Dakwah Alam Lain

Dakwah Alam Lain

Dakwah Alam Lain

Salah satu tantangan terberat dakwah nabi SAW di Mekkah adalah sulitnya memperkenalkan keberadaan 'alam lain' buat masyarakat Mekkah kala itu.

Alam lain? Maksudnya?

Setidaknya ada dua konsep 'alam lain'. Pertama, alam itu maksudnya adalah akhirat atau kehidupan setelah kematian. Kedua, alam lain itu maksudnya adalah adanya dunia 'alam di atas langit'. 

Dan dua-duanya sama-sama mereka tolak dan mereka ingkari. Jadilah orang Arab kala itu sebagai orang yang tidak beriman.

1. Alam Lain = Alam Setelah Kematian

Yang dimaksud dengan alam setelah kematian yang mereka ingkari cukup luas, mulai dari alam kubur, kiamat berupa kehancuran alam semesta, lalu adanya kebangkitan kembali semua makhluk yang sebelumnya dimatikan, lalu hisab, hingga adanya surga atau neraka. 

Semua itu oleh bangsa Arab ditolak mentah-mentah. Logika mereka mengatakan tidak mungkin semua itu ada.  Maka mereka tidak percaya.

Padahal agama yang dibawa Nabi SAW mensyaatkan kita wajib percaya adanya kehidupan lagi setelah kematian. Dan percaya akan terjadi kiamat itu termasuk ke dalam rukun iman. 

Tidak mau percaya adanya kiamat, berarti dianggap bukan orang beriman. 

Kala itu ayat-ayat yang mula-mula turun memang banyak sekali bicara tentang akan terjadinya kiamat, hisab, Mahsyar, surga dan neraka. 

Selain itu mereka juga tidak pernah bisa memahami adanya kehidupan lagi setelah kematian. Padahal alam kubur atau alam barzakh itu bagian dari keimanan juga.

Sayang sekali di kepala bangsa Arab tidak ada konsep tentang hari kebangkitan dimana seluruh manusia yang sudah mati akan dihidupkan kembali. Lalu semua  kita semua nanti akan digiring ke padang Mahsyar, hisab, shirathal mustaqim dan seterusnya. 

Sulit bagi mereka mempercayai semua kisah ghaib macam itu. Mereka tidak bisa percaya adanya surga dengan segala kemikmatannya serta neraka dengan segala kepedihannya.

Mereka hanya percaya pada kekuatan ghaib yang sifatnya duniawi, bisa dilihat dan disaksikan. Misalnya kekuatan sihir, orang kerasukan jin atau roh. Termasuk juga ramalan para dukung dan tukang tenung. Semua itu mereka percaya dan bisa menerima eksitensinya. 

Tapi kalau sudah terkait kehidupan setelah kematian, jelas-jelas mereka tidak bisa menerimanya. Masak orang mati hidup lagi? Begitu mereka bertanya heran. 

2. Alam Lain : Kehidupan Langit

Alam lain yang kedua adalah alam di 'atas langit' sana. Alam ini bukan alam akhirat pasca kehidupan di dunia. Alam ini adalah alam sekarang, masih di dunia. Tapi bukan di atas bumi, melainkan di 'atas langit'. 

Dan bangsa Arab tidak pernah bisa menerima adanya alam 'atas langit'. 

Alam 'atas langit'? Maksudnya?

Ya, itulah alam dimana para malaikat bertempat tinggal. Jumlahnya tak terhingga dan semuanya adalah hamba-hamba Allah yang mulia dan sangat taat. 

Sayang sekali bangsa Arab tidak pernah bisa menerima keberadaan para malaikat di atas langit. Bagi mereka keberadaan malaikat di atas langit itu aneh dan tidak bisa diterima secara konsep. 

Padahal percaya keberadaan malaikat di langit itu juga bagian dari rukun iman yang enam. Tidak percaya adanya malaikat, berarti tidak beriman.

Kita yang muslim ini pastinya percaya adalah alam malaikat yang diungkapkan dengan istilah alam 'di atas langit'. Para malaikat di langit itu banyak macamnya dan tidak harus selalu di langit terus terusan berdiamnya.  

Banyak juga malaikat yang turun ke bumi dan naik ke langit atas perintah Allah SWT juga.  Ada malaikat yang Allah SWT tugaskan membagi rizki, menurunkan hujan, mencatat amal manusia lalu melaporkannya naik ke langit. 

Ada juga malaikat yang ditugaskan membawa wahyu turun ke bumi, yaitu Jibril alaihissalam.

Sayangnya, alam lain yaitu alam dimana para malaikat itu berada pun ditolak mentah-mentah oleh bangsa Arab. Mereka tidak habis pikir kok bisa-bisanya ada makhluk bernama malaikat kayak gitu.

Alam lain di 'atas angit' itu juga merupakan alam dimana para  nabi dan rasul masa lalu hidup, setelah Allah matikan sebelumnya.

Dalam peristiwa Isra' Mi'raj, Nabi SAW diajak Malaikat Jibril bertemu dengan para nabi di tiap langit itu.

Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam, dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh.

Semua konsep tentang langit itu tentu saja merupakan 'alam lain' yang keberadaannya sulit diterima oleh logika bangsa Arab saat itu. 

Makanya usai peristiwa Nabi SAW Isra'mi'raj, tak ada satu pun yang percaya. Mereka malah semakin  bertambah keingkarannya.

oOo

Mengubah mindset suatu masyarakat atas keberadaan alam lain itu bukan perkara gampang. Bahkan untuk ukuran seorang Nabi SAW sendiri, awal mulanya pun tidak kenal Jibril. 

Setidaknya Beliau SAW ketakutan begitu Jibril menampakkan dirinya pertama kali setelah turunnya wahyu pertama. Sampai minta diselimuti kepada istrinya, Khadijah. 

Barulah agak tenang setelah dijelaskan oleh Waraqah bin Naufal tentang siapa itu Jibril secara panjang lebar. 

Begitu juga tentang keberadaan para nabi yang lain, Nabi SAW sampai diajak bertemu langsung ke masing-masing langit tujuh itu oleh Jibril alaihissalam.

Jadi kalau bangsa Arab rada lola ketika harus membenarkan keberadaan alam lain baik alam akhirat atau alam malaikat, saya kira masuk akal. Memang bukan perkara mudah ketika harus meyakini sesuatu yang tidak pernah dikenal sebelumnya. 

Setidaknya masing-masing butuh waktu tertentu untuk secara pelan-pelan merenung untuk menerima hal-hal asing yang belum pernah terduga sebelumnya. 

oOo

Dulu manusia juga tidak tahu kalau bulan yang indah di pandangan mata itu ternyata sebuah satelit yang mengorbit bumi, namun permukaannya amat kasar, gersang, tandus dan mematikan. 

Tidak sedikit yang mengira bulan itu mengeluarkan sinar sendiri. Padahal nyatanya sinar itu adalah pantulan cahaya matahari. 

Soalnya di masa lalu mereka belum kenal teleskop. Jadi detail permukaan bulan sama sekali tidak bisa dipahami 

Malah banyak yang mengira bulan dan matahari itu satu orbit, sehingga bisa bertabrakan. Zaman segitu mereka belum mampu memperkirakan jarak bumi, bulan matahari. 

Mengubah paradigma lama ke sesuatu yang baru memang butuh pergantian zaman.

Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat

Kajian  · 21 September 2021  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Dakwah Alam Lain". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait