Sunnah Oh Sunnah

Sunnah Oh Sunnah - Kajian Islam Tarakan

*⭐SUNNAH OH SUNNAH ...*

*Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq*

Kata sunnah dewasa ini sudah cukup akrab di telinga sebagian kita. Tentu ini hal yang membanggakan dan membahagiakan hati setiap orang beriman. 

Rasanya hanya orang yang dalam hatinya ada benih kemunafikan yang sensi dan benci dengan istilah yang mulia dan agung ini.

Namun yang kemudian perlu diingat, sesuatu yang baik sekalipun bila ditempatkan pada tempat yang tidak tepat maka hasilnya bisa kurang baik bahkan menjadi buruk.

Kata sunnah yang mulia itu, bila penempatannya serampangan dan sembarangan, bisa membingungkan banyak orang khususnya mereka yang awam, bahkan dalam sejumlah kasus menimbulkan fitnah perpecahan dan pertikaian.

Karena itu sangat penting mendudukkan kata sunnah sesuai dengan konteksnya. Dan untuk bisa melakukan itu, kita harus tahu penggunaan istilah yang satu ini menurut disiplin ilmu syariat.

*1️⃣. Hadits*

Dalam cabang ilmu hadits, sunnah adalah istilah untuk setiap hal yang disandarkan pada Nabi baik berupa ucapan, perbuatan, keterapan, sifat dan akhlaq beliau shalallahu'alaihi wasaalam.

*2️⃣. Fiqih*

Adapun dalam ilmu ini, sunnah dikenal sebagai definisi dari sebuah hukum syara' yang diperintahkan, namun perintahnya tidak bersifat keras. Atau dalam definisi lain : *Dikerjakan mendapatkan pahala ditinggalkan tidak mendapatkan dosa.*

*3️⃣. Ushul Fiqih*

Sedangkan dalam bidang ilmu ushul, istilah sunnah bermakna salah satu sumber hukum syara' yang disepakati setelah Al-Qur’an, yakni berupa ucapan, perbuatan dan taqrir Nabi shalallahu'alaihi wasaalam. Kata lain sunnah dalam istilah ini adalah hadits.

*4️⃣. Aqidah*

Dan dalam cabang ilmu aqidah atau ushuluddin, sunnah adalah istilah untuk jalan yang ditempuh dan diajarkan oleh Nabi shalallahu'alaihi wassalam. Lawan dari sunnah adalah bid'ah.

*Penggunaan istilah Sunnah*

Maka barang tentu cara menggunakan istilah sunnah yang benar adalah sesuai dengan topik bahasan yang dibicarakan. Harus tertib menggunakan istilah sunnah sesuai konteks masalah. 

Jika bahasannya fiqih, ya sunnahnya harus sesuai hukum sunnah dalam ilmu fiqih Jangan kemudian yang dihadirkan justru sunnah menurut istilah Aqidah, yang lawannya bid'ah.

Membahas hukum jenggot misalnya, hukum yang digunakan adalah sunnah menurut fiqih, karena kalau yang dipakai istilah sunnah menurut aqidah, yang tidak berjenggot akan dihukumi sebagai ahli bid'ah, berdosa masuk neraka. 

Apesnya ini yang banyak terjadi hari ini. Penggunaan istilah sunnah cendrung ngawur. Sunnah dalam terminologi aqidah, digunakan untuk menghukumi masalah-masalah fiqih yang sebagian besarnya adalah ranah khilafiyah.

Maka sudah tentu yang terjadi adalah kekacauan di tubuh umat. Dan bahkan sebagian orang yang baru belajar Islam jadi alergi, anti dan benci dengan istilah sunnah yang seharusnya mereka cintai. Sunnah koq citranya bengis, kasar dan jauh dari nilai kelembutan dan kasih sayang Islam.

Saya amati distorsi masalah sunnah terjadi ditiga kasus yaitu : 

*1. Labelisasi dan monopoli.*

Hari ini jamak kita temui penamaan sunnah, seperti pengajian sunnah, ustadz sunnah, tivi sunnah, masjid sunnah, toko sunnah, dan bahkan belakangan menjadi lebel nama makanan seperti es 'kepal sunnah'.

_*Apa masalahnya, kan baik ?*_

Jika embel-embel penamaan sunnah hanya sekedar nama, tentu tidak jadi masalah. Di Arab saya juga sering menjumpai nama toko dan penjual makanan yang diberi nama "Tauhid", "sunnah" "al Iman" dan semisalnya. 

Tapi itu benar-benar sekedar nama, ungkapan dan wujud kecintaan sang pemilik toko kepada istilah dalam agamanya.

Sedangkan yang terjadi di indonesia agak sedikit berbeda kasusnya. Masalahnya tidak sebatas sekedar nama, tapi sunnah dijadikan labelisasi dan mau dimonopoli oleh kelompok tertentu.

Karena jama' kita temui, mereka yang ngajinya "dipengajian sunnah" tidak akan sudi hadir di model pengajian lainnya.

Yang mereka hadiri itu hanya kajian ustadz sunnah, bukan ustadz lainnya yang tidak sunnah atau istilah mereka : ustadz Syubhat atau ahli bid'ah. Kalau kemenag punya daftar da'i terekomendasi, mereka ini juga punya versi da'i dan ustadz sendiri.

Saya sangat bingung ketika safar di sebuah kota, ada salah satu jama'ah yang bertanya ke saya, "Ustadz, masjid sunnah di Bontang adakah ?"

Saya balik bertanya : "Masjid sunnah apa yang antum maksud ? Sunnah menurut fiqih, Ushul fiqih, Aqidah atau Hadits ?

Dia menjawab, "Ahlussunnah ustadz." 

Saya menjawab, "Alhamdulillah semua masjid-masjid di Bontang adalah masjid Ahlu Sunnah wal Jama'ah."

Entah mengapa si penanya berubah jadi salah tingkah dan wajahnya menjadi merah. Apa kira-kira jawaban saya salah ?

➡️ Bersambung ke point 2 dan 3 dengan judul : *SALAH KAPRAH ISTILAH SUNNAH*

•┈┈•••○○❁🌻 𝐀𝐒𝐓🌻❁○○•••┈┈•

 ⤵️https://t.me/subulana

📱facebook.com/AhmadSyahrinThoriq

🌐www.konsultasislam.com

Baca juga kajian Sunnah berikut :

  1. Sunnah I’tikaf
  2. Beberapa Sunnah Ketika Makan Sahur
  3. Penentang Dakwah Sunnah dan Salaf?
  4. Lima Kategori Bid’ah, Haram, Sunnah, Wajib, Makruh, dan Mubah
  5. Hukum Shalat Sunnah, Tapi Punya Utang Shalat Wajib

Sumber WAG : SUBULANA I

10 Oktober 2021 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Sunnah Oh Sunnah". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait