Wahdatul Wujud Dapat Dimaknai Tiga Penafsiran

Wahdatul Wujud - Kajian Islam Tarakan

WAHDATUL WUJUD

[Baca jangan hanya like saja supaya saya dapat pahala 🙂]

Secara detail pembahasan, terma atau istilah "wahdatul wujud" dapat dimaknai tiga penafsiran. Yang dua shahih dan yang satu batil secara ijma'. Kesalahan kaum awam, spesifiknya para pencaci dan pemfitnah kaum sufi, menganggap bahwa wahdatul wujud adalah akidah para sufi dan lalu istilah tersebut dimaknai dengan makna yang batil. 

Makna Pertama

Wahdatul wujud sebagai keyakinan bahwa yang wujud haqiqi dan yang wajibul wujud [wajib ada] adalah Allah. Sementara wujudnya selain Allah, seperti makhluk ciptaan-Nya, adalah atsar atau efek dari kewujudan-Nya. Makna ini shahih dan merupakan akidah kaum muslimin. 

Makna Kedua

Wahdatul wujudnya kaum sufi. Yaitu satu keadaan bagi seseorang disebabkan cinta dan kuatnya ketergantungan kepada Allah serta intuisi dan hatinya telah dikuasai rasa keagungan Allah dan sifat Kibriya'-Nya. Dari itu, ia merasa bahwa selain Allah adalah murni ketiadaan dan sirna. Walaupun demikian, ia tetap meyakini kewujudan selain Allah dan tetap mengikatkan diri kepada syariat. 

Memang terkadang [tidak semua] karena kuatnya rasa itu, mereka terlepas dari syariat dan muncul darinya perkara atau ucapan yang menyelisihi syari'at, tetapi saat itu mereka sedang mabuk kepayang dikuasai ma'rifatnya kepada Allah. [Qultu: Syaikh Abdul asy-Sya'rani menyebut orang seperti ini sudah tidak berakal atau seperti orang gila atau majdzub atau Imam Abul Qasim an-Naisaburi menyebut uqala'ul majanin]

Wahdatul wujud makna kedua ini bukanlah akidah dan juga bukan ilmu yang memiliki batasan-batasan, tetapi satu keadaan yang menguasi akal ikhtiyar seseorang yang datang dan kemudian bisa pergi, dengan bukti mereka menyebut sebagai maqamat yang dilewati para salik untuk menuju ke maqamat yang lain. Dan ciri-ciri akidah tidaklah seperti itu. 

Menurut sebagian ulama', wahdatul wujud sufi ini lebih tepat disebut dengan wahdatus syuhud. 

Makna Ketiga

Wahdatul wujud falsafat. Yaitu satu keyakinan bahwa setiap yang wujud adalah Allah dengan jalan Allah masuk kedalamnya [hulul] atau menyatu dengannya [ittihad] atau mengingkari kewujudan selain Allah sehingga mengingkari mukallaf, nabi, syariat, syurga dan lain-lain. Keyakinan ini adalah kufur dan mengeluarkan dirinya dari Islam dengan kesepakatan ulama', baik yang meyakini ini adalah filsuf atau sufi yang terpengaruh falsafat.

Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur

Kajian· 26 Juli 2021 pada 14.59  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Wahdatul Wujud Dapat Dimaknai Tiga Penafsiran". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait