Bahasa Arab

Bahasa Arab

Bahasa Arab

Hadits nabi menyebutkan bahwa jumlah nabi dan rasul mencapai 123 ribu orang. Dan yang dipastikan orang Arab hanya 4 hingga 5 orang saja. Selebihnya para nabi dan rasul itu bukan orang Arab.

Sehingga bisa dipastikan ketika Allah SWT menurunkan wahyu dan kitab suci kepada mereka, bahasa yang digunakan bukan bahasa Arab. 

Kitab suci yang dipastikan menggunakan bahasa Arab satu-satunya hanya Al-Quran saja. Sementara Zabur, Taurat, Injil dan lainnya tidak menggunakan bahasa Arab.

Namun akhirnya Allah SWT berkehendak untuk menghentikan semua gelombang wahyu dari langit secara total untuk selamanya. Momentumnya adalah dengan diturunkannya Al-Quran Al-Karim sebagai kitab suci terakhir yang turun. 

Dan akhirnya juga Allah SWT berkehendak untuk menghentikan semua pengiriman nabi dan rasul kepada umat manusia untuk selama-lamanya. Momentumnya adalah dengan diutusnya nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. 

Pokoknya setelah kenabiannya, umat manusia tidak akan pernah lagi dikirimkan orang nabi atau rasul. 

Intinya, Al-Quran adalah wahyu terakhir dan Nabi Muhammad SAW  nabi terakhir.

oOo

Yang menarik untuk dikaji ternyata kitab suci terakhir dan nabi terakhir itu turun dalam bahasa Arab. Padahal peruntukannya bukan hanya untuk bangsa Arab tapi untuk seluruh umat manusia di muka bumi hingga datangnya hari kiamat. 

Lalu kenapa Allah SWT menghendaki pesan-pesan terakhirnya disampaikan dalam bahasa Arab? 

Jawabnya tentu hanya Allah SWT saja yang tahu. Pasti ada banyak hikmah di balik itu semua. Namun yang perlu kita telaah adalah beberapa hal berikut :

1. Ketika Allah SWT menjamin Al-Quran tetap terpelihara hingga kiamat, maka itu juga berarti bahasa Arab akan terjamin terus digunakan orang hingga hari kiamat. 

Padahal ada banyak bahasa yang lebih muda dari bahasa Arab, namun hari ini sudah punah, karena tidak lagi digunakan umat manusia. 

Sementara bahasa Arab masih digunakan oleh setidaknya 300-an juta umat manusia. Statistik ini didapat dari menjumlahkan penduduk negara-negara yang menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa utama. 

2. Namun harus disadari bahwa jumlah umat Islam hari ini jauh lebih banyak dari 300-an ribu jiwa. Jumlah totalnya mencapai 1.6 milyar alias 1.600-an juta jiwa. 

Itu berarti umat Islam yang tidak bisa bahasa Arab jauh lebih banyak ketimbang yang bisa bahasa Arab. 

Namun demikian, Al-Quran tidak pernah diganti bahasanya menjadi bahasa lain. Kalau pun ada terjemahannya, tetap saja bahasa aslinya dicantumkan. 

Coba bandingkan dengan kitab suci lain yang pernah Allah SWT turunkan, apakah masih ada hingga hari ini? Kalau masih ada, apakah masih dalam bahasa aslinya atau hanya terjemahannya? 

3. Selain Al-Quran berbahasa Arab, ternyata Nabi Muhammad SAW juga berbahasa Arab. Oleh karena itu maka semua hadits nabi hanya tersedia dalam bahasa Arab. 

Meski pun Nabi SAW bertemu dan bergaul dengan orang-orang Yahudi di Madinah, namun bahasa yang mereka gunakan tetap bahasa Arab. Nabi SAW sendiri tidak menguasai bahasa Ibrani, yaitu bahasa yang digunakan dalam Taurat. 

Hadits nabi adalah sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Quran. Namun berbeda dengan Al-Quran yang jumlah ayatnya hanya 6.236 ayat saja, jumlah hadits nabi itu jauh berkali-kali lipat lebih banyak. Jumlahnya mencapai ratusan ribu hingga jutaan hadits. 

Dan semuanya diriwayatkan dari mulut dan gerak-gerik nabi SAW kepada shahabat, tabi'in, tabiut-tabi'in dan generasi setelahnya hanya dalam bahasa Arab. 

4. Maka jumlah pengguna bahasa Arab naik dengan pesat. Kalau dulu awalnya pengguna bahasa Arab sebatas penduduk Mekkah dan Madinah saja, maka seiring dengan penyebaran Islam ke berbagai penjuru dunia, bahasa Arab pun semakin banyak digunakan orang.

Orang-orang yang asalnya bukan dari negeri Arab, kemudian masuk Islam dan negeri mereka berubah jadi pusat peradaban Islam. Mendadak bahasa Arab menjadi bahasa yang digunakan oleh penduduk Kufah, Bashrah, Baghdad, Damaskus, Palestina, Mesir, Irak, Yaman dan sekitarannya. 

Bukti-bukti otentiknya adalah warisan ilmu-ilmu pengajaran bahasa Arab yang kita kenal hari ini. Ada Ilmu Nahwu, Ilmu Sharaf, Ilmu Balaghah, Bayan, Badi', Arudh bahkan Ilmu Manthiq termasuk juga. 

Semua ilmu itulah yang telah berjasa menjadikan bangsa-bangsa di dunia yang bukan Arab akhirnya jadi berbahasa Arab. Sehingga bisa dibilang bahwa agama Islam itu sangat identik dengan bahasa Arab. 

Bahkan muncul fenomena unik, ada banyak negeri yang sudah berbahasa Arab, namun sebagian penduduknya masih tersisa yang tidak mau masuk Islam. Uniknya, meski bukan muslim, namun entah bagaimana mereka berbicara dalam bahasa Arab. 

5. Buat umat Islam, beberapa ibadah ritual tetap harus menggunakan bahasa Arab. Misalnya shalat, adzan, iqamah dan baca Al-Quran, paham atau tidak paham, fasih atau tidak fasih, tetap diharuskan pakai Arab. 

Khutbah Jumat sebenarnya tetap harus berbahasa Arab, setidaknya untuk kelilma rukunnya. Namun tidak mengapa diselipkan bahasa selain Arab, karena biar tujuannya dalam rangka memberi nasehat kepada khalayak bisa dipahami.

oOo

Memang jadi umat Islam apalagi aktifis dakwah tapi tidak bisa bahasa Arab itu menyebalkan sekali. 

Dan ternyata Saya dulu pernah berada pada posisi itu. Jadi ustadz tapi tidak bisa bahasa Arab. Kalau ada yang bicara tentang pentingnya bahasa Arab, saya tutup kuping. Ujung-ujungnya saya malah jadi sakit hati sendiri dan rada sinis dengan bahasa Arab. 

Kemana-mana saya tegaskan bahwa Islam bukan Arab dan Arab belum tentu Islam. Bisa bahasa Arab dengan tidak bisa bahasa Arab tidak ada pengaruhnya di sisi Allah SWT. 

Tapi itu dulu, ketika saya belum dapat kesempatan belajar bahasa Arab. Ungkapan saya itu sebenranya jujur berangkat dari rasa rendah diri dan penyesalan, kenapa saya belum bisa bahasa Arab. 

Akhirnya kesal dan maki-maki orang yang bisa bahasa Arab. Sering sekali dulu saya bilang begini : Abu Jahal dan Abu Lahab itu orang Arab, dan mereka kafir masuk neraka. Apa yang kalian banggakan dengan kearaban?

Kalau saya ingat-ingat masa lalu itu memang lucu dan menggelikan sekali. Saya tidak bisa bahasa Arab, lalu saya caci maki dan sinis dengan segala yang berbau bahasa Arab. 

Untungnya akhirnya saya dapat kesempatan belajar bahasa Arab, meski dengan cara tertatih-tatih. Tentu semua atas izin Allah juga. Kalau sekarang ketemu orang yang rasa sinis dengan bahasa Arab, saya kok jadi ingat diri saya sendiri di masa lalu, sewaktu belum bisa bahasa Arab. 

oOo

Namun harus saya akui buat sebagian saudara sesama muslim, berdoa pakai bahasa Arab itu agak kesulitan. Mungkin karena sejak kecil tidak diajarkan atau tidak dibiasakan. Terus mau berdoa pakai bahasa Indonesia, apa boleh? 

Ya, terlalu amat sangat boleh sekali lah deh dong sih. Kita harus maklum. Sudah mau berdoa pun sudah bagus, jangan dicaci-maki. Bisa nggak sih mulut kita libur caci-maki orang melulu? 

oOo

Memang kalau buat teman-teman yang sejak kecil sudah mendapatkan kesempatan belajar agama, dzikir dan doa akan lebih mudah dilafalkan dalam bahasa Arab juga. Hal itu karena kebiasaan saja. Tiap hari sekola dan mengaji selalu ditodong hafalan doa ini dan doa itu. 

Buat saya sendiri memang agak lucu saja membayangkan saya takbiran malam satu Syawal tapi pakai bahasa Indonesia.  Nggak enak aja rasanya. Masak sih saya lantunkan : Allah Maha Besar . . . Allah Maha Besar . . . Allah Maha Besar. Kok rada janggal ya. 

Begitu juga kebiasaan berdzikir habis shalat baca tasbih 33 kali. Yang enak itu pakai lafadz 'subhanallah'. Sedangkan pakai bahasa Indonesia 'Maha Suci Allah' diulang-ulang sampai 33 kali, kok rasanya ganjil. 

Begitu juga lafadz Alhamdulillah 33 kali lebih mantab ketimbang baca : Segala puji bagi Allah (33x). Rasanya aneh aja. 

Lafadz La ilaha illallah juga lebih syahdu diucapkan ketimbang baca : Tiada Tuhan Selain Allah (100 x). Rada kurang pas karena tidak terbiasa mungkin. 

Doa mau makan yang paling sederhana adalah lafadz Bismillah. Seingat saya belum pernah tuh sebelum makan saya mengucapkan : Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang". 

Kalau sampai saya ucapkan itu, pasti teman saya nyeletuk : Woi, lagi baca sari tilawah ya?

Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat

3 Desember 2021  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Bahasa Arab". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait