Apakah Benar Hadits ini untuk Wahabi?

Apakah Benar Hadits ini untuk Wahabi?

Apakah Benar Hadits ini untuk Wahhabi?

Oleh : Rahmat Taufik Tambusai

Apakah benar hadits dibawah ini untuk kaum wahhabi pengikut Muhammad bin abdul wahhab annajdi, yang selalu mereka gadang - gadangkan sebagai isyarat untuk mereka, atau hanya mengaku - ngaku saja.

Dalam hadits tersebut disampaikan, bahwa iman akan kembali ke madinah, apakah benar maksud iman disini adalah iman ala kaum wahhabi, yang hari ini pemahaman mereka sedang menguasai kota madinah.

إِنَّ الإِيمَانَ لَيَأْرِزُ إِلَى المَدِينَةِ، كَمَا تَأْرِزُ الحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا.

 رواه البخاري ومسلم

Sesungguhnya Iman akan kembali ke madinah sebagaimana ular kembali ke sarangnya ( HR. Bukhari - Muslim )

Jika kita amati hadits ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan ;

1. Hadits ini tidak menunjukkan kepada satu golongan tertentu, sebagaimana dakwa kaum wahabi, yang mengaku seolah - olah, hadits ini isyarat untuk mereka.

Kalau seandainya pemahamannya untuk suatu kelompok, maka akan kita jumpai penjelasan ulama hadits tentang hadits ini bahwa akan muncul satu golongan yang akan memurnikan iman di akhir zaman, tetapi kenyataannya tidak ada sedikit pun ulama hadits menggiring pemahaman seperti itu.

2. Hadits ini tidak menyebutkan konsep iman, tetapi menyebutkan iman akan kembali ke madinah, kecuali disebutkan konsep iman yang akan kembali ke madinah adalah trilogi tauhid ( rububiyat, uluhiyat, asma wa sifat) maka bolehlah kaum wahabi mengaku kalau hadits tersebut isyarat untuk mereka.

3. Hadits ini tidak menyebutkan ciri - ciri kelompok yang akan membawa iman tersebut kembali ke madinah, kecuali disebutkan bahwa iman akan dibawa kembali ke madinah oleh kelompok yang mencirikan diri mereka dengan slogan kembali kepada Al Quran, sunnah, jidat hitam, pakaian tidak isbal dan kepala - kepala mereka botak, maka wajar kaum wahabi mengakui bahwa hadits ini untuk mereka, tetapi nyatanya hadits tersebut hanya menyebutkan iman.

4. Hadits ini tidak ada sedikit pun memerintahkan untuk belajar ke madinah, sebagaimana digembar gemborkan oleh wahhabi, seolah - seolah jika tidak belajar ke madinah, maka keimanan dan keislamannya tidak baik.

Seandainya ada hadits dhaif saja memerintahkan untuk belajar ke madinah pastilah hadits tersebut populer di kalangan ulama dan penuntut ilmu, nyatanya sampai hari ini tidak ada.

Pusat keilmuan dari masa ke masa bukan terletak di madinah, tetapi terletak di luar kota madinah, di Baghdad, syiria, mesir, bukhara, samarkhan, khurasan dll. Apakah ulama dahulu tidak tau hadits diatas ?

Ulama besar sepanjang sejarah, seperti Imam bukhari, muslim, Imam Abu hanifah, Imam syafii, Ahmad bin hanbal, Ibnu hajar asqolani, Imam nawawi, Suyuti, Imam thahawi, dll bukan orang madinah dan tidak meninggal di madinah. Apakah diragukan keimanan mereka karena bukan orang madinah ?

Jika bersekeras juga menggunakan hadits diatas untuk menyatakan keimanan dan keislaman yang diluar madinah tidak baik, maka jangan pernah pakai kitab ulama - ulama diatas, karena pemahaman mereka tidak sama dengan wahhabi.

5. Hadits ini tidak ada sedikit pun menyinggung tentang kelompok, jika ada sedikit saja, maka bisalah setiap kelompok mengaku bahwa yang dimaksudkan hadits tersebut untuk isyarat kelompoknya, maka tidak tepat menggunakan hadits ini untuk pembenaran suatu kelompok, jika dipaksakan juga maka akan jadi fitnah bagi kelompok tersebut.

Sangat berbeda dengan Imam Abu Hasan Asyari, penggagas akidah Asyari, bahwa ada isyarat dari nabi akan kelahirannya, ketika turun surat al maidah ayat 54

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (54)

Para sahabat bertanya kepada Nabi SAW, kaum siapakah ya Rasulullah ? kemudian Nabi SAW menjawab Kaum orang ini, sambil memegang pundak kakek buyut Imam Abu Hasan Asyari, yang dikenal dengan Abu Musa Asyari.

Mungkin diantara faktor berbondong bondongnya, ulama otoritatif di bidang hadits, tafsir, fiqih, usul fiqih, tasawuf, akidah sejarah, dan bahasa merapat dan mendukung konsep akidah yang disusun Imam Abu Hasan Asyari karena ada isyarat dari nabi akan kelahirannya.

Seandainya ada satu hadits dhaif saja, yang mengisyaratkan akan lahirnya kaum wahhabi, sebagaimana isyarat akan kelahiran kaum Asyari, maka kami akan ikut dalam barisan mereka.

6. Hadits diatas dimasukkan ulama ke dalam bab keutamaan kota madinah, bukan orang yang belajar ke kota madinah, karena tanah suci tidak bisa membuat orang yang diatasnya menjadi orang yang suci.

Jangankan untuk zaman sekarang, zaman nabi saja, yang langsung bersua dengan nabi banyak yang menjadi munafik dan memusuhi nabi, apa lagi zaman sekarang, maka tidak bisa dijadikan kota madinah sebagai ukuran keimanan seseorang.

Di akhir zaman nanti, kota madinah akan bergoncang untuk mengeluarkan orang - orang munafik.

7. Seandainya hadits ini  dipahami seperti pemahaman wahhabi, maka para sahabat Nabi yang lebih dahulu mengamalkannya, karena mereka langsung mendengar dari Nabi, maka mereka tidak akan keluar dari kota madinah, mengajar sampai mati di kota madinah dan akan dilanjutkan oleh ulama - ulama hadits,  tetapi kenyataannya para sahabat setelah Nabi wafat, mereka bertebaran di permukaan bumi, dan begitu juga ulama hadits, rata rata mereka meninggal di kampung halamannya. Apakah wahhabi lebih hebat dari para sahabat dan ulama hadits ? 

Makanya timbul pertanyaan, sebenarnya kaum wahhabi mengikuti pemahaman siapa ? atau akal akalannya saja, sebagai alat untuk menarik simpati orang awam, agar orang yakin bahwa kelompok mereka yang paling benar.

Diantara pemahaman yang bisa diambil dari hadits diatas :

1. Iman yang murni sedang berada di luar madinah, karena iman yang di madinah saat ini sudah disusupi paham wahhabi mujassimah dan musyabbibah, pada saat kota madinah sudah bersih dari paham wahhabi, iman yang murni akan datang ke madinah.

2. Umat islam dari seluruh penjuru dunia akan datang ke madinah dengan membawa iman yang murni karena kerinduan kepada Nabi Muhammad SAW

3. Anak keturunan Nabi akan kembali berkumpul di madinah, karena mayoritas anak keturunan Nabi sekarang banyak tinggal di luar kota madinah.

4. Imam mahdi akan memimpin dunia dari kota madinah, Imam Mahdi merupakan anak keturunan Nabi, dan anak keturunan nabi mustahil lahir dari rahim wahhabi, karena sebagian mereka membenci anak keturunan Nabi Muhammad SAW. 

Terakhir, letakkanlah hadits sesuai pada tempatnya, dan jangan gunakan hadits Nabi untuk menjatuhkan umat islam yang lainnya, karena Nabi sudah letih membawa umat manusia kepada keimanan, sedangkan kalian mengeluarkan umat Muhammad dari barisan orang yang beriman.

Dan jangan ragukan kecintaan kami kepada kota madinah, Kami mencintai kota madinah sebagaimana Nabi mencintai kota madinah, Ya Allah matikanlah kami di kota madinah disamping Nabi Mu. Amin.

Dalu - dalu, 25 Desember 2021.

Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa

25 Desember 2021 pada 21.08  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Apakah Benar Hadits ini untuk Wahabi?". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait