Mursyid dan Dzikir

Mursyid dan Dzikir

Mursyid dan Dzikir

Pesan Ustadz Dr. Arrazy Hasyim, Lc., M.A. di Masjid An-Nabawi, Tangerang : 

Ciri Seorang Mursyid : 

1. Harus tahu yang Ilmu Fiqih atau yang 

    Wajib. 

2. Harus punya Ilmu Ma'rifat. 

3. Mengerti Metode Pembersihan Hati. 

4. Ada Surat Izin menjadi Mursyid. 

Hati-Hati yang punya Thariqat Jangan Merendahkan Thariqat lain, nanti bisa jadi seperti Orang Baduy di Zaman Nabi. Malu-Maluin Sesama Sufi Saling Hantam.

Kita itu Belajar Tasawuf untuk Melembutkan Qalbu, bukan untuk Fanatik.  

Guru-Guru yang Ngajarin Dzikir Wajib punya Ijazah karena itu adalah Jaminan. Bahaya kalau Orang Mengaku Mursyid padahal gak ada yang Ngangkat.  

Seorang Mursyid itu Merasakan Manisnya Ma'rifat. Orang yang Paling Susah Merasakan Kewalian Seseorang adalah Keluarganya karena Melihat Sisi Kemanusiaannya. 

Baiat dalam artian Sumpah Abadi hanya Milik Imam Mahdi. Baiat yang ada Sekarang hanya Tabarukkan atau Pengantar untuk kita Bertemu yang Pantas. 

Di Akhir Zaman yang Paling Pantas Membaiat adalah Imam Mahdi. Saya Menghimbau Pecinta Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Jangan Fanatis dengan apa yang kita punya karena Setiap Masa ada Walinya dan Setiap Masanya Selalu Berganti. 

Di Akhir Zaman nanti Thariqat Gabung Semua ke Imam Mahdi. Sekarang kita pakai Thariqat agar menjadi Wasilah saja. 

Apa Dalil Mengambil Baiat itu ada? Di Al-Qur'an itu ada Surat Al-Fath Ayat 10. Karena Nabi Muhammad Sudah Wafat terus beralih ke Penerusnya hingga ke Mursyid. 

Mursyid harus tahu Jalan Menuju Allaah. Itu Dalil Baiat ada di dalam Al-Qur'an. Nabi Muhammad kadang Membaiat Perorangan, kadang Membaiat Jama'ah. Nabi Muhammad Sebelum Hijrah Sudah Membaiat Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib. 

Mursyid itu cuma Ngambil Berkah, kecuali dia bisa Membawa Orang kepada Allaah baru Boleh Baiat. Kalau Mursyid Shalatnya Belum Khusyu' bagaimana mau Membaiat Orang. Ukur Diri dulu Pantas gak. 

Inti Baiat adalah Syahadat kepada Allaah dan Rasulullaah. Ciri Wali Qutub adalah Kewaliannya disepakati oleh Para Wali, karena yang Mengerti Wali hanya Wali. 

Seorang Murid yang Belum Bisa Mandiri disuapi oleh Gurunya. Talqin ini Perlu. Seorang Mursyid gak mungkin langsung Mentalqin, dia harus Melihat Kesiapan Seorang Murid. Ada Murid yang langsung bisa ditalqin, ada yang tidak. 

Tazkiyatun Nafs itu Paketnya Sebelum Talqin, Saat Talqin dan Setelah Talqin. Talqin itu Menancapkan Kalimat Tauhiid di dalam Qalbu Seorang Murid. 

Orang-Orang Ahli Kasyaf itu kalau antum Baca Laa Ilaaha Illallaah Ikhlas akan ada Pohon yang Tumbuh dan Berbuah di Surga. 

Perlu gak Talqin Dzikir? Kalau bagi saya Perlu karena Nabi Muhammad Mentalqin Sahabat. Orang kalau Mentalqin dibuat Suasana Senyaman mungkin. Nabi Muhammad Memerintahkan Pintu dikunci, lalu Angkat Tangan kalian dan Bacalah Laa Ilaaha Illallaah. Tekniknya disembunyikan oleh Periwayat Hadits, nanti antum hanya akan dapatkan dari Mursyid Thariqat. 

Sekarang banyak yang nanya bagaimana Cara Cepat Dekat dengan Allaah? Kita kan maunya Cepat dan Ringan, Lebih Dekat dan Tinggi di Sisi Allaah, maka Merutinkan Dzikir baik dikeraskan maupun tidak, dan Pejamkan Matamu Bacalah Laa Ilaaha Illallaah, diulang 3X dengan Suara Keras. 

Kalau Seorang Pendakwah di dalam Kalamnya ada Laa Ilaaha Illallaah itu akan Masuk ke dalam Qalbu yang Mendengar. 

Manusia itu Alam Terkecil. Denyut Alam Semesta yang Membuat Bisa Bertahan sampai Sekarang adalah Kekasih-Kekasih Allaah yang Qalbunya Bergetar terus Menyebut Allaah, Lisannya Selalu Sibuk Menyebut Laa Ilaaha Illallaah. 

Milik Allaah lah Ikatan Langit dan Bumi. Apa Ikatannya? Laa Ilaaha Illallaah. Inilah yang dibaca oleh 8 Malaikat Pemikul 'Arsy. 

Kalau Para Wali Meninggal dan di Dunia udah gak ada yang Baca Laa Ilaaha Illallaah, maka Tiang 'Arsy Bergoyang dan Dunia Kiamat. 

Lisan itu Menerjemahkan Isi Qalbu, jadi Intinya ada di Qalbu. Tidak ada Thariqat Sufi melainkan Melalui Jalur Sayyidina Ali 

Dzikir kita Belum Menyentuh Qalbu karena belum disuapi oleh Ahlinya. Maka Bergurulah, Ikuti Metodenya. Kita kalau Berguru ada Adab dan Akhlaqnya. 

Fungsi 'Ulama atau Mursyid untuk Mengingatkan Syahadat itu kepada Qalbu Orang. Kalau Mursyid gak pernah Merasakan Bergetar ketika Dzikir, bagaimana dia bisa Mengantarkan Muridnya kepada Allaah? 

Dzikir itu Sesuaikan Kondisinya. Kalau Kondisinya gak memungkinkan, maka Dzikir Lembut Lebih Afdhal. 

Kita Gak Boleh Su'udzan sama Habaib apapun yang terjadi. Bisa Gugur itu Thariqah kalau kita Su'udzan.

Sumber WAG : Dakwah Buya Arrazy Hasyim

21 Agustus 2021 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Mursyid dan Dzikir". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait