Menghitung Hadits

Menghitung Hadits - Kajian Islam Tarakan

Menghitung Hadits

Kalau ditanya berapa jumlah ayat Quran, dengan mudah kita sebut 6.236 ayat. Meski ada banyak versi lainnya, tapi 6.236 itulah yang sekiranya paling masyhur dan muktamad di tengah kita.

Tapi kalau pertanyaanya bergeser menjadi : ada berapa jumlah hadits nabi? 

Nah, pusinglah pala berbi. Sebab tehnik penulisan kitab hadits ini macam-macam model dan genrenya. 

Kita mulai yang paling ngetop dulu yaitu Shahih Bukhari. Dari judul kitabnya saja kita sudah bingung, kenapa hadits nabi kok jadi bawa-bawa nama Bukhari? Memangnya Bukhari itu siapa? 

Bukan shahabat nabi kan? Apa urusannya Bukhari menulis kitab hadits padahal tidak pernah ketemu dengan nabi SAW? 

Rupanya dinamakan Shahih Bukhari karena memang Bukhari lah yang menyusun kitab itu, berdasarkan ijtihad Beliau. 

Itjihad?

Lha Shahih Bukhari kan kitab hadits, kok dibilang ijtihad? 

Jadi begini dijelasin dulu. Sebenarnya hadits nabi SAW itu jumlahnya bukan hanya 7.397 hadits seperti yang tercantum di Shahih Bukhari. Tapi jumlahnya jauh lebih banyak dari itu. 

Sebab yang namanya hadits itu kan segala perkataan dan perbuatan Nabi SAW. Beliau hidup jadi Nabi itu setidaknya selama 23 tahun. 

Masak jumlah hadits hanya 7.397 saja. Berarti Nabi SAW itu pendiam banget dong orangnya. Selama jadi nabi cuma ngomong 7.397 kali? 

Apa yang ada di Shahih Bukhari itu memang perkataan dan perbuatan nabi, tapi hasil pilihan Bukhari. Konon Al-Bukhari itu sudah menghafal 700.000 hadits. 

Dan selama 16 tahun lamanya beliau berijtihad memilih yang paling sehat, paling selamat dan paling original saja. Semua dikumpulkan jadi satu dan hasilnya adalah kitab Shahih Bukhari. Isinya menciut jauh tinggal sedikit sekali, yaitu 7.397 hadits saja. 

Namun angka 7.397 hadits itu sebenar tidak terlalu eksak juga. Sebab ada banyak sekali hadits yang sama teks dan perawinya, namun dituils berulang-ulang di beberapa bab yang berbeda. 

Seandainya diperas ulang dan dihitung tanpa doble-doble, maka jumlahnya menjadi ciut sekali yaitu tinggal 2.602 hadits saja. Selisihnya lumayan banyak juga, sampai 4.795 hadits. Hmm lumayan.

oOo

Selain fakta di atas, yang bikin ribet menghitung hadits adalah bahwa hadits itu diriwayatkan oleh banyak shahabat, padahal boleh jadi Nabi SAW ngomongnya hanya sekali. 

Namun karena yang dengar langsung saat itu on the spot ada 5 shahabat misalnya, maka setidaknya satu lafadz bisa diriwayatkan oleh 5 perawi di level shahabat. 

Nah, kalau sudah begini mau bagaimana jadinya? Apakah mau dihitung satu hadits atau 5 hadits? 

Dan kalau nanti tiap shahabat yang lima orang itu masing-masing meriwayatkan kepada 5 muridnya di level tabi'in, maka jumlahnya akan menjadi 5 x 5 = 25 jalur riwayat. 

Dan kalau masing-masing tabi'in itu meriwayatkan lagi kepada 5 muridnya lagi (tabiut-tabi'in), maka jumlahnya akan menjadi 5 x 5 x 5 = 125 jalur riwayat. 

Itu baru sampai di level tabi'ut-tabi'in. Padahal kalau mau sampai di level Al-Bukhari, jenjangnya masih panjang ke bawah lagi. 

Jadi kesimpulannya, menghitung jumlah hadits itu rada ribet, karena kita mau pakai kriteria apa? 

Tapi intinya jumlah hadits itu memang banyak sekali, jauh di atas jumlah ayat Al-Quran. Namun satu hal yang harus dicatat bahwa mengenal banyak hadits itu tidak ada kaitannya dengan proses istimbath hukum. Itu pekerjaan lain lagi. Yang pasti bukan jobnya para pembelajar ilmu hadits.

Urusan istimbath hukum ada fakultasnya tersendiri, yaitu Fakultas Syariah. Ilmunya beda lagi.

Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat

4 Desember 2021  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Menghitung Hadits". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait