Berfikir Logis

Berfikir Logis - Kajian Islam Tarakan

Berfikir logis

Ada yang bilang : “Para sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in, serta para imam mazhab (Abu Hanifah, Malik bin Anas, Syafi’i, dan Ahmad bin Hanbal) adalah manusia biasa, bisa salah dan bisa benar. Yang ma’shum (terjaga dari kesalahan) hanya nabi SAW. Maka tatkala pendapat mereka menyelisihi Quran dan sunnah, maka wajib kita tinggalkan.” 

Yang jadi pertanyaan, siapa yang dijadikan parameter untuk menghakimi mereka salah atau menyelisihi Quran dan sunah ? Terus dari mana bisa diketahui kalau mereka menyelisihi Qur’an dan sunah ? Kalau jawabannya : Ustad kami, dalam arti kalau pendapat mereka sesuai dengan ustad kami, maka mereka di atas kebenaran. Jika menyelishi ustad kami, maka mereka di atas kebatilan. Seolah mereka ingin mengatakan (tapi malu untuk berterus-terang) : “Bahwa ustad kami pasti benar, adapun para imam, siapapun mereka bisa salah dan bisa benar.” 

Maka, klaim ini perlu untuk diuji.

Memangnya ustad kalian itu siapa ? Seberapa keilmuannya ? Seberapa hafalannya ? Ulama, bukan, mujtahid juga (lebih) bukan lagi. Kok tiba-tiba jadi parameter kebenaran untuk menghakimi para ulama yang telah mencapai derajat mujtahid mutlak mustaqil. Ini tidak apple to apple. Keilmuan mereka itu sangat luas. Piranti-piranti ijtihad mereka amat sangat komplit. Dan mereka punya hafalan ratusan ribu bahkan jutaan hadis lengkap dengan sanad dan matannya. Sampai  ada seorang ulama yang berkata : “Andai ilmu seluruh ulama di zaman ini dikumpulkan, lalu diperbandingkan dengan ilmu salah satu dari imam mazhab yang empat, maka tidak akan mencapai ujung kuku mereka.” 

Dari sisi ini saja sudah runtuh. Apalagi kalau diuji lebih jauh lagi.

Benar, yang ma’shum (terjaga dari kesalahan) hanyalah nabi SAW. Sedangkan para imam mazhab bisa salah. Tapi, jika para imam mazhab saja bisa salah, apalagi cuma ustad-ustad kalian. Tentunya potensi kesalahannya lebih besar beratus-ratus kali lipat dibandingkan mereka (para imam). 

Jadi, parameter kebenaran itu dalil dari Qur’an dan sunah (plus ijmak dan qiyas) melalui tangga pemahaman para ulama mujtahidin dari tiga kurun yang telah direkomendasikan oleh nabi SAW, yaitu sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in. Dan yang paling dekat adalah para imam mazhab yang empat serta murid-murid mereka. Ini bukan soal fanatik, tapi usaha untuk memahami agama melalui jalan yang semestinya.

Dari sini kita paham, bahwa berfikir logis itu penting.

Wa billahi at-taufiq

(Abdullah Al-Jirani)

Sumber FB Ustadz : Abdullah Al Jirani

15 Desember 2021  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Berfikir Logis". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait