Manhaj Dakwah Kami adalah Washatiyah

Manhaj Dakwah Kami adalah Washatiyah

MANHAJ DAKWAH KAMI ADALAH WASHATIYAH

Oleh  : Syarifuddin Liwang

( Ketua ASPOPENI, Pengasuh Majelis Syarifiyah, Founder Posko Yatim, Da'i IDMI dan Pengasuh Ponpes Ukhuwah Muslimin samaya Gowa)

Wasathiyah berasal dari akar kata “wasatha”. Menurut Muhammad bin Mukrim bin Mandhur al-Afriqy al-Mashry, pengertian wasathiyah secara etimologi berarti:

وَسَطُ الشَّيْءِ مَا بَيْنَ طَرْفَيْهِ 

Artinya: “sesuatu yang berada (di tengah) di antara dua sisi

Dalam khazanah Islam klasik, pengertian wasathiyah terdapat banyak pendapat dari para ulama yang senada dengan pengertian tersebut, seperti Ibnu 'Asyur, al-Asfahany, Wahbah al-Zuḥaily, al-Thabary, Ibnu Katsir dan lain sebagainya.

Menurut Ibnu 'Asyur, kata wasath berarti sesuatu yang ada di tengah atau sesuatu yang memiliki dua sisi yang sebanding.

Menurut al-Asfahany, kata wasathan berarti tengah-tengah di antara dua batas (a'un) atau bisa berarti yang standar. Kata tersebut juga bermakna menjaga dari sikap melampaui batas (ifrath) dan ekstrem (tafrith).

Untuk memahami washatiyah kami mengambil perbandingan dari dua kubu yang berbeda

Yang paling menonjol pada perbedaan untuk saat sekarang ini adalah kelompok yang mengaku sebagai kelompok salafi dan kelompok Asya'riyah

Ulama kontemporer yang menjadi rujukan Kelompok salafi adalah Syekh Abdul Aziz bin Baz, Syekh Al Bani, Syekh Ibnu Utsaimin, Syekh Shalih Fauzan.

 saya membaca buku karya mereka, tetapi tidak semua langsung saya terima begitu saja , saya juga mengambil perbandingan ( bahkan apa yang dianggap bid'ah ulama besar Saudi/ rujukan salafi saya dapat bantahannya bahkan bagi saya itu lebih cocok dan ilmiah) dari ulama level dunia kontemporer dari kalangan Asya'riyah Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki, Syekh Said Ramadhan Al Buthi, Syekh Wahbah Zuhaili, Syekh Ali Jum'ah, Syekh Ahmad Thayyib,Habib umar bin Hafiz.

Jika teman-teman saya yang selalu mengagungkan ust- ust Sunnah ala mereka  dan selalu mengatakan kita harus belajar dari ust- ust alumni Madinah. saya katakan bagus, tetapi  jangan menganggap hanya dari mereka yang benar dan jangan fanatik, coba juga belajar dari ust- ust alumni Azhar Kairo Mesir sebagai universitas Islam tertua di dunia dan sampai sekarang semakin eksis, begitu juga sebaliknya.

Ada juga teman mengatakan bahwa saya banyak belajar dari alumni- alumni Darus Hadist Yaman ust mantap sekali . saya katakan bagus itu tetapi jangan menganggap  hanya dari mereka yang benar dan jangan fanatik, coba juga belajar dari ust- ust alumni Darul Mustafa Yaman  karena saya pengamatan ini juga sangat mantap,begitu juga sebaliknya

Ada juga yang mengatakan kita harus belajar dari ust- ust Sunnah yang ada di Nusantara seperti ust Dr Khalid Basalamah, ust Dr Syafiq Basalamah, Dr Firanda Andirja, ust Dzulqarnain M Sanusi, ust Yazid bin Abdul Qodir jawwas, ust Badrussalam, Dr Ali Musri, ust Abdul Hakim Hamdat, ust Zainal Abidin Syamsudin, ust Ahmad Zainuddin, ust M Abduh Tuasikal dll

saya katakan bagus itu tetapi jangan menganggap  hanya dari mereka yang benar dan jangan fanatik, coba juga belajar dari Habib Novel Al Idrus, Buya Yahya, KH Idrus Ramli,Guz Baha' ( KH Baha' uddin Nur Salim), Dr Buya Ar Razi Hasyim, KH Luthfi Bashori, KH Ihya Ulumuddin, Ust Ahmad Sarwat, Habib Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf, KH Khozin Ma'ruf, KH M. Najih Maimun, Dr Abdul Wahab Ahmad dll  dan menurut pengamatan saya justru mereka lebih mantap kajiannya.

Saya melihat dan mengamati meskipun ust- ust kedua kubu ke atas sangat berbeda dan sering berselisih, tetapi  mereka tergolong bagian dari Ahlu Sunnah wal jamaah

 dan saya mengikuti  seperti yang dikatakan oleh imam Abdul Baqi Al Mawahibi Al Hanbali (1071 H) berkata, ”Kelompok Ahlus Sunnah ada tiga Asya`irah, pengikut Imam Ahmad bin Hanbal, dan Maturidiyah.” (dalam Al Ain Al Atsar fi Aqaid Ahlil Atsar, hal. 53) dan imam Muhammad bin Muhammad As Safarini Al Hanbali (1188 H) berkata, ”Ahlus Sunnah tiga kelompok: Al Atsariyah yang imam mereka adalah Ahmad bin Hanbal, Al Asyariyah dan imam mereka adalah Abu Hasan Al Asyarid an Al Maturidiyah imam mereka adalah Abu Manshur Al Maturidi.” (dalam Lawami` Al Anwar Al Bahiyah, 1/73).

Adapun ulama dunia kontemporer yang memiliki pendapat seperti yang saya kemukakan adalah Syekh prof Dr Yusuf Qardawi dan seperti itu juga  yang perjuangan dan diajarkan oleh guru- guru kami untuk membangun persatuan umat seperti Alm Prof Dr Abdul Rahman Basalamah, Alm Prof Dr Abdul Muin Salim,MA, Alm KH Zeed Abdullah Basalamah, Dr KH Hasan Basri Rahman.

Saya perhatikan seperti itu juga yang diperjuangkan oleh beberapa tokoh nasional untuk menyatukan umat seperti Prof Dr Din Syamsuddin, MA, Prof Dr Didin Hafidhuddin, KH Khalil Ridwan, KH Abdul Gymnastiar , Prof UAS ( ust Abdul Shomad) ,ust Dr Adi Hidayah, KH Bachtiar Nasir, ust Dr Zaitun Rasmin, Dr

Adian Husaini, Dr KH Hasan Basri Rahman, Ust Fadlan Garamatan,Ust Hanan Attaqi,ust Fahmi Salim, MA, ust Salim A Fillah dll.

Begitu juga pesantren modern Gontor mengajarkan kitab Aqidah Asya'riyah dan kitab Aqidah Ibnu Taimiyah,Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab atau ulama yang mengikutinya (Wahabi/ salafi)

Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah organisasi yang di dalamnya terhimpun perwakilan para ulama dan cendikiawan muslim, yang bertujuan untuk mewadai semua persoalan umat Islam dan menjadi jembatan umat Islam dengan pemerintah

MUI berbeda dengan Lajnah ad-Daimah Arab Saudi ( secara Aqidah berfaham Salafi dan Lembaga Fatwa Dar al-Ifta Mesir (secara Aqidah berfaham Asya'riyah) sedangkan para pengurus MUI secara Aqidah ada berfaham Asya'riyah ( jumhur) dan ada juga berfaham Salafi, tetapi uniknya bisa berkumpul bersama di MUI dan itulah contoh riil persatuan dalam perbedaan

MUI mensosialisasikan Islam washatiyah kepada masyarakat muslim Indonesia dan saya kira ini yang kita perlu ikuti sebagai umat Islam dan terkhusus kepada para da'i, Santri dan para penuntut ilmu

Kami memiliki prinsip- prinsip dakwah yang kami anggap sebagai manhaj washatiyah adalah sebagai berikut :

1. Manhaj kami adalah manhaj pertengahan dan wasatiyah yaitu Ahlu Sunnah wal jamaah

2. Kami' tidak gampang mengkafirkan tetapi menerangkan jika ada penyimpangan

3. Aqidah yang kami ajarkan ialah aqidah Sunnah wal Jamaah dengan tidak mempertentangkan antara Atsariyah, asy'Ariyah dan Maturidiyah.

4. Budaya takfiri membahayakan masyarakat dan mencemarkan makna dan hakikat Islam yang sebenarnya.

5. Kami tidak gampang mengkafirkan dan jugak tidak mengkuduskan/ mengkultuskan seseorang tetapi memuliakan siapa saja yang memuliakan dan memperjuangkan Islam.

6. Berusaha tegas dalam menyampaikan ilmu, Jika Haram jelaskan Haram, jika Halal Jelaskan Halal yakni berdasarkan Hadist Nabi bukan dengan perasaan bukan menurut pendapatnya sendiri , tetapi menggunakan bahasa yang sopan dan santun serta bersahabat

7. Tidak fanatik kepada golongan, kelompok, ormas, person/figur, tetapi juga tidak alergi dan tetap menghargai karena itu semua hanya wasilah yang terkadang sangat dibutuhkan sebagai sarana dakwah untuk memahami,mengamalkan dan menda'wakan ajaran Islam

8. Mengikuti  dakwahnya para Nabi yaitu mengajak kepada TAUHID yang murni dan meluruskan segala bentuk kesyirikan sebagaimana yang dicontohkan para ulama khair

9. Mengajak  umat untuk menghormati dan memuliakan para sahabat, tabi'in dan ulama tabi'ut tabi'in,  para imam madzhab yang empat, para ulama khair lintas Mazhab dan ormas Islam. Namun  tidak fanatik dengan salah satu dari mereka

10. Senantiasa berusaha berpegang teguh dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam segala hal baik aqidah, ibadah, akhlak, dan mu’amalah

11. Berhati-hati dan selektif Mengambil dan mengamalkan Ilmu karena jangan sampai itu  bisa memecah bela umat,Jangan tertipu dengan penampilan, jangan tertipu dengan banyaknya pengikut, jangan tertipu dengan viralnya

Jika dia jelas menyimpang, membela kekufuran, menyebarkan syubhat , memecahkan bela umat, Menjual agama untuk kepentingan dunianya, Menghalalkan yang haram dengan retorika bahasa yang sejuk seolah itu kebenaran padahal menyesatkan umat , Jangan lagi dijadikan referensi dalam ilmu agama

Pakkolompo ( Gowa) Selasa 30 November 2021/ 25 Rabiul akhir 1443 H

Sumber FB : Musyarli Connecting (Ustadz Syarif Liwang bersama Ammar dan 9 lainnya.)

7 Desember 2021 pada 12.03  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Manhaj Dakwah Kami adalah Washatiyah". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait