MAKNA BERKAH YANG SESUNGGUHNYA
Berkah diantaranya didefinisikan oleh para ulama dengan makna : Bertambahnya kebaikan (زيادة الخير).
Dan makna kebaikan di sini adalah ketaatan atau ibadah. Sehingga sesuatu yang diberkahi -termasuk di dalamnya rezeki - akan menambah ketaatan atau membuat seseorang kian giat dalam beribadah.
Sehingga makna berkah tidaklah sesempit yang dipahami oleh kebanyakan orang. Yang sering diartikan baik hanya menurut kaca mata ukuran dunia.
Hidup yang berkah bukan berarti yang selalu sehat wal 'afiat. Bisa juga orang yang sakit-sakitan itu diberkahi dengan sakitnya, ketika membuatnya kian dekat dengan Rabbnya.
Seperti Nabi Ayub dari para nabi dan Zaid bin Tsabit dari kalangan manusia biasa.
Umur yang berkah tak selalu berarti panjang usianya. Bisa juga berkah itu umur pendek namun kuat dalam ketaatan, contohnya seperti Yahya dari para Nabi, Mus'ab bin Umair dari para sahabat dan imam Nawawi dari kalangan para ulama.
Pernikahan yang berkah tidak selalu yang cepat dan yang banyak anaknya. Bahkan yang tidak menikah sampai wafat namun amal jariyah tetap mengalir deras itulah keberkahan.
Seperti nabi Isa, atau dari manusia biasa yang menjomblo seumur hidup adalah imam Thabari, Khawarizmi, Ibnu Taimiyah dan Imam Nawawi rahimahumullah...
Demikian juga dengan penghasilan yang berkah, tak selalu yang jumlahnya bertambah. Bahkan yang malah berkurang namun membuat seseorang kian sabar bahkan bersyukur, itupun berkah namanya. Seperti kehidupan Ibrahim 'alaihissalam dan imam Abu Hanifah rahimahullah.
Makanan yang berkah juga tak selalu hidangan bernilai gizi tinggi. Namun yang berkah itu membuat tubuh tetap kuat ketika dibawa ta'at. Seperti makanan Rasulullah Muhammad dan kebanyakan ulama seperti Fudhail bin Iyad.
Demikianlah seterusnya. Bahkan berkah itu bukan hanya urusan bisa mencukupi. Meski kurang, namun tetap membuat seseorang dekat dengan Tuhan, itupun termasuk dari keberkahan.
Wallahu a'lam.
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
Kajian· 5 September 2021·