlalu Islam lah. Pakai syariat ya pakai syariat, tapi jangan seratus persen juga dong." 

Padahal segala macam aturan waris itu sudah jelas banget di dalam Al-Quran. Dan kita hanya boleh pakai hukum Islam saja, tidak bleh mencampur-aduk sistem bagi waris itu. 

Haram jadah kalau ada sikap mental muslim yang neko-neko gitu. Sistem Islam dipakai, tapi yang disukai saja, yang sekiranya tidak suka dibuang, diganti pakai sistem Barat, lalu harus pakai adat juga. 

oOo

Rebutan harta warisan gara-garanya cuma  satu, yaitu pada tidak paham hukum waris Islam. 

Masak sih?

Kalau saja sekeluarga itu pernah ngaji dan belajar hukum waris Islam, tentu saja tidak akan terjadi rebutan. 

Pertama : semua pasti tahu kalau membagi waris bukan dengan cara Islam, maka status harta itu haram. Sebagaimana haramnya makan bangkai, babi, anjing dan haramnya minum khamar.

Kedua : kalau belajar ilmu waris islam, pastinya juga tahu bahwa menentang hukum waris Islam itu ancamannya bukan main-main. Ancamannya mati masuk neraka dan tidak keluar-keluar lagi selamanya.

Ini bukan menakut-nakuti, bukan sekedar fatwa ulama, atau pendapat imam mazhab, apalagi atsar shahabat, bahkan ini juga hadits nabi. Tapi ini adalah firman Allah SWT, turun dari langit tujuh, dibawa oleh Jibril dan para malaikat, semenjak Lailatul Qadar ke langit dunia dan turun lagi di masa kenabian Muhammad. 

Kalau nggak percaya, buka lah surat ke-4 yaitu surat An-Nisa' ayat ke-14. 

وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ

Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya (hukum waris Islam), niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (QS. An-Nisa : 14)

Tiga ayat sebelum ayat ini Allah SWT telah secara rinci mengatur siapa saja yang berhak jadi ahli waris plus masing-masing dapat berapa. Lha kok tiba-tiba kita merasa lebih pintar, lebih bijak, leih berkuasa, lebih paham, dari pada Allah SWT? 

Kok tiba-tiba kita jadi hamba-Nya yang ngelunjak, tidak tahu diri, sombong, kibir, kufur, merasa diri lebih pinter dari sang Pencipta. Hukum waris di Al-Quran kok mau diotak-atik, dipermak, dipreteli dan diaduk-aduk dengan hukum sekuler barat kafir? Mau dicampur aduk dengan tradisi nenek moyang jahiliyah?

Lalu bedanya kita dengan Iblis laknatullah itu apa? Iblis disuruh sujud kepada Adam, dia ngelawan dan ngelunjak. Kita disuruh bagi waris sesuai Al-Quran, ternyata sama saja, sama-sama ngelawan dan ngelunjak. Bedanya apa coba?

Wajarlah kalau ancaman Allah SWT ini mirip dengan ancaman Allah kepada Iblis di masa lalu, yaitu masuk neraka selama-lama dan abadbi.

oOo

Terus bagaimana biar kita sekeluarga semuanya tidak sampai rebutan harta waris? 

Gampang saja sih sebenarnya. Ajarkan mereka semua ilmu waris Islam. Semuanya, jangan sampai ada yang tersisa satu pun. Semua kudu paham, termasuk yang masih pada kecil-kecil juga harus diajarkan.

Sebab justru karena masih kecil itulah kita sudah tanamkan keimanan dan ketaatan kepada Allah. Sejak kecil itulah kita isi jiwa dan otaknya dengan Al-Quran, As-Sunnah dan ilmu-ilmu Syariah, khususnya ketentuan Allah SWT tentang kepemilikan harta benda. 

Bikin lah pengajian keluarga dan bahas lah ilmu waris di dalamya. Jangan baru ribut pembagian waris ketika sudah ada yang wafat. Mumpung masih gini hari, mungkin semua masih hidup, mumpung semua masih pada waras, ayo belajar ilmu waris. 

Bukankah Allah SWT telah perintahkan kita untuk memelihara diri kita dan keluarga kita dari api neraka?

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ 

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka  (QS. At-Tahrim : 6)

Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat

28 Desember 2021  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Rebutan Harta Waris dan Api Neraka". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait